Operasi Bersenjata Gabungan Berhasil Kuasai Markas Pemberontak di Papua

Operasi bersenjata gabungan yang dilakukan oleh TNI-Polri menewaskan dua separatis.

dok. TPNPB-OPM
Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali merilis nasib dan keberadaan pilot Susi Air Philip Mark Marthens, Jumat (12/4/2024).
Rep: Bambang Noroyono Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, PANIAI — Operasi Damai Cartenz di Papua berhasil menguasi salah satu markas kelompok separatis bersenjata di Kampung Bibida, Distrik Bibida, Kabupaten Paniai. Operasi bersenjata gabungan yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri di Provinsi Papua Tengah itu juga menewaskan dua separatis yang salah satunya teridentifikasi sebagai Danis Murib alias Baganiok Murib (BM) terduga anggota separatis kelompok bersenjata Papua Merdeka Undius Kogoya.

Baca Juga

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Faizal Ramadhani mengatakan, operasi gabungan yang dilakukan TNI-Polri itu digelar sejak Jumat (14/6/2024) di sejumlah kawasan di Paniai. Pasukan gabungan dari prajurit Angkatan Darat (AD) Kodam XVII/Cenderawasih bersama Polda Papua itu mendapati satu titik lokasi yang dijadikan lokasi persembunyian kelompok separatis di Kampung Bibida.

“Dan dari operasi gabungan tersebut, Operasi Damai Cartenz, Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua berhasil menduduki markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Bibida-Paniai,” begitu kata Kombes Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, pada Senin (17/6/2024).

Dari operasi gabungan tersebut, sempat terjadi kontak tembak. “Dan kami berhasil melumpuhkan satu KKB kelompok Undius Kogoya, yang setelah diidentifikasi sebagai Baganiok Murib yang selama ini aktif melakukan aksi-aksi kriminal bersenjata yang menjadikan masyarakat biasa sebagai korban,” begitu kata Kombes Faizal.

Dari penyisiran di lokasi yang menjadi markas separatis tersebut, pasukan gabungan mengamankan sejumlah barang-barang bukti. Di antaranya berupa senapan angin sebanyak tiga pucuk, amunisi kaliber 5,66 milimeter (mm) sebanyak dua butir, dan amunisi kalibet 7,62 mm sebanyak dua butir. TNI-Polri juga menemukan adanya satu unit drone beserta remote control, serta dua bilah parang, enam pucuk tombak tajam, serta empat buah sangkut.

Pasukan gabungan juga menemukan sejumlah peralatan komunikasi yang selama ini diduga digunakan kelompok separatis dalam berhubungan. Yaitu dengan temuan tujuh buah handphone (HP), serta radio handytalkie (HT), serta bukti lain yang memastikan markas tersebut adalah tempat persembunyian separatis. “Yaitu dengan ditemukannya delapan bentuk atribut KKB, serta dokumen-dokumen, juga perlengkapan-perlengkapan pertempuran lainnya,” begitu kata Kombes Faizal.

Kombes Faizal mengatakan, usai penguasaan atas Kampung Bibida, pasukan gabungan memperluas perimeter operasi dengan melakukan penyisiran di Kampung Udigimi. “Dan dari penyisiran di Kampung Udigimi, kami menemukan satu jenazah lainnya yang diduga juga sebagai anggota KKB,” begitu kata Kombes Faizal. Kata dia, satu jenazah tersebut dievakuasi ke RSUD Paniai. Akan tetapi, belum diketahui identitas dari jenazah tersebut.

Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno menerangkan, operasi gabungan TNI-Polri kali ini dilakukan sebagai upaya penegakan hukum terhadap kelompok separatis bersenjata yang selama ini kerap melakukan aksi-aksi kriminal terhadap warga sipil di Paniai. Kata dia, dalam sepekan terakhir aksi-aksi sepihak kelompok bersenjata di Paniai sepihak melakukan penyerangan-penyerangan juga terhadap personel-personel keamanan TNI-Polri.

“Saat ini tim kami masih terus melakukan penindakan dan penegakan hukum secara tegas dan terukur terhadap KKB di Paniai, yang kami ketahui melarikan diri ke arah hutan ke wilayah Intan Jaya,” begitu kata AKBP Bayu.

Meskipun diketahui berhasil melarikan diri, kata AKBP Bayu, pasukan bersenjata gabungan TNI dan Polri tetap akan melakukan pengejaran. “Aparat TNI-Polri tetap akan melakukan pengejaran terhadap anggota-anggota KKB yang selama ini melakukan aksi-aksi meresahkan di masyarakat,” begitu kata AKBP Bayu.

OPM bertanggung jawab atas tewasnya Prajurit TNI ...

 

Operasi gabungan TNI-Polri di Distrik Bibida, di Papua Tengah tersebut sebetulnya respons militer atas serangan kelompok separatis Papua Merdeka yang melakukan penembakan terhadap satu anggota Koramil 1717/01 Sinak di Papua Tengah pada akhir pekan lalu. Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan TPNPB-OPM bertanggung jawab atas tewasnya Praka Hendrik Fonataba yang ditembak pada Sabtu (15/6/2024) kemarin.

“Kami pasukan TPNPB-OPM bertanggung jawab atas eksekusi mati terhadap anggota TNI berpangkat Praka di Sinak,” begitu kata Sebby dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (17/6/2024).

Kata dia, penyerangan yang dilakukan kelompoknya itu bukan cuma terjadi di Distrik Sinak, melainkan juga di wilayah perkampungan Timida. “Kami juga melakukan sejumlah serangan-serangan terhadap militer Indonesia di Kampung Timida,” begitu kata Sebby.

Namun, dia mengingatkan, operasi balasan yang dilakukan oleh TNI-Polri di Distrik Bibida sudah menyasar masyarakat sipil. “Pen-drop-an pasukan militer Indonesia berskala besar di Distrik Bibida telah menyebabkan seluruh warga di sana mengungsi,” kata Sebby. TPNPB-OPM kata Sebby siap dengan segala bentuk penyerangan yang dilakukan pihak TNI-Polri di wilayah-wilayah peperangan di Papua.

 
Berita Terpopuler