Ingat Ini Supaya Lari Bebas Cedera

Bagaimana kalau ingin berlari ketika sedang flu atau tidak enak badan?

Republika/Ani Nursalikah
Pelari berpartisipasi dalam Pocari Sweat Run 2023 di Bandung, Jawa Barat, Ahad (30/7/2023).
Rep: Ani Nursalikah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berlari dengan nyaman dan tanpa cedera sejatinya menjadi tujuan dari pelari. Sayangnya, masih banyak pelari yang memaksakan diri sehingga lari menjadi tidak maksimal, bahkan menimbulkan cedera.

Pelatih lari bersertifikat Andriyanto berbagi kiat agar pelari bisa menikmati berlari dan bebas dari cedera. Menurutnya, hal yang paling penting untuk menghindari cedera adalah berlari ketika tubuh sedang dalam kondisi bugar.

"Kedua, berhenti kalau lelah. Mereka yang punya teknik baik juga bisa cedera. Pelari elite juga cedera," katanya kepada Republika.co.id saat ditemui di Asics House Bandung, Jumat (28/7/2023).

Bagaimana dengan berlari ketika sedang flu? Coach Andry, sapaan akrabnya, mengatakan jika sedang flu sebaiknya tidak usah latihan.

Sebenarnya, di dunia lari ada dua pandangan terkait hal tersebut, yakni mereka yang berpendapat silakan lari saat flu dan mereka yang berpendapat tidak usah lari.

"Saya di mazhab yang nggak usah lari. Tapi kalau kamu merasa nyaman lari saat sedang flu, lari aja tapi batasi 30 menit dan santai," katanya yang juga melatih tim marathon di Asics Running Club.

Baca Juga

Coach Andri menekankan, patokannya adalah jika lelah, berhenti. Jangan lakukan latihan interval atau lari jarak jauh (long run).

"Risikonya tinggi. Kalau kamu maksa lebih baik kamu tidur," katanya.

Coach Andri mengatakan tujuan lari ada dua, yaitu untuk kesehatan dan kebugaran serta performance. Mengacu ke standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk kesehatan kita cukup melakukan olahraga aerobik selama 150 menit. Jika dibagi lima hari, maka olahraga selama 30 menit sudah cukup.

 
Berita Terpopuler