Kampanye Kebencian Targetkan Restoran Muslim di Kerala

Kampanye kebencian menargetkan restoran Muslim di Kerala.

AP/Mahesh Kumar A
Muslim berpartisipasi dalam prosesi untuk menandai Idul Fitri, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, di Hyderabad, India, Selasa, 19 Oktober 2021.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  THIRUVANANTHAPURAM -- Selama sepekan terakhir, pemilik kedai shawarma populer di Thiruvananthapuram Kerala telah menerima pertanyaan tak terduga dari pelanggannya. Mereka menanyakan tentang agama anggota stafnya.  

Baca Juga

Hal itu terjadi karena efek dari kampanye kebencian baru terhadap Muslim. Kali ini, itu berpusat pada klaim 'meludah' ke dalam makanan. "Saya tidak pernah merasa perlu menjelaskan hal-hal yang jelas-jelas hoax. Anggota staf saya, yang menghadapi pertanyaan ini, berasal dari agama yang berbeda," kata pemilik yang tidak mau disebutkan namanya, dilansir dari laman The News Minute pada Rabu (24/11).

Seorang food vlogger yang berbasis di Thiruvananthapuram, Karthik Manikuttan, harus memblokir tag 'thuppal' (meludah) di postingan video. Hal ini dilakukan setelah dia melihat pesan kebencian yang ditargetkan terhadap hotel milik Muslim yang dia dokumentasikan di vlognya.  

"Saya tiba-tiba menemukan komentar seperti 'Thuppal Shawarma', 'Thuppal Biriyani', terutama di bawah video hotel dengan nama Muslim. Beberapa pemilik hotel dan influencer media sosial dengan nama Muslim merasa terancam oleh kampanye yang ditargetkan terhadap mereka," kata Manikuttan.

Kampanye kebencian terbaru terhadap Muslim, yang dirujuk oleh Karthik dan pemilik toko shawarma, dimulai pada awal November. Dalam sebuah video seorang pria Muslim yang diduga meludah ke piring nasi dan kemudian mencampurnya dengan sisa nasi di panci, menjadi viral.

 

 

Banyak yang membagikan video di Kerala, mengklaim pria itu meludah ke makanan. Membantah klaim tersebut, AltNews mengatakan bahwa pria tersebut, seorang maulana (pemimpin agama), tidak meludah tetapi meniup makanan sebagai bagian dari ritual di Uroos (acara Islam pada peringatan kematian seorang pemimpin agama). Acara Uroos diadakan di Tajul Ulama Dargah di Kerala.

Kebetulan, ini bukan satu-satunya video seperti itu.  Beberapa video Muslim meniup ke air dan makanan terus-menerus muncul dari Kerala.

Meski banyak yang mengungkapkan keterkejutan atas video semacam itu. Banyak ulama Muslim yang mengatakan bahwa praktik meniup atau bahkan meludah hanya diikuti oleh sebagian ulama saat upacara keagamaan, dan itu terjadi dalam acara-acara pribadi. Bahkan, Imam Masjid Palayam Dr Suhaib Moulavi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Nabi telah mengatakan seseorang bahkan tidak boleh meniup makanan. Dia juga mencela para ulama yang meniup makanan.

Namun, banyak yang mengabaikan penjelasan atau pembenaran semacam itu. Video viral terbaru justru menjadi bahan utama untuk menyalakan kembali kampanye kebencian yang menargetkan hotel-hotel milik manajemen Muslim di Kerala.

Menariknya, bukan organisasi Hindu tetapi kelompok Kristen radikal yang diduga memulai kampanye ini.  Halaman Facebook seperti 'Soldiers of Cross' menaruh pesan dan daftar hotel Kerala yang menyajikan makanan bebas ludah.  

 

Daftar tersebut termasuk hotel yang dimiliki oleh umat Hindu atau Kristen di distrik Kozhikode yang mayoritas Muslim, termasuk Paragon, Arya Bhavan dan Vasantha Bhavan. Faktanya, baik kelompok Kristen maupun Hindutva telah secara aktif mengedarkan daftar hotel bebas ludah di tingkat distrik dan bahkan wilayah di grup WhatsApp.

 
Berita Terpopuler