Kisah Mualaf Soal Kebenaran Alquran dan Secarik Pesan Ibunda

Dalam Alquran, Ia menemukan hanya ada satu Tuhan yang benar

Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Sidney, bukan nama sebenarnya, dibesarkan dalam keluarga Kristen. Ayahnya seorang pendeta dan ibunya seorang penyanyi.

Baca Juga

Sejak kecil, oleh kedua orangtuanya, Sidney diajari kisah para nabi, salah satunya Abraham dan putra-putranya hingga kisah Nuh dan bahtera. Juga kisah Musa dengan keberaniannya yang luar biasa. 

Memasuki usia remaja, Sidney terinspirasi ayahnya untuk menjadi pendeta. Ia ingin memiliki komunitas sendiri, dimana ia memimpin komunitas tersebut. "Jadi, saya dedikasikan tujuan ini,"kata dia dilansir laman Muslim Convert Stories, Rabu (5/5).

Sejak itu, Sidney mulai mendalami ilmu untuk melayani Tuhan. Suatu saat, ibunya mulai membaca Alquran karena dia ingin menulis artikel tentang haji. Ibunya berkomunikasi dengan seorang Muslim untuk mencari informasi terkait hal tersebut.

"Dia mulai mempelajari Islam secara menyeluruh,"kenang Sidney.

 

 

Selang beberapa lama, Ibunya memutuskan menjadi Muslim. Tekadnya menjadi pendeta semakin menguat dengan harapan dapat menolong ibunya untuk kembali kepada Kristen. 

"Saya berusaha keras agar dia kembali,"kata dia.

Beberapa saat, Sidney mulai memikirkan apakah hal tersebut benar-benar keinginan dalam hidupnya. Ia pun memutuskan untuk bekerja di luar negri sebagai fotografer dan marketing.  

Di bandara, Ibunda memeluknya erat-erat dan dia mendoakan Sidney dengan menyebut nama Allah. "Dia memohon perlindungan kepada Allah agar membimbing dan melindungiku dalam perjalanan," kenang Sidney.

Mendarat di Australia, Sidney terkejut isi dalam kopernya terdapat Alquran. Dalam Alquran itu ia menemukan secarik pesan dari sang ibu.

"Jika kamu ingin memahami dari mana asal Muslim dan jika kamu ingin berdebat, kamu perlu membaca wahyu mereka dan perlu memahami apa yang mereka yakini dan sejarah mereka," demikian isi pesan itu.

 

 

Mulailah Sidney membaca Alquran setidaknya satu halaman dalam sehari. Satu halaman segera berubah menjadi dua dan dua menjadi tiga. Äkhirnya saya menyelesaikan Alquran dari halaman ke halaman,"kata dia. 

Dari situlah, Sidney alami pergulatan batin. Pikiran dan jiwanya bimbang. "Saya merasa dikhianati karena tidak didik seperti layaknya Muslim dengan Alqurannya.  Saya merasa seperti saya tidak benar-benar mengenal Tuhan tetapi pada saat yang sama, saya tahu bahwa Dia ada di samping saya,"kenang dia.

Dalam Alquran, Sidney menemukan hanya ada satu Tuhan yang benar dan bahwa Tuhan ini tidak terlihat di Taurat dan Injil. "Saya pulang ke rumah setelah menyelesaikan Syahadat, hanya ada satu Tuhan yang benar dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya,"kata dia.

 

 

Usai bersyahadat, Sidney mulai mempelajari sholat. "Ketika kamu melihat di dalam Alkitab, Musa dan Harun harus mencuci tangan dan kaki mereka sebelum mereka berdoa. Mereka meletakkan dahi mereka ke tanah untuk berdoa kepada Tuhan,"kata dia.

"Tidak peduli siapa kamu, kamu mungkin seorang presiden, kamu mungkin seorang CEO atau kamu mungkin menjadi aktor yang sangat terkenal. Tidak peduli siapa kamu, tetapi dalam posisi itu, kamu sepenuhnya berserah diri dan kamu benar-benar disingkirkan dari segala sesuatu di dunia ini karena hanya kamu dan Pencipta pada saat ini (sholat),"katanya. 

 

Sidney menyadari bahwa adalah tanggung jawab setiap manusia untuk mencari kebenaran seperti yang dikatakan Yesus Kristus dalam Injil: "Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan membebaskanmu,” kata Sidney.

 
Berita Terpopuler