Sejak Awal Januari, Delapan Banjir Rob Landa Pesisir Pantura Indramayu

Ketinggian air yang merendam permukiman warga berkisar antara 20-60 centimeter.

ANTARA/Dedhez Anggara
Warga mendorong motornya yang mogok akibat menerobos banjir rob di Indramayu, (ilustrasi).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bencana banjir akibat gelombang pasang air laut atau rob berulang kali melanda tiga desa pesisir pantura di Kabupaten Indramayu. Kondisi itu mengganggu aktivitas warga sehari-hari.

Baca Juga

Adapun ketiga desa itu, yakni Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur. Namun dari ketiga desa itu, Desa retan Wetan dan Eretan Kulon yang dilanda rob paling parah. 

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, menjelaskan, banjir rob sebenarnya terjadi hampir setiap hari. Namun sepanjang Januari 2024 ini, tercatat sudah delapan kali banjir rob yang cukup parah melanda ketiga desa itu. 

"Delapan kali rob parah ini berturut-turut setiap hari. Tapi semakin kesini, semakin siang datangnya,’’ ujar Waminudin kepada Republika, Ahad (14/1/2024). 

Waminudin mengatakan, hari ini banjir rob datang bada Dzuhur sekitar pukul 12.30 WIB. Sedangkan hari kemarin, banjir rob datang sebelum Dzuhur, sekitar pukul 11.00 WIB.

Waminudin menyebutkan, selama delapan hari berturut-turut ini, ketinggian air yang merendam permukiman warga berkisar antara 20-60 centimeter. Tak hanya menggenangi lingkungan, namun air juga masuk ke dalam rumah warga.

Waminudin mengungkapkan, banjir rob sangat mengganggu aktivitas warga sehari-hari. Meski demikian, aktivitas tetap berjalan seperti biasa karena rob sudah menjadi langganan. "Aktivitas warga terkendala, tak terkecuali dengan anak sekolah. Mereka harus digendong oleh orang tua mereka dari rumah ke sekolah agar sepatu dan seragamnya tidak basah,’’ kata Waminudin. 

Waminudin mengatakan, warga pun sudah melakukan antisipasi untuk meminimalisasi dampak banjir rob. Seperti misalnya, menaikkan barang-barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi.

Warga juga memasang tumpukan bata di depan pintu rumah masing-masing. Hal itu untuk mencegah lebih banyak air yang masuk ke dalam rumah.

 
Berita Terpopuler