Sering Kurang Tidur di Usia Muda Bisa Bahayakan Kesehatan Jantung

Berapa durasi tidur yang ideal dalam sehari?

www.freepik.com
Pria tidur (Ilustrasi). Ada banyak bukti yang mengindikasikan bahwa kurang tidur berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di usia muda, banyak orang merasa kuat dan baik-baik saja meski hanya mendapatkan tidur malam yang relatif singkat. Padahal, kurang tidur yang terjadi secara terus-menerus di usia muda bisa membahayakan kesehatan jantung di masa mendatang.

"Ada banyak bukti yang mengindikasikan bahwa kurang tidur berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang," papar Dr Anne Marie Chang dari Penn State University, seperti dilansir The Sun pada Ahad (13/8).

Studi terbaru yang dilakukan oleh Dr Chang dan tim juga menunjukkan bukti yang serupa. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine ini melibatkan 15 pria dewasa yang sehat dengan rentang usia 20-35 tahun sebagai partisipan.

Selama 11 hari, para partisipan menjalani pengukuran tekanan darah dan detak jantung. Pengukuran ini dilakukan setiap dua jam.

Di tiga malam pertama, para partisipan diminta untuk tidur selama 10 jam per malam. Lalu di lima malam berikutnya, para partisipan hanya diperbolehkan tidur selama lima jam per malam. Di dua malam berikutnya, yaitu malam pemulihan, para partisipan diperbolehkan untuk kembali tidur selama 10 jam per malam.

Dari studi ini, tim peneliti menemukan bahwa durasi tidur yang pendek di malam hari bisa memicu peningkatan detak jantung yang cukup signifikan. Sebagai perbandingan, rerata detak jantung para partisipan di awal studi adalah 69 denyut per menit. Namun di akhir studi, setelah mereka tidur lima jam per malam selama lima hari, detak jantung rata-rata dari para partisipan hampir mencapai 78 denyut per menit.

Peningkatan serupa juga terlihat pada tekanan darah para partisipan. Durasi tidur yang singkat menyebabkan tekanan darah sistolik para partisipan meningkat sekitar 0,5 mmHg per hari. Peningkatan ini membuat rerata tekanan darah sistolik para partisipan naik dari 116 mmHg menjadi 119,5 mmHg.

Baca Juga

Tim peneliti mengungkapkan bahwa peningkatan detak jantung dan tekanan darah para partisipan berlangsung cukup lama. Meski durasi tidur mereka dikembalikan menjadi 10 jam per malam selama dua hari, detak jantung dan tekanan darah para partisipan masih belum menurun seperti di awal studi.

"Meski mendapatkan kesempatan tambahan untuk beristirahat, di pekan terakhir studi, sistem kardiovaskular mereka belum membaik," jelas ketua tim peneliti David Reichenberger.

Seperti diketahui, tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit jantung. Tekanan darah yang tinggi akan merusak pembuluh darah dan menurunkan elastisitasnya, sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung menjadi terganggu.

Berdasarkan temuan ini, Dr Chang menilai kecenderungan kurang tidur yang terjadi secara terus-menerus di usia muda bisa membuat seseorang lebih berisiko terhadap penyakit kardiovaskular di masa mendatang. Oleh karena itu, Dr Chang merekomendasikan orang-orang untuk menjaga kecukupan tidur mereka sedini mungkin.

Menurut rekomendasi National Health Service, orang dewasa membutuhkan tidur sekitar 7-9 jam per malam. Sedangkan anak-anak membutuhkan tidur sekitar 9-13 jam per hari.

 
Berita Terpopuler