Cium Kejanggalan, Pakar: Ada Tiga Heli, Kenapa Helikopter Presiden Iran Raisi yang Jatuh?

Delegasi Iran pimpinan Brigadir Ali Abdollahi sidik sebab jatuhnya helikopter Raisi.

EPA-EFE/AZIN HAGHIGHI/MOJ NEWS
Lokasi jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Raisi.
Rep: Teguh/Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHEREN --  Teka-teki penyebab jatuhnya helikopter yang ditumpangi Presiden Iran Ibrahim Raisi masih menjadi misteri. Sejumlah analisis memperkirakan jatuhnya pesawat disebabkan oleh faktor cuaca yang berkabut dan kendala mekanis. 

Baca Juga

Namun spekulasi lain mempertanyakan kemungkinan keterlibatan intelijen Israel dalam kejadian tersebut.  Salah satu pertanyaan itu disampaikan Michael Maloof seorang, pensiunan analis keamanan senior Ketika ditanya oleh Sputnik dalam program, 'The Critical Hour on Monday', kemarin. 

"Ada tiga helikopter terbang berjajar bersamaan, satu tiba-tiba jatuh. Tidak ada mayday. Tidak ada (tanda apapun)," ujarnya. 

Kalaupun kondisi itu berkabut, kata ia, bagaimana mungkin dua helikopter lainnya dapat balik dengan selamat. "Tapi tidak dengan Presiden?" katanya.

Delegasi Raisi Bersama Menlu terbang di atas Provinsi Azerbaizan Timur, Iran. Mereka melalui wilayah yang berbatasan dengan Azerbaijan, sekutu dekat Israel. 

Israel telah membantah terlibat dalam kasus kecelakaan helikopter dan kematian Raisi.  Namun Maloof memberi catatan, Israel punya sejarah ditengarai terlibat dalam operasi rahasia di Iran termasuk dalam kasus pengeboman jaringan pipa hingga pembunuhan ilmuwan nuklir. 

"Ada peristiwa lain yang terjadi di negara-negara Barat, termasuk percobaan pembunuhan terhadap perdana menteri Slowakia, jadi ini tidak terjadi secara terpisah, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi," katanya berspekulasi. 

Pada hari yang sama Ketika Presiden Iran tewas dalam kecelakaan helikopter, pemerintahan Republik Demokratik Kongo mengaku telah menggagalkan upaya kudeta. Sebanyak 50 orang telah ditangkap, termasuk tiga warga Amerika. 

Lakukan investigasi

Presiden Iran Ibrahim Raisi dipastikan meninggal dunia setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh dan menabrak tebing di hutan Dizmar, Provinsi Azerbaizan Timur, Iran. Menteri Luar Negeri Amirabdollahian juga dilaporkan ikut tewas dalam kecelakaan tersebut.  Dalam pencarian tampak bagaiman helikopter jatuh hancur dan terbakar. 

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jendral Mohammad Bagheri menugaskan delegasi tingkat tinggi untuk menyelidiki kasus jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi beserta tim pendampingnya. Delegasi itu, yang dipimpin Brigadir Ali Abdollahi, sudah diberangkatkan ke lokasi kejadian dan memulai penyelidikan.

Sementara itu di media sosial ramai tagar Mossad atau badan intelijen Israel. Tagar Mossad diposting hingga 117 ribu dan masuk dalam popular dunia.  Otoritas Zionis seperti diketahui merupakan musuh berat Iran. Beberapa kali mereka terlibat perseteruan. 

Apalagi beberapa waktu lalu, Teheran yang digawangi oleh Raisi dan Khamenei sempat meluncurkan rudal ke arah Israel sebagai balasan terhadap serangan kedubes Iran.  

Salah satu desas-desus yang beredar di jaring media sosial adalah pilot yang membawa helikopter Presiden Iran adalah agen Mossad bernama Eli Koptar.  Tentu laporan ini belum dapat terkonfirmasi, dan justru menjadi bahan ejekan  

Sejumlah pejabat Israel secara tidak resmi membantah negaranya terlibat dalam insiden kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ibrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian.

"Sumber tidak resmi telah mengklarifikasi bahwa Israel tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam kecelakaan helikopter yang dilaporkan terjadi karena kondisi cuaca buruk,’’ sebut laporan media Israel ynetnews.com.

Para pejabat senior Israel mengatakan bahwa kematian Raisi dan Amir-Abdollahian diperkirakan tidak akan berdampak pada Israel atau kebijakannya terhadap Republik Islam. Satu-satunya konsekuensi potensial bergantung pada siapa yang akan menggantikan ibrahim Raisi. 

Seorang netizen lain mengatakan, orang-orang terlalu banyak memberikan 'kredit' ke Mossad pada kejadian ini. Penghargaaan yang dengan senang hati mereka terima. 

Padahal jika mau lihat lebih jauh, helikopter Raisi terbang di tengah pegunungan dalam kabut yang sangat tebal. Kondisi itu ditambah dengan sanksi komponen pesawat yang sudah dijatuhkan selama 45 tahun. Jadi ini kesalahan mekanis atau pilot. 

Dikutip dari CNN, pengamat militer Cedric Leighton mengatakan Bell 212 merupakan helikopter yang mulai beroperasi pada tahun 1960-an. Menurutnya sulitnya mendapatkan suku cadang turut menjadi penyebab kecelakaan.

Leighton yang merupakan pensiunan kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengatakan Bell 212 awalnya diproduksi di AS kemudian diproduksi di Kanada.

"Helikopter itu pertama kali diperkenal di akhir masa kekuasaan Shah pada tahun 1976 dalam bentuk komersial dan sudah beroperasi sebelum beroperasi di militer AS," kata Leighton, Senin (20/5/2024).

"Jadi sebenarnya awal dari jenis helikopter khusus ini mungkin paling awal pada akhir tahun 1960-an," tambahnya. 

"Jadi kemungkinan suku cadang jelas menjadi masalah bagi Iran."

Menurut Leighton dalam kasus ini masalah khusus cadang, sanksi-sanksi Barat terhadap program nuklir Iran dan cuaca yang sangat buruk beberapa hari terakhir di wilayah barat laut Iran berperan dalam kecelakaan helikopter Raisi dan rombongan.

"Semua itu, menurut saya, berkontribusi pada serangkaian insiden dan serangkaian keputusan yang dibuat oleh pilot dan bahkan mungkin presiden sendiri ketika harus menerbangkan pesawat ini… Dan sayangnya bagi mereka, akibatnya adalah kecelakaan ini,” kata Leighton.

“Presiden Raisi, menteri luar negeri dan semua penumpang di dalam helikopter tewas dalam kecelakaan itu,” kata seorang pejabat senior Iran yang tidak bersedia tidak disebutkan namanya pada kantor berita Reuters.

 

 

 
Berita Terpopuler