Hari Kanker Sedunia, Ini Para Pemain Bulu Tangkis yang Pernah Berjuang Melawan Kanker

Legenda bulu tangkis Indonesia, Verawaty Fajrin meninggal setelah menderita kanker paru-paru.

.
Rep: Bilal Ramadhan Red: Partner

Kanker (ilustrasi)

Hari Kanker Sedunia diperingati tiap tanggal 4 Februari. Pada peringatan ini, selalu diinformasikan bagaimana kita selalu waspada terhadap penyakit ganas tersebut.

Di lingkungan olahraga, khususnya bulu tangkis, ternyata ada dua pemain yang pernah bergelut melawan kanker. Siapa sajakah mereka?

1. Lee Chong Wei

Penyakit kanker menghentikan langkah pemain legenda asal Malaysia, Lee Chong Wei. Padahal meski usia tak lagi muda, pemain yang kerap disapa LCW ini tetap tak mudah dikalahkan dalam turnamen-turnamen kelas dunia.

Penyakit kanker hidung yang dialami LCW terdeteksi saat kembali dari Indonesia Terbuka pada Juli 2018. Dia kemudian menjalani pengobatan kanker di Cina Taipei.

LCW kembali ke Malaysia pada Oktober setelah menjalani perawatan di Cina Taipei selama hampir tiga bulan. Pada November 2018, pengoleksi tiga gelar juara dunia tersebut dinyatakan telah terbebas dari kanker hidung.

Dia kemudian kembali berlatih untuk kembali turun ke sejumlah turnamen. Namun, kesehatan pula yang menjadi alasannya untuk memutuskan gantung raket. Pada 13 Juni 2019, dan dengan berlinang air mata, LCW menyatakan pensiun. Karena jika terus berlatih, LCW akan berpotensi kembali menghadapi kanker hidungnya.

Prosesi pemakaman Verawaty Fajrin

2. Verawaty Fajrin

Kabar sakit kanker paru-paru yang dialami Verawaty Fajrin disampaikan mantan atlet bulu tangkis, Rosiana Tendean melalui media sosial pribadinya pada 19 September 2021.

“Ratu bulu tangkis Indonesia era 1980-an Verawati Fajrin kini sedang terbaring tak berdaya. Penyakit kanker menggerogoti tubuhnya. Dia sempat menjalani kemoterapi di rumah sakit persahabatan,” tulis Rosiana.

Mendengar kabar bahwa Verawaty mengalami sakit parah, Presiden Joko Widodo, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan bantuan kepada Verawaty.

Perawatan sakit Verawaty kemudian pindah ke RS Dharmais sampai akhir hayatnya. Sebelumnya, sakit kanker paru-paru yang diderita Verawaty tidak terdeteksi. Namun, lambat-laun Verawaty batuk-batuk hingga dilarikan ke rumah sakit.

Dia didiagnosis mengalami kanker paru-paru stadium 3 yang merenggut nyawanya. Penyakit kanker paru-paru yang diderita Verawaty Fajrin diketahui pada Maret 2020.

Dia berjuang melawan kanker, berpindah-pindah dari berbagai rumah sakit, mulai dari RS Adhyaksa, RS Pasar Rebo, RS Polri, hingga RS Dharmais.

Verawaty bisa disebut sebagai pemain putri paling sukses di masanya. Tak hanya itu, dia bermain di tiga sektor dan seluruhnya membuahkan prestasi yang besar untuk namanya.

Di tunggal putri, Verawaty merupakan Juara Dunia 1980. Di ganda putri, Verawaty bersama Imelda Wigoena meraih medali emas Asian Games 1978. Di ganda campuran, Verawaty bersama Eddy Hartono menjadi juara World Cup 1986.

 
Berita Terpopuler