Habib Bahar Minta Rhoma Irama Jaga Bacot, Ini Adab Memberitahu Orang yang Lebih Tua

Habib Bahar mengecam pernyataan Rhoma Irama.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Habib Bahar mengecam pernyataan Rhoma Irama. Foto: Habib Bahar bin Smith.
Rep: Erik PP / Hafil Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Habib Bahar bin Smith (38 tahun) mengecam pedangdut senior Rhoma Irama (77). Ini lantaran Rhoma Irama dalam sebuah video menceritakan pengalamannya ceramah bersama seorang habib.

Baca Juga

Dalam penuturannya, Rhoma Irama menceritakan dia berceramah setelah salah seorang habib di atas panggung menyebutkan tidak mengapa habib melanggar hukum Islam karena kemuliaan nasabnya. Rhoma meluruskan pernyataan sang habib itu dan menyebut itu tidak benar.

BACA JUGA: Mengenal Ulama Masyhur dari Albania, Syekh al-Albani

Penuturan Rhoma Irama itu ternyata membuat Habib Bahar geram. Habib Bahar meminta Rhoma Irama untuk tidak membuat fitnah. Saat berbicara di depan masyarakat, Habib Bahar mengajak para jamaahnya untuk tidak percaya dengan pernyataan Rhoma Irama.

Dia pun bertanya balik ke Rhoma Irama, siapa habib yang mengajarkan berbuat dosa dalam Islam masuk surga.

"Makanya saya tanya, siapa habibnya? Di mana, kapan dia ngomong?" kata Habib Bahar dengan nada tinggi di depan jamaah dalam video yang dikutip Republika, Rabu (19/6/2024).

"Kalau memang ada habib yang ngomong begitu, saya yang bantai dia di depan Rhoma Irama, saudara-sudara Makanya Rhoma Irama jangan asal fitnah, jaga kau punya mulut jaga kau punya bacot (mulut, KBBI-red)," ujar Bahar.

Dia menegaskan, semua habib, meskipun keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, jika berbuat dosa maka tidak perlu diikuti. Pun jika ada habib mengajak kemaksiatan maka sudah pasti masuk neraka.

Terlepas dari kegeraman Habib Bahar kepada Rhoma Irama, Islam telah mengajarkan bagaimana adab seseorang dalam menegur orang yang lebih tua. Dikutip dari artikel berjudul Tiga Cara Menegur yang Baik dalam Islam yang ditayangkan Republika.co.id pada 1 April 2020, disebutkan seseorang harus memahami posisi sosial orang yang ditegur, termasuk orang yang lebih tua.

Baca di halaman selanjutnya...

Jangan sampai teguran dianggap sebagai ancaman bagi posisi orang yang kita tegur. Dikisahkan, Al Hasan RA dan Al Husein RA mencontohkan etika menegur yang baik. Dua cucu Nabi Muhammad SAW ini mendapati seseorang tidak berwudhu dengan baik. Keduanya lalu menghampiri orang itu.

"Pak, saudaraku ini mengaku wudhunya lebih baik daripada wudhuku, padahal aku merasa wudhuku sudah seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Sekarang, tolong beri penilaian mana yang paling baik, wudhuku atau wudhunya?" kata Al Hasan. Keduanya lalu sama-sama berwudhu seperti wudhu yang biasa dilakukan Nabi SAW.

Selesai berwudhu, keduanya menanyakan ihwal wudhunya kepada lelaki itu. Merasa salah dalam berwudhu, lelaki itu pun berkata, "Demi Allah, saya sudah tidak berwudhu seperti yang dilakukan Anda berdua."

Islam bahkan tidak hanya mengajarkan etika menegur umat seagama. Islam juga mengajarkan bagaimana cara menegur yang benar kepada umat dari agama lain, sekeji apa pun kesalahannya.

Alquran sebagai pedoman utama umat Islam memberi petunjuk tentang perintah Allah SAW kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berkata lembut kepada Firaun. Allah SWT berfirman, "Berbicaralah kalian berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS Thaha (20): 44).

Ketika menegur orang yang berbuat salah, tentu kita berharap orang yang kita tegur mau mengubah sikapnya sesuai saran kita. Namun, kita sering mengabaikan hal-hal kecil yang penting saat menegur. Tak ayal, bukan kebaikan yang kita dapatkan, justru sikap permusuhan yang malah muncul. Niat baik tidak selalu berbuah baik. Cara tepatlah yang akan mengantarkan niat baik itu ke tempat yang seharusnya.

 

 
Berita Terpopuler