Anggota DPR: Anggaran Sektor Kelautan Harus Ditambah

Anggaran yang rendah berdampak pada rendahnya performa kinerja dari KKP

Jumat , 28 May 2021, 22:06 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menyatakan anggaran sektor kelautan dan perikanan nasional harus ditambah secara signifikan.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menyatakan anggaran sektor kelautan dan perikanan nasional harus ditambah secara signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menyatakan anggaran sektor kelautan dan perikanan nasional harus ditambah secara signifikan. Ini mengingat anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan cenderung terus menurun.

"Sejak tahun 2015 anggaran KKP sebesar Rp 10,65 triliun, lalu tahun 2017 turun menjadi Rp 9,14 triliun, kemudian pada 2019 turun drastis menjadi Rp 5,51 triliun, dan tahun 2020 lalu hanya berkisar Rp 5,26 triliun," kata Johan Rosihan dalam rilis di Jakarta, Jumat (28/5).

Baca Juga

Menurut Johan, anggaran yang rendah berdampak pada rendahnya performa kinerja dari KKP untuk menggarap potensi perikanan kita yang luar biasa. Selain itu, ujar dia, potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat luar biasa, yaitu memiliki luas perairan seluas 6,4 juta kilometer persegi dan luas landas kontinen 2,8 juta kilometer (km) persegi serta panjang garis pantai 108 ribu km.

Ia juga mengingatkan bahwa terdapat potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan mencapai 12,54 juta ton per tahun yang tersebar di seluruh wilayah perairan Nusantara. Johan juga menyoroti kondisi garam nasional di mana dinilai tidak ada semangat mengembangkan garam lokal secara optimal bahkan terus memperbesar kuota impor.

"Pada kuartal I tahun 2021 saja telah terjadi peningkatan 19,6 persen impor garam dibanding kuartal 1 tahun lalu dan pemerintah berencana impor terus tahun ini yang bisa mencapai 3,07 juta ton garam, sementara itu daya dukung anggaran yang disiapkan untuk pengembangan garam nasional tahun 2022 nanti hanya sebesar Rp 39 miliar," ujarnya.

Hal ini, masih menurut Johan, sangat disayangkan karena tidak ada terobosan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam lokal. Ia meminta pula agar KKP segera mengoptimalkan anggaran 2021 ini yang telah disetujui terutama program rehabilitasi kawasan mangrove yang telah mengalami kondisi kritis seluas 637 ribu hektare atau sekitar 19 persen dari total luas mangrove.

"Mangrove berfungsi vital sebagai habitat dan tempat hidup bagi organisme laut untuk berlindung, berkembang biak dan melindungi pantai dari abrasi air laut," ujarnya.

Sumber : antara