Hidangan Sarapan-Makanan Penutup Ini Terkait Langsung dengan Risiko Kanker

Peneliti melihat ada kaitan langsung antara makanan tertentu dan risiko kanker.

Needpix
Sereal sarapan (Ilustrasi). Studi yang terbit di jurnal Nutrition and Cancer pada 2008 mengungkap bukti adanya kaitan langsung antara mengidap kanker dengan konsumsi sereal olahan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan antara kanker dan pola makan amat kompleks dan telah menjadi bahan penelitian para ilmuwan. Ada semakin banyak bukti yang menemukan kaitan langsung kelompok makanan tertentu dan peningkatan risiko kanker.

Salah satunya adalah studi yang terbit di jurnal Nutrition and Cancer. Penelitian yang dipublikasikan pada 2008 itu mengungkap bukti adanya relasi langsung antara mengidap kanker dengan konsumsi sereal olahan.

Sereal olahan telah melalui tahap pemrosesan tertentu sehingga kehilangan sejumlah nilai gizinya. Produk turunannya termasuk yang hidangan yang biasa dijadikan makanan sarapan hingga makanan pencuci mulut, mulai dari kue, roti putih, pasta, muffin, biskuit manis atau gurih, sereal sarapan gandum halus, panekuk, wafel, dan piza.

Secara spesifik, studi menyoroti dampak berbagai macam makanan dan minuman pada jenis kanker tertentu, yaitu kanker perut. Para peneliti menganalisis data dari studi kasus-kontrol yang dilakukan di Italia antara 1997-2007.

Mereka menganalisis data 230 subjek dengan kanker perut (143 laki-laki dan 87 perempuan dengan rentang usia 22-80 tahun). Terdapat pula peserta di kelompok kontrol sebanyak 547 orang (286 laki-laki dan 261 perempuan dengan rentang usia 22-80 tahun) yang dirawat di rumah sakit karena penyakit non-neoplastik akut.

Neoplasma adalah pertumbuhan abnormal sel-sel dalam tubuh, juga digambarkan sebagai tumor. Ada relasi langsung yang diamati peneliti antara konsumsi sereal olahan dengan risiko kanker perut.

Tim periset menerapkan analisis statistik dengan cara mencermati lima kelompok yang sama pada populasi, dibagi menurut distribusi nilai variabel tertentu. Tren terbalik dalam risiko diamati dari asupan sayuran dan buah.

"Hasil penelitian ini mengonfirmasi peran protektif sayuran dan buah terhadap kanker perut dan menunjukkan efek merugikan dari sereal (olahan) pada neoplasma," ujar para peneliti lewat studinya, dikutip dari laman Express.co.uk, Selasa (15/2/2022).

Penelitian lain yang diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition punya hasil serupa. Makanan dari biji-bijian olahan diketahui berhubungan langsung dengan risiko kanker rongga mulut dan faring.

Baca Juga

Meskipun mengakui adanya kausalitas dan interpretasi biologis, para peneliti tetap terbuka untuk diskusi. Menurut Cancer Research di Inggris, apapun yang bersifat karsinogen artinya dapat menyebabkan kanker.

Bahan makanan karsinogenik disebut tidak banyak, beberapa di antaranya adalah daging olahan dan daging merah yang dapat meningkatkan risiko kanker usus.

Sementara itu, masih ada sejumlah mitos yang beredar mengenai makanan atau minuman yang dianggap ampuh mencegah kanker. Misalnya, sebagian orang percaya teh hijau dapat mengurangi risiko kanker.

Padahal, meski mengandung katekin (antioksidan yang tampaknya menghentikan pertumbuhan tumor pada tikus), hasil dari penelitian besar belum membuktikan teh hijau mengurangi risiko kanker pada manusia. Kanker pun masih menjadi momok bagi kesehatan.

Gejala kanker kerap tidak kentara atau tidak terdeteksi sama sekali di awal. Secara umum, gejalanya meliputi rasa sakit atau sakit yang tidak dapat dijelaskan, banjir keringat di malam hari, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, benjolan yang tidak biasa, dan kelelahan.

 
Berita Terpopuler