Sriwijaya Air Harapkan Penyebab Kecelakaan Segera Terungkap

Hingga hari ini tim evakuasi baru menemukan FDR kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182

Republika/Thoudy Badai
Deretan kantong jenazah korban dan puing-puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang berhasil ditemukan tersimpan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (13/1). Badan SAR Nasional (Basarnas) melaporkan hingga Rabu (13/1) pukul 18.50 WIB telah mengumpulkan 141 kantong jenazah dan 59 kantong bagian pesawat. Republika/Thoudy Badai
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Maskapai Sriwijaya Air mengharapkan penyebab kecelakaan pesawat segera terungkap. Pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Baca Juga

“Besar harapannya agar proses investigasi penyebab kecelakaan dapat segera diungkap,  dan menjadi panduan dunia aviasi ke depannya, sehingga bisa menghentikan seluruh spekulasi yang beredar di masyarakat,” kata Direktur Sriwijaya Air Jefferson Jauwena dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (13/1).

Jefferson berterimakasih kepada tim gabungan yang tanpa lelah terus berupaya mencari lokasi pasti keberadaan kotak hitam pesawat tersebut. Saat ini, salah satu kotak hitam yakni flight data recorder (FDR) sudah ditemukan dan dianalisis oleh Komite Nasioanal Keselamatan Transportasi (KNKT). 

“Semoga cockpit voice recorder (CVR) juga dapat segera ditemukan,” tutur Jefferson. 

 

 

 

 

Sebelumnya, KNKT meminta keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air tersebht tidak perlu mempercayai analisis spekulasi terkait kecelakaan yang terjadi. Saat menemui keluarga penumpang dan awak pesawat tersebut, KNKT menginformasikan perkembangan proses investigasi terkait penyebab terjadinya musibah kecelakaan tersebut.

"Data-data yang beredar (di media sosial) harus divalidasi, harus dicek sumber dan kebenarannya,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.

Soerjanto menegaskan, data yang beredar belum divalidasi. Dia menuturkan, KNKT hanya akan memberikan pernyataan berdasarkan hasil pemeriksaan dari kotak hitam pesawat tersebut. 

Dia mencontohkan, kabar terkait kecepatan pesawat dalam satu detik berubah menjadi 50 knot tidak benar. “Bahkan mobil balap saja tidak secepat itu,” tutur Soerjanto. 

Untuk itu, Soerjanto mengimbau smua pihak tidak menyebarluaskan spekulasi-spekulasi terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air tersebut. Dia menegaskan, informasi yang tidak resmi dari KNKT tidak benar.

 
Berita Terpopuler