Cerita Warga Koja, dari Bau Bangkai Hingga Lihat Si Ibu Seperti 'Mayat Hidup'

Warga sekitar lokasi kematian ayah-anak di Koja menceritakan tentang keluarga korban.

ANTARA/Abdu Faisal
Suasana olah tempat kejadian perkara tewasnya ayah dan anak balita di Koja, Jakarta Utara. Warga sekitar lokasi kematian ayah-anak di Koja menceritakan tentang keluarga korban.
Rep: Haura Hafizhah Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus bapak inisial HR (50 tahun) dan anak balitanya AQ (2 tahun) ditemukan tewas di rumahnya yang berada di Jalan Balai Rakyat V Nomor 12, RT 006, RW 03 Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Sementara istri dan anak pertamanya ditemukan dalam kondisi sakit dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga

Pandangan salah satu warga sekitar, keluarga tersebut memang sangat tertutup terhadap orang lain. Hal ini diungkapkan oleh Purnomo (31 tahun) yang merupakan tetangga korban. 

"Orangnya memang kurang bersosialisasi sih sama tetangga. Katanya sih pengusaha travel (pemberangkatan ibadah haji/umrah). Tapi sesibuk-sibuknya kalau hari libur bisa ikut kerja bakti atau apa bareng warga gitu. Ini mah enggak," kata Purnomo kepada Republika pada Kamis (2/11/2023).

Ia melanjutkan bapak (HR) sering ke masjid untuk shalat. Namun, ia berkomunikasi sekadarnya saja. Ia pun jarang sekali melihat HR keluar dari rumahnya.

Sementara itu, ia menjelaskan awal mula HR dan anaknya bisa ditemukan tewas. Seminggu yang lalu warga yang lalu lalang lewat jalan sekitar mencium bau tidak sedap seperti bau bangkai. Namun, bau tersebut tidak kunjung hilang. 

"Kita sampai bersihkan selokan. Takutnya bangkai tikus kan. Tapi kok baunya tidak hilang-hilang. Sampai kita liat baunya dari ventilasi rumah bapak (HR). Pas kita lihat mobilnya juga sudah berdebu," kata dia.

Setelah itu, warga pada Sabtu pagi...

Setelah itu, warga pada Sabtu pagi (28/10/2023) mendatangi rumah HR saat dibuka gerbangnya dan menaiki tangga menuju ke dalam rumah. Bau tidak sedap sangat tercium.

"Sampai pakai dua masker nembus baunya. Saya lihat istrinya duduk di sofa dengan kondisi yang memprihatinkan. Pandangannya kosong, memakai pakaian daster panjang dan sudah acak-acakan. Kayak mayat hiduplah. Kita nanya bapak di mana, dia tidak tahu. Dan bilang 'itu bukan bapak'," kata dia.

Setelah itu, Purnomo turun ke bawah lagi dan memilih menunggu di depan rumah HR saja. "Gak sanggup saya masuk lebih dalam lagi dan baunya itu loh," kata dia.

Ia menambahkan hari ini tidak ada saudaranya ataupun pihak kepolisian yang datang. Menurut dia, tahlilan sudah dilakukan di rumah keluarga besarnya.

"Kalau bisa tahlilan di rumah beliau (HR) tapi gak tau juga deh ya," kata dia.

 

Berdasarkan pantauan Republika...

Berdasarkan pantauan Republika, rumah tersebut berada di pinggir jalan. Masih ada garis polisi yang menempel pada pagarnya. Di rumahnya terdapat satu mobil dan satu motor. Banyak warga yang berlalu lalang pada siang hari. 

Bahkan, beberapa warga yang lewat ada yang menengok ke rumah tersebut. Di samping rumahnya terdapat dua kontrakan yang dimiliki oleh HR. 

Sebelumnya diketahui, Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri) Kramat Jati menyebutkan kondisi N, istri dari ayah berinisial H (50) dan ibu dari anaknya A (2) yang jasadnya ditemukan membusuk di Koja, Jakarta Utara, masih lemah. Tekanan darah rendah karena berhari-hari tak makan. 

"Tekanan darahnya rendah karena berhari-hari tak mau makan," kata Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

 

Kondisi demikian terjadi sejak N dikirim ke RS Polri Kramat Jati dari RSUD Koja beberapa waktu lalu. "HB-nya rendah, jadi kalau orang normal sekitar 13/14 gitu kan. Nah ini saat kita periksa itu HB-nya 7. Mungkin dia sakit lama atau mungkin kurang darahnya. Nah, itu harus kita perbaiki ya, minimal HB-nya bisa sampe 10," ucapnya.

 
Berita Terpopuler