Sedang Tertimpa Musibah? Ingatlah Janji Allah SWT dalam Alquran

Setiap orang yang beriman pasti akan mendapatkan ujian semasa hidupnya.

AP/K.M. Chaudary
Seorang wanita Muslim dengan tangannya yang dilukis dengan pacar tradisional berdoa selama sholat Idul Fitri, membuat pada akhir bulan puasa Ramadhan, di Masjid Badshahi yang bersejarah di Lahore, Pakistan, Selasa, 3 Mei 2022. Ilustrasi berdoa
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang yang beriman pasti akan mendapatkan ujian semasa hidupnya. Ujian ini tidak hanya berupa kesusahan atau kesedihan, tetapi juga kebaikan dan gelimang harta.

Ujian ini diberikan dengan tujuan meningkatkan derajatnya di sisi Allah SWT. Hal ini juga dipercaya akan membuatnya menjadi sosok yang lebih tangguh dan kuat, serta penuh empati kepada sesama.

Meski demikian, tidak sedikit dari kita yang tetap merasa sedih dan hampir putus asa ketika ditimpa kesusahan. Untuk mengatasinya, ingatlah empat janji dari Allah SWT yang dituliskan dalam kitab suci Alquran.

Dilansir di About Islam, Rabu (13/9/2023), Imam Ja'far as-Sadiq pernah berkata, “Aku kagum pada orang yang dirundung rasa takut, dan dia tidak lari dari Firman Allah: 'Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.'

Karena sesungguhnya Allah SWT berfirman setelahnya: 'Maka mereka kembali dengan nikmat dari Allah dan karunia, tidak ada bahaya yang menimpa mereka.' (Quran surat Ali Imran ayat 173-174)

Baca Juga

Dan aku takjub terhadap orang yang dirundung kesedihan dan dia tidak lari dari firman Allah: 'Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.'

Sebab sesungguhnya setelah itu Allah berfirman: 'Maka Kami kabulkan (doa)-nya dan dan menyelamatkannya dari kesusahan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.' (QS Al-Anbya ayat 87-88)

Dan aku takjub terhadap orang yang ditimpa pengkhianatan dan penipuan manusia, dan dia tidak lari dari firman Allah: 'Aku memercayakan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba [Nya].'

Karena sesungguhnya Allah berfirman setelah itu: 'Maka Allah melindunginya dari kejahatan yang mereka rencanakan, sedangkan Fir'aun dan kaumnya diselimuti siksa yang paling buruk.' (QS Ghafir ayat 44-45)

Dan aku takjub terhadap orang yang tertimpa penyakit, dan dia tidak lari dari firman Allah: '(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.'

Sebab sesungguhnya setelah itu Allah berfirman: 'Maka Kami menjawabnya dan menghilangkan penyakit yang menimpanya. Dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami) lipat gandakan jumlah mereka), sebagai rahmat dari Kami dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang beribadah kepada Allah'." (QS Al-Anbya ayat 83-84).

Empat hal di atas hendaknya menjadi pegangan bagi seorang Muslim ketika merasa ditimpa masalah dan tidak kuat menghadapinya. Harapannya, dengan melafalkan atau membacanya saat sedang berduka, kesulitan atau sedih, sehingga seperti orang-orang zaman dahulu kita juga diberikan hasil yang ajaib.

Seperti yang dituliskan dalam QS Al-Anbya, dikisahkan Nabi Ayyub adalah orang kaya dengan banyak hal baik dalam hidupnya, tetapi tiba-tiba jatuh sakit. Itu adalah penyakit kulit, yang mana nanah keluar dari tubuhnya dan semua orang mulai menjauh darinya. Setelah kejadian ini, ia pun kehilangan banyak anaknya.

Riwayat yang ada menyebutkan setelah hampir 14 tahun menderita, akhirnya dia memanjatkan doa ini kepada Allah. Yang Nabi Ayyub katakan hanyalah, "Sesungguhnya kesusahan telah menimpaku, dan Engkaulah Yang Maha Penyayang di antara Yang Maha Penyayang."

Adapun dalam memanjatkan doa kepada Allah SWT, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan bisa dijadikan contoh. Hal ini antara lain, sebagai berikut.

Adab berdoa...

Adab Berdoa

1. Mengekspresikan kelemahan

Seperti yang disebutkan, Nabi Ayyub dalam doanya mengatakan kepada Allah bahwa dia telah mendapat kesulitan, sehingga mengungkapkan ketidakberdayaannya terhadap situasi tersebut.

2. Tidak menyalahkan Allah

Nabi Ayyub dalam doanya bisa saja mengatakan, “Allah, Engkau mengujiku dengan kesulitan”. Namun sebaliknya, Ia mengatakan “kesulitan telah menyentuhku”, yang menunjukkan rasa hormat kepada Allah dan merupakan bagian dari etika dalam berdoa.

3. Dia meminta rahmat Allah

Terlepas dari semua yang telah terjadi, Nabi Ayyub tetap memohon rahmat Allah. Dia tidak putus asa akan rahmat Allah SWT meskipun semua yang telah terjadi.

4. Percaya kepada Allah

Selama masa kesusahan ini, tidak sedikit orang-orang yang berusaha mengikis harapan dan menaruh keraguan dalam hatinya. Namun, Nabi Ayyub tetap bertawakal kepada Allah.

Ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, Allah SWT tidak akan mengecewakannya. Salah satu kunci agar doa dikabulkan adalah dengan yakin sepenuhnya bahwa Allah SWT akan mengabulkannya.

5. Membiarkan Allah mengurus semuanya

Tidak ada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Allah SWT yang mengizinkannya. Ketika segala sesuatu tampak tidak beres dan tidak tahu ke mana harus pergi, atau bagaimana memohon kepada Allah, sebagai umat kita selalu bisa membiarkan Dia dan rencana-Nya terwujud, karena Dialah Pemelihara Segala Sesuatu!

Hal lain yang perlu kita ingat yang akan membantu kita membuat doa yang luar biasa adalah berpaling kepada Allah SWT kapan pun kita membutuhkan, menyadari bahwa Dia akan membantu terlepas dari masa lalu kita, mengakui dosa-dosa kita, menyadari bahwa Dialah pemilik segalanya dan selalu mengingat akhirat. 

 

 
Berita Terpopuler