Haji Syudja', Pelaksana Teologi Al Maun (I)

Perkembangan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah bermula dari rintisan Haji Syudja

Wihdan Hidayat / Republika
Gedung Museum Muhammadiyah selesai pembangunan di Komplek kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Selasa (17/11). Rencananya museum ini akan diresmikan pada November ini. Museum ini menjadi etalase sejarah dan dinamika pergerakan dakwah Muhammadiyah di masa lalu, masa kini, dan rencana Muhammadiyah di masa depan.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Perkembangan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah tak lepas dari rintisan Haji Muhammad Syudja'. Salah seorang murid generasi pertama Kiai Dahlan yang aktif dalam gerakan kemanusiaan adalah Haji Muhammad Syudja'. Buku 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi menguraikan riwayat tokoh Muhammadiyah itu. 

Baca Juga

Muhammad Syudja' lahir di Kauman, Yogyakarta, pada 1885 M. Waktu itu, ayahnya menjabat sebagai pemimpin (lurah) keagamaan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Bapaknya bernama Raden Kaji Lurah Hasyim.

Syudja' memiliki empat orang saudara. Di antaranya adalah Bagoes Hadikoesoemo (pahlawan nasional) dan Siti Bariyah (ketua 'Aisyiyah pertama). Syudja' memiliki nama kecil Danil atau Daniyalin. Barulah sesudah dirinya melaksanakan ibadah haji, namanya berganti menjadi Sudja', yang berarti 'pemberani.'

Danil alias Syudja' memperoleh pendidikan agama langsung dari orang tuanya. Tiap sore, anak lelaki ini belajar mengaji di Masjid Gedhe Yogyakarta. Selain itu, ia juga pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Wonokromo Yogyakarta. Latar belakang pendidikannya secara formal kurang dapat ditelusuri. Menurut beberapa informasi yang ada, Sudja' sejak kecil dikenal sebagai seorang yang otodidak.

Saat memasuki usia remaja, Syudja' menyaksikan berbagai perkembangan gerakan Islam di Kauman. KH Ahmad Dahlan memotori reformasi pendidikan keagamaan. Syudja' muda dengan penuh semangat mengikuti gerakan yang diinisiasi Kiai Dahlan.

 

 

Pada waktu yang bersamaan, Syudja' juga mengabdi di lingkungan Keraton Yogyakarta. Akan tetapi, perannya sebagai abdi dalem tidak berlangsung lama. Sebab, ia merasa kurang cocok untuk menjalani tugas di istana raja.

Setelah itu, Syudja' semakin mencurahkan perhatian pada aktivitas dakwah yang digerakkan Kiai Dahlan. Pada 1912, Muhammadiyah berdiri. Sudja' menjadi salah seorang anggota angkatan pertama.

Sejak awal, ia memang tertarik pada gerakan pembaruan Islam yang diusung Muhammadiyah. Banyak pula teman dan saudara kandungnya di Kauman yang mengiringi langkahnya di organisasi. Sebut saja, Fakhruddin, Bagoes Hadikoesoemo, Zaini, Mukhtar, A Badawi, dan Raden. Hadjid. Para murid generasi awal Kiai Dahlan ini kemudian dikenal sebagai As-Sabiqunal awwalun, orang-orang yang sejak awal menjadi pendukung.

Haji Syudja' yang saat itu sudah aktif di organisasi, pada mulanya memang belum diberikan jabatan struktural dalam Muhammadiyah. Sebab, usianya saat itu dinilai masih terlalu muda.

Pada 1920-an, barulah Syudja' diberi amanah untuk memegang tanggung jawab. Ia mengetuai Bagian Penolong Kesengsaraan Umum (PKU). Badan ini bertugas meringankan beban penderitaan umat Islam melalui berbagai aksi sosial. Ia dipilih lantaran dinilai tangguh serta cermat di antara sesama kader muda dalam merancang kegiatankegiatan sosial.

 

 

Sifat-sifat itu merupakan hasil didikan Kiai Dahlan. Ulama reformis tersebut senantiasa menekankan pentingnya aksi daripada sekadar retorika. Di berbagai kesempatan, sang kiai selalu mengingatkan pengikutnya tentang surah al-Ma'un.

Dalam penafsirannya, firman Allah Ta'ala itu menegaskan kecelakaan bagi orang-orang yang enggan memberi makan pada fakir miskin. Sikap enggan saja disebut celaka, apalagi sampai merampas hak-hak mereka secara tidak adil?

 

Semangat teologi al-Ma'un itulah yang dihayati betul oleh H Syudja'. Da lam usia 35 tahun, dirinya dipandang pantas memimpin Bagian PKU Muhammadiyah saat itu. Pada saat pelantikan, ia menyampaikan rencana membangun rumah sakit, rumah miskin, dan panti yatim. Tak sedikit hadirin yang tiba-tiba tertawa begitu mendengar penuturan Syudja'.

 
Berita Terpopuler