Komisi VII Bahas Potensi Kerja Sama Nuklir dengan Korea

Korea ingin berpartisipasi dalam pengembangan energi bersih nuklir

Rabu , 29 Mar 2023, 08:08 WIB
Inti nuklir. Ilustrasi. Korea ingin menawarkan kerja sama pengembangan program energi bersih nuklir di dalam negeri.
Foto: Sciencealert
Inti nuklir. Ilustrasi. Korea ingin menawarkan kerja sama pengembangan program energi bersih nuklir di dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi VII DPR RI menerima kunjungan kehormatan dari Kedutaan Republik Korea untuk Indonesia yang diwakili oleh Deputy Chief of Mission Park Soon Deok di ruang tamu pimpinan Komisi VII DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengatakan pertemuan tertutup itu membahas mengenai rencana kerja sama yang ditawarkan Korea kepada Indonesia dalam pengembangan program energi bersih nuklir di dalam negeri. "Korea ingin berpartisipasi dalam pengembangan energi bersih nuklir di dalam negeri," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Edy menuturkan bahwa Korea sudah mengembangkan energi bersih nuklir lebih dulu dan memiliki sistem keamanan yang bagus. "Oleh karena itu, kami meminta informasi lebih lanjut lagi agar kami bisa diberikan pengayaan dari segi pengetahuan tentang pengembangan nuklir di Korea," ucapnya.

Lebih lanjut Edy menyampaikan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir yang sedang ditargetkan Indonesia adalah pengembangan energi bersih nuklir menggunakan teknologi reaktor modular berskala kecil atau small modular reactor (SMR).

Teknologi SMR didesain aman dan menghasilkan jejak karbon lebih rendah dibandingkan reaktor konvensional. Menurutnya, reaktor modular nuklir skala kecil menjadi solusi alternatif untuk memasok energi listrik di daerah-daerah terisolasi.

Reaktor daya yang kurang dari 300 megawatt itu dapat digunakan sebagai sarana pembangkit energi untuk menjaga stabilitas kemajuan ekonomi daerah, terutama daerah-daerah terpencil. Indonesia perlu energi bersih dengan telah menandatangani Kesepakatan Paris. Bahkan, Indonesia juga sudah mencanangkan netralitas emisi karbon pada tahun 2060 mendatang, dimana bauran energi nuklir masuk di dalamnya.

Edy pun tidak memungkiri bahwa selama ini masyarakat identik memandang nuklir sebagai sebuah bom yang mengerikan. Padahal dalam kenyataannya, nuklir menjadi salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

"Pemahaman atau sosialisasi memang sangat dibutuhkan agar masyarakat memahami bahwa pengembangan nuklir di Indonesia ini untuk hal yang positif dan damai, yakni sebagai energi terbarukan," ujarnya.

Sumber : Antara