Di Balik Penamaan Pohon Soekarno di Padang Arafah

Kehadiran Pohon Soekarno membuat Padang Arafah menjadi rimbun.

Muhammad Hafil/Republika
Pohon Soekarno di Padang Arafah
Rep: Karta Raharja Ucu Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Nama Soekarno harum di Arafah. Alasannya, kehadiran ribuan pohon mindi yang membuat tempat wukuf umat Islam pada puncak haji tersebut semakin rimbun.

Pohon mindi merupakan warisan abadi Soekarno di Arafah. Saat ini panasnya Padang Arafah yang terkenal buas, menjadi lebih teduh dengan keberadaan pohon Soekarno.

Sejak zaman Nabi Adam alaihissalam, Nabi Ibrahim alaihissalam, hingga Rasulullah shallallahu alahi wassalam, luas Padang Arafah tidak pernah berubah. Luasnya sekitar 12 km persegi. Namun bedanya, jika dahulu tak ada tempat berteduh di Arafah, di era sekarang jamaah haji bisa bertafakur di tenda-tenda yang sudah disiapkan Kerajaan Arab Saudi.

Soekarno yang pernah merasakan ganasnya panas di Padang Arafah punya ide brilian. Putra Sang Fajar itu mengusulkan kepada Raja Arab Saudi Saud bin Abdulaziz al Salad untuk menanami Arafah dan Kota Makkah dengan pohon yang rindang dan bisa hidup di padang pasir. Saran Soekarno itu kemudian menginspirasi penanaman pohon di Arafah melalui proyek kesejahteraan Wakaf (endonment) yang diprakarsai oleh Abdul Rahman Fakieh, seorang pengusaha Arab.

 

Saat beribadah haji, Soekarno membawa bibit pohon mindi. Setelahnya, dia mengirimkan ribuan bibit mindi bersama

Baca Juga

ahli tanaman dari Indonesia untuk ditanam di sana. Akhirnya pohon mindi ditanam di lahan seluas 1.250 hektare di Arafah menggunakan tanah subur dari Indonesia dan Thailand. Arafah pun kini semakin menghijau.

Pada tahun ini, Padang Arafah memang lebih rimbun. Suhu yang mencapai 50 derajat celcius sedikit banyak mampu diserap berkat kehadiran pohon Soekarno.

Jamaah haji Indonesia reguler menempati 1.169 tenda di Arafah. Sejak tiba pada Jumat, 14 Juni 2024, banyak jamaah Indonesia yang berteduh di bawah rindangnya pohon Soekarno.

Jamaah haji Indonesia melakukan berbagai aktivitas sembari menunggu puncak haji, Sabtu, 15 Juni 2024. Ada yang berbincang dengan jamaah lain, ada ngiyup sembari minum kopi, dan tak jarang yang memanfaatkan pohon Soekarno untuk perisai agar tak langsung terserang sinar mentari.

Pohon Mindi, Amal Jariyah Abadi

Mindi atau tanaman bernama latin Melia Azedarach, merupakan pohon bercabang banyak dengan batang silindris yang tidak berbanir serta berwarna coklat tua. Pohon ini dapat tumbuh di di daerah beriklim tropis maupun subtropis.

Di Indonesia pohon ini banyak ditanam di Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya, serta memiliki musim berbunga yang berbeda-beda pula di tiap daerahnya. Pohon ini masuk golongan pohon yang cepat tumbuh. Karena itu hanya butuh waktu dua tahun, tinggi pohon mindi bisa mencapai 4-5 meter.

Jika di Sumatera pohon ini bernama Renceh, orang Jawa menyebut pohon Mindi sebagai Ringging. Namun di Arab Saudi pohon ini dikenal dengan nama pohon Soekarno. 

INFOGRAFIS Ciri-Ciri Haji Mabrur - (dok rep)

 
Berita Terpopuler