Yuk Baca Tausyiah MUI Menyambut Idul Fitri 1442 H

MUI menyampaikan tausyiah menyambut Idul Fitri 1442 H.

Republika/Thoudy Badai
Ketum KH. Miftahul Akhyar
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan senantiasa mengharap hidayah, inayah, rahmat, taufiq dan ridha Allah SWT menyampaikan tausiyah menyambut Idul Fitri 1442 Hijriyah.

Baca Juga

Mengawali tausiyah menyambut Idul Fitri, Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri kepada seluruh umat Islam di Indonesia dengan diiringi doa taqabbalallahu minna wa minkum kullu ‘aam wa antum bi khair. Semoga amal ibadah selama Ramadhan diterima oleh Allah SWT.

"(MUI) mengajak kepada seluruh umat Islam agar setelah menjalani serangkaian ibadah selama bulan Ramadhan dapat lebih meningkatkan kepatuhannya terhadap ajaran Islam dan kepeduliannya terhadap sesama, terutama kepada kaum dhuafa, fakir-miskin dan anak yatim-piatu terdampak Covid-19, dengan mengeluarkan zakat fitrah, zakat harta, Infaq, sedekah dan wakaf," kata Kiai Miftachul dalam Tausiyah MUI menyambut Idul Fitri yang diterima Republika, Kamis (6/5).

Ia menyampaikan, MUI mengimbau agar dalam pembagian zakat, infak, sedekah dilakukan dengan menyalurkannya melalui lembaga yang resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) lainnya.

Namun apabila hal itu tidak dapat dilakukan, maka dapat disampaikan langsung kepada para mustahik, dengan perencanaan yang baik dan benar, dikoordinasikan dengan aparat keamanan terkait, supaya tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan.

 

 

MUI mengingatkan, merujuk pada serangkaian kejadian melonjak dan tidak terkendalinya kasus penularan Covid-19 di berbagai wilayah dan belahan dunia secara luas.

Maka bersama ini MUI menyerukan seluruh umat Islam pada khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya untuk tetap dan terus meningkatkan kewaspadaan diri terhadap ancaman pandemi Covid-19. Caranya patuh memakai masker saat di luar rumah, rajin mencuci tangan, dan semaksimal mungkin menjauhi kerumunan, meskipun sudah menjalani vaksinasi.

"Menjalani seluruh rangkaian ibadah Ramadhan dan hari raya Idul Fitri serta syiar Islam seperti takbir malam Idul Fitri dengan protokol kesehatan ketat, tidak melakukan kegiatan mudik lebaran demi menjaga keselamatan jiwa diri sendiri, keluarga dan warga sekeliling," ujarnya.

Kiai Miftachul juga mengingatkan agar umat melakukan pembatasan dan pengaturan yang ketat terhadap pelaksanaan shalat Idul Fitri di masjid atau di lapangan. Khususnya di daerah yang memiliki potensi resiko tinggi penyebaran Covid-19 dan daerah rawan yang belum terkendali. Sebagaimana telah ditetapkan oleh Satgas Covid-19 setempat, dianjurkan untuk shalat Idul Fitri di rumah.

 

 

"MUI juga menyarankan, hanya melakukan silaturrahim lebaran melalui sarana virtual, mulai dari phone call hingga video call bagi warga di area yang tingkat potensi resiko penyebaran Covid-19 telah ditetapkan oleh Satgas Covid-19 setempat sebagai zona merah," ujarnya.

Kiai Miftachul menghimbau kepada pemerintah agar tidak ragu mengambil langkah tegas dan bijaksana. Untuk melindungi keselamatan seluruh warga melalui pembatasan mobilitas warga masyarakat.

 

"Menghimbau kepada umat Islam di Indonesia agar merayakan hari raya Idul Fitri dengan senantiasa berdoa untuk keselamatan umat dan bangsa, mengedepankan perilaku terpuji, keamanan dan kenyamanan, menahan diri untuk tidak berperilaku tabdzir, tidak berkumpul dengan banyak orang dan bersilaturrahim yang tidak wajib, serta menjauhi sikap kurang terpuji," jelasnya.

 
Berita Terpopuler