Apa Itu Abaya? Pakaian yang Dilarang Menteri Pendidikan Prancis di Sekolah

Sejak 2010, penggunaan cadar di tempat umum juga merupakan pelanggaran hukum.

EPA-EFE/Guillaume Horcajuelo
Murid menghadiri kelas selama pembukaan kembali di sekolah dasar Victor Schoelcher di Montpellier, Prancis, 01 September 2020. Anak-anak Prancis kembali ke sekolah pada 01 September ketika Prancis menghadapi peningkatan penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 . Kasus di Prancis meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini di beberapa negara Barat merupakan waktu kembali ke sekolah. Namun, momen penting ini menjadi 'panas' dan memicu perbincangan seluruh dunia, setelah pengumuman yang disampaikan Menteri Pendidikan Prancis Gabriel Attal.

Dia mengatakan akan melarang peserta didiknya di sekolah umum seluruh negeri mengenakan abaya. Jubah panjang yang digunakan oleh beberapa wanita Muslim ini sejatinya berfungsi menunjukkan kesopanan.

“Alasan pelarangan tersebut adalah membendung semakin banyaknya perselisihan di sekolah sekuler. Namun, para pengkritik kebijakan baru ini menyebutnya diskriminatif, sehingga memicu perdebatan lain di seluruh Prancis mengenai cara berpakaian wanita Muslim,” kata para pejabat Prancis.

Prancis, yang bangga dengan sekularismenya di lembaga-lembaga publik, sejak 2004 melarang siswa sekolah menengah dan atas mengenakan simbol apa pun yang memiliki makna keagamaan, termasuk salib, yarmulke, atau jilbab.

Sejak 2010, penggunaan cadar di tempat umum juga merupakan pelanggaran hukum. Tahun lalu, anggota parlemen melarang jilbab dan simbol agama yang mencolok lainnya dalam kompetisi olahraga.

Awal musim panas ini, pengadilan administratif tertinggi Perancis memutuskan tidak mengizinkan penggunaan burkini, pakaian renang dari kepala hingga pergelangan kaki, di kolam renang umum. Mereka beralasan pakaian tersebut melanggar prinsip netralitas pemerintah terhadap agama.

Baca Juga

Apa itu abaya?

Lantas, apa itu abaya?

Abaya merupakan gaun panjang yang menutupi kedua lengan dan kaki, tetapi tidak menutupi kepala atau telapak tangan. Meskipun jubah ini populer di negara-negara mayoritas Arab, namun pakaian tersebut tidak memiliki makna keagamaan yang jelas.

Kebanyakan abaya dikenakan oleh wanita Muslim, yang ingin mengikuti ajaran Alquran tentang kesopanan. Sebagian umat Islam menganggap tubuh perempuan, kecuali wajah dan telapak tangan, adalah aurat dan harus disembunyikan di depan umum dan tidak boleh dilihat oleh laki-laki yang bukan mahram.

Abaya juga dikenal dengan beberapa nama lain, antara lain kaftan, djellaba, gallabiyah dan umaniyah. Asal usul pakaian tersebut masih belum jelas. Namun menurut sejarawan, pakaian ini berasal dari peradaban kuno Mesopotamia sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Sejarawan lain mengklaim abaya diperkenalkan di Arab Saudi 80 tahun yang lalu, yang dibeli di sana oleh para pelancong dari negara tetangga Irak dan Iran. Hal ini lantas diadopsi oleh para pengembara di gurun pasir, yang sebelumnya mengenakan gaun panjang berwarna dan longgar dengan syal yang serasi untuk menutupi kepala dan wajah.

Di Arab Saudi, misalnya, pakaian abaya ini sering kali berwarna hitam. Namun, abaya juga bisa hadir dalam warna lain dan menampilkan dekorasi yang rumit.

Dewan Kepercayaan Muslim Perancis berpendapat abaya bukanlah pakaian keagamaan, melainkan pakaian yang terikat dengan budaya Arab.

“Kecuali semua pakaian panjang dilarang sama sekali di sekolah, bagi siswa dan guru. Terlepas dari agama mereka, mustahil menerapkan tindakan yang secara khusus menargetkan abaya tanpa jatuh ke dalam perangkap diskriminasi dan kesewenang-wenangan,” kata kelompok tersebut dikutip di Miami Herald, Rabu (30/8/2023).

Juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran berpendapat abaya adalah jelas merupakan pakaian keagamaan. Busana tersebut dipandang sebagai tindakan yang bertujuan mendorong orang masuk Islam.

Menteri Pendidikan Perancis Gabriel Attal mengatakan abaya tidak memiliki tempat di sekolah, karena melanggar prinsip laicite. Ini merupakan sekularisme versi negara. yang menjamin netralitas negara dan masyarakat terhadap simbol-simbol agama.

“Saat Anda memasuki ruang kelas, Anda seharusnya tidak bisa membedakan atau mengidentifikasi agama siswa hanya dengan melihatnya,” kata Attal kepada saluran TV Prancis TF1.

Apa itu laicite?

Apa itu laicite?

Laicite tersebut diterapkan pada lembaga-lembaga publik di suatu negara, dengan budaya yang sangat menolak ekspresi keyakinan di depan umum. Filosofi ini muncul dari masa Pencerahan, ketika pada abad ke-18 muncul gerakan untuk menolak kekuasaan Gereja Katolik di sekolah dan institusi lainnya.

“Sekolah masih menjadi medan perang yang simbolis. Ketegangan seputar laicite lebih kuat di sana,” ujar seorang antropolog di CNRS atau organisasi penelitian publik nasional Prancis, Anne-Laure Zwilling.

Data mengungkapkan, jumlah insiden terkait laicite yang dilaporkan oleh pejabat sekolah telah meningkat selama setahun terakhir. Perdebatan di Prancis mengenai simbol-simbol Islam meningkat sejak 2020, ketika seorang pengungsi Chechnya memenggal kepala seorang guru bernama Samuel Paty, yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada siswanya di pinggiran kota Paris.

Saat ini, tercatat sebanyak lima juta Muslim tinggal di Prancis, yang mewakili sekitar 10 persen dari keseluruhan populasi negara tersebut. Kebanyakan Muslim di sana berasal dari Timur Tengah dan Afrika.

Larangan yang diprakarsai oleh Attal, yang dekat dengan Presiden Emmanuel Macron, juga telah menyebabkan badai politik. Utamanya mengenai peraturan negara tersebut, serta apakah peraturan tersebut mendiskriminasi minoritas Muslim di negara tersebut.

Anggota parlemen sayap kanan dan beberapa sayap kiri memuji langkah tersebut. Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir muncul banyak perdebatan, tentang pelarangan semua simbol agama termasuk di universitas dan acara publik yang terkait dengan sekolah.

“Kebijakan ini bertentangan dengan inti liberal dari Undang-Undang tentang Pemisahan Gereja dan Negara tahun 1905, sebuah undang-undang yang telah kami distorsi dan jadikan senjata sejak tahun 90an,” kata seorang pakar hukum dan komentator asal Prancis, Rim-Sarah Alouane.

Tidak hanya itu, ia juga menegaskan kebijakan yang melarang penggunaan abaya di sekolah umum negara seperti itu dapat memicu keretakan negara.

 
Berita Terpopuler