Komisi VII: Kenaikan Anggaran BRIN Harus Diperjuangkan  

Kenaikan anggaran BRIN bernilai penting, untuk pengembangan riset di tanah air.

Selasa , 13 Feb 2024, 15:32 WIB
Komisi VII harus memperjuangkan kenaikan anggaran bagi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Komisi VII harus memperjuangkan kenaikan anggaran bagi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Ribka Tjiptaning Proletariyati mengatakan Komisi VII harus memperjuangkan kenaikan anggaran bagi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Anggarannya juga masih kecil banget, harus diperjuangkan oleh Komisi VII," kata Ribka dalam video singkat, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Selasa (13/2/2024). 

Baca Juga

Dia menilai kenaikan anggaran BRIN bernilai penting, terutama untuk pengembangan riset di tanah air. Melalui anggaran yang besar, kata Ribka melanjutkan, BRIN dengan sumber daya manusia yang cerdas dapat mengembangkan berbagai hal demi kemajuan Indonesia.

"Memang BRIN, itu badan riset (yang mampu meriset) dari hal yang tidak jelas, dari hal yang di bawah tanah (bisa dikembangkan) sampai bikin pesawat (bisa dilakukan). Itulah hebatnya BRIN," kata dia.

Sebelumnya pada tahun 2023 total anggaran BRIN mencapai Rp 6,5 triliun. Akan tetapi, hanya ada sekitar Rp 2,2 triliun dari total anggaran tersebut yang dialokasikan untuk riset nasional. Jumlah tersebut dinilai sebagai anggaran terendah sepanjang sejarah pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto.

Untuk tahun 2024, BRIN mengusulkan anggaran sebesar Rp 699,4 miliar untuk pendanaan riset dan inovasi. Anggaran tersebut berasal dari dana abadi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan APBN. Anggaran tersebut akan membiayai program Riset dan Inovasi Indonesia Maju (RIIM) Kompetisi sebesar Rp 500 miliar, RIIM Ekspedisi Rp 137,5 miliar, RIIM Startup Rp 24,9 miliar, RIIM Invitasi Rp 30 miliar, RIIM Kolaborasi Rp 5 miliar, dan Pengujian Produk Inovasi Kesehatan Rp 2 miliar.

Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono mengajak para peneliti, baik dari lembaga riset perguruan tinggi maupun industri untuk mengajukan proposal penelitian. Hal ini karena skema pendanaan bersifat terbuka secara kompetitif.

"Untuk tahun ini kita sudah mengusulkan anggaran kepada LPDP, nilai anggarannya mendekati Rp 700 miliar," kata Agus saat menyampaikan sambutan dalam acara Launching Pendanaan Riset dan Inovasi 2024, di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Sumber : Antara