Penggawa Muslim Jadi Pemain Kunci di Euro 2024, Begini Asal Mula Islam Masuk ke Albania

Timnas Albania dihiasi oleh nama-nama Muslim seperti Nedim, Qasim hingga Ramadani.

AP Photo/Andreea Alexandru
Pemain Albania Nedim Bajrami mencetak gol ke gawang Italia pada pertandingan Grup B turnamen sepak bola Euro 2024 di Dortmund, Jerman, Ahad (16/6/2024) WIB. Italia berhasil meraih poin penuh dalam laga itu seusai menang dengan skor 2-1. Gol Italia dicetak Alessandro Bastoni di menit ke-11 dan Nicolo Barella di menit ke-16. Satu gol Albania dicetak oleh Nedim Bajrami di menit pertama pertandingan.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laga seru antara Albania melawan Kroasia dalam lanjutan pertandingan Grup B Euro 2024 di Volksparkstadion, Hamburg, Rabu (19/6/2024) malam WIB berakhir dengen skor 2-2. Kedua tim harus berbagi poin satu angka dalam pertandingan krusial tersebut.

Albania mencetak gol lebih dulu melalui Qazim Laci, yang disamakan Andrej Kramaric. Gol bunuh Klaus Gjasula membuat Kroasia berbalik unggul sebelum dia menebus kesalahannya dengan mencetak gol penyeimbang pada masa injury. Hasil ini membuat Kroasia tetap urutan tiga klasemen Grup B. Luka Modric cs mengantongi satu poin, sama dengan Albania namun kalah selisih gol.

Pemain Italia Giovanni Di Lorenzo berebut bola dengan pemain Albania Arber Hoxha saat pertandingan Grup B turnamen sepak bola Euro 2024 di Dortmund, Jerman, Ahad (16/6/2024) WIB. Italia berhasil meraih poin penuh dalam laga itu seusai menang dengan skor 2-1. Gol Italia dicetak Alessandro Bastoni di menit ke-11 dan Nicolo Barella di menit ke-16. Satu gol Albania dicetak oleh Nedim Bajrami di menit pertama pertandingan. - (AP Photo/Martin Meissner)

Menariknya, timnas Albania dihiasi oleh nama-nama Muslim seperti Nedim, Qasim hingga Ramadani. Nama-nama tersebut bahkan ikut menjadi pemain kunci membawa Kuqezinjtë (Merah dan Hitam) untuk lolos ke putaran final Euro 2024 sebagai juara grup.

Albania atau yang akrab disapa dengan sebutan Shqiperia (tanah air elang), memang tercatat sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di Benua Eropa. Menurut data yang dirilis Pew Research Center, jumlah pemeluk Islam di Albania pada 2010 mencapai 82,1 persen dari total 2,8 juta penduduk negara itu.

Pertumbuhan Islam di Albania..  

Baca Juga

 

 

 

Pertumbuhan Islam di Albania mengalami peningkatan cukup menggembirakan dalam dua dekade terakhir. Pada 1990, populasi Muslim Albania masih berjumlah 2,3 juta jiwa atau sekira 70 persen dari total penduduk. Hari ini, angka tersebut meningkat menjadi 2,6 juta jiwa.

Pew Research Center memprediksikan, jumlah penganut agama Islam di Albania bakal terus meningkat pada 2030 menda tang menjadi 2,84 juta jiwa atau 83,2 persen dari total penduduk negara itu.

Fakta ini menjadi tamparan keras bagi diktator komunis Enver Hoxha. Saat berkuasa dulu, ia pernah sesumbar Albania sebagai "satu-satunya negara yang tidak beragama di dunia". Namun, justru kenyataannya saat ini Albania menjadi satu-satunya negara Eropa yang terdaftar sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Masjid Agung Tirana di Albania sedang memasuki proses perampungan bangunan. - (Wikipedia)

Editor BBC Amerika Utara, Mark Mar dell, yang pernah melakukan perjalanan ke Tirana beberapa tahun lalu menuturkan, karakteristik kaum Muslimin Albania hari ini memiliki perbedaan cukup mencolok dibandingkan dengan negara-negara Islam di belahan dunia lainnya. "Meski saya dapat mendengarkan suara azan di kota ini, budaya Eropa tampaknya lebih menonjol di Albania. Tidak ada jilbab yang terlihat di sini apalagi burka," ujarnya.

Jasa Ottoman...

Catatan sejarah mengungkap, Islam mulai masuk ke Albania semasa pemerintahan Dinasti Ottoman pada abad ke-14. Ketika itu, negeri tersebut masih didominasi Kristen.

Di wilayah utara Albania, penyebaran Islam lebih lambat karena adanya perlawanan keras dari Gereja Katolik. Namun, di beberapa kawasan lainnya, pengaruh Islam berkembang cukup pesat.

Pada akhir abad ke-17, Islam menjadi agama mayoritas di pusat-pusat perkotaan wilayah tengah dan selatan Albania. Adanya kelas elite Muslim yang bergelar pasha dan bey, memainkan peranan penting dalam kehidupan politik dan ekonomi Ottoman ketika itu. Karier birokrat itu pun menjadi pilihan yang menarik bagi sebagian besar warga Albania sehingga mereka pun berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Hari ini, umat Islam di Albania terbagi menjadi dua kelompok utama. Pertama, pengikut Mazhab Ahlussunnah (Suni). Sedangkan, yang lainnya merupakan pengikut ajaran tasawuf Bektashi yang masuk ke Albania melalui para darwis (sufi) selama periode Ottoman, terutama antara abad ke-18 dan ke-19.

Secara historis, kelompok Muslim Suni memiliki basis yang kuat di wilayah utara dan tengah Albania. Selain itu, komunitas Bektashi lebih terkonsentrasi di kawasan selatan negara itu.

Sebagian besar kalangan Islam arus utama menganggap Tarekat Bektashi sebagai aliran sesat. Namun demikian, sejarawan asal Inggris, David Nicolle, mengungkapkan dalam karyanya The Janissaries (Elite), penduduk Albania pada masa pemerintahan Ottoman justru mulai memeluk Islam secara bertahap melalui ajaran tasawuf tersebut.

Selama Dinasti Ottoman berkuasa, banyak pengikut ajaran Bektashi di Albania yang direkrut menjadi tentara elite Yanisari. Pada masa-masa selanjutnya, pengaruh aliran tarikat ini di tubuh Yanisari pun semakin menguat. Bahkan, pada pengujung abad ke-16 Bektashi telah menjadi semacam sistem kepercayaan resmi di korps militer tersebut.

Tahun 1826, Sultan Mahmud II membubarkan Yanisari dan menyatakan Bek tashi sebagai aliran terlarang di seluruh wilayah Kesultanan Ottoman. Sejak saat itu, pengaruh komunitas Bektashi mulai bergeser ke Albania selatan.

Pada akhir abad ke-19, para pemimpin kelompok ini memainkan peran kunci dalam gerakan nasionalis Albania, di samping giat melakukan kampanye toleransi antarumat beragama di negeri tersebut. Albania melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Ottoman pada 1923.

Masjid Suleymaniye di Istanbul, Turki. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Utsmaniyah. - (Anadolu Agency)

 
Berita Terpopuler