Turunkan Risiko Sakit Jantung, Lansia Butuh Nutrisi Lengkap dan Harus Aktif Bergerak

Risiko penyakit jantung semakin bertambah seiring dengan meningkatnya usia

Republika/Rakhmawaty La'lang
Kegiatan olahraga rutin diharapkan dapat meningkatkan kesehatan lansia, menurunkan risiko penyakit jantung.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Badai Bhatara Tiksnadi, menjelaskan risiko penyakit jantung semakin bertambah seiring dengan usia yang meningkat. Usia adalah faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, seperti juga jenis kelamin dan genetik.

"Namun, ada faktor risiko lain yang sebenarnya bisa dimodifikasi oleh seseorang, salah satunya gaya hidup," kata dr Badai dalam webinar kesehatan, disimak di Jakarta, Ahad (29/5/2022).

Pada usia 60 tahun ke atas, Badai mengungkapkan bahwa populasi pasien yang sakit jantung itu 4,6 persen atau tiga kali lipat lebih tinggi daripada rata-rata keseluruhan. Di bidang hipertensi, kondisi yang juga sebagai faktor risiko sakit jantung itu meningkat seiring dengan usia di atas 65 tahun.

"Itu prevalensinya adalah 65 persen juga, yang juga tinggi sekali," ujar dr Badai.

Dr Badai mengatakan, penyakit jantung masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada 2019. Berdasarkan data dari WHO, ada sekitar 8,9 juta kematian disebabkan penyakit jantung. Angkanya lebih tinggi daripada strok, kanker, atau infeksi.

Sementara itu, dokter spesialis kedokteran olahraga, Andi Kurniawan, mengingatkan bahwa olahraga, jatung, dan massa otot merupakan tiga bagian yang sangat penting dan berkaitan. Olahraga bermanfaat bagi kesehatan jantung dan bisa menjaga massa otot.

"Kalau kita bicara tentang hari lanjut usia, semakin bertambahnya usia, maka fungsi jantung akan menurun terus, kemudian massa ototnya juga akan berkurang. Ini penting sekali untuk menjaga, terus melakukan aktivitas fisik, terutama nutrisi juga itu jadi penting sekali," kata dr Andi.

Dr Andi mengatakan, lansia harus tetap aktif dan fit untuk menjaga kualitas hidupnya. Karena ketika lansia masih bisa bergerak, maka fungsi jantung dan baik ototnya baik, sehingga kualitas hidup akan jadi lebih baik.

Dr Andi membuat modul "30 Minutes Everyday" sebagai panduan lansia bergerak. Ada di gerakan yang cukup lengkap untuk melatih kebugaran lansia, mulai dari pemanasannya, kardio, latihan kekuatan otot, hingga keseimbangan.

"Lansia itu kan fregile (rentan), artinya mudah jatuh dan kekuatan ototnya berkurang, keseimbangannya berkurangnya, nah itu kita buat untuk meningkatkan kekuatan ototnya, keseimbangan, dan juga fungsi kardionya," ujar dr Andi.

Dokter spesialis gizi klinis, Cindiawaty Josito Pudjiadi, menjelaskan bahwa pemilihan nutrisi lengkap dan seimbang itu nomor satu alias tidak ada tawar menawarnya. Dengan bertambahnya usia, dr Cindi mengatakan lansia sering tidak sanggup memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama protein.

"Kalau nggak lengkap, tentu saja (sistem tubuh) ada yang rusak. Kalau rusak, maka proses penuaan semakin cepat. Nah, kalau untuk menunda proses penuaan maka perlu nutrisi lengkap," kata dr Cindi.

Selain memenuhi protein, karbohidrat, dan serat, dr Cindi mengingatkan untuk mengonsumsi lemak baik, misalnya dari minyak zaitun. Lansia juga dapat mengunsumsi ekstrak zaitun yang sangat baik untuk kesehatan, karena mengandung hidroksitirosol.

Hidroksitirosol dapat membantu menjaga kesehatan jantung, antioksidan, dan antiinflamasi. Ini menjadi nutrisi membantu memaksimalkan lansia tetap hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

 
Berita Terpopuler