Sampah Masih Menumpuk di Sungai Ciwulan Tasikmalaya

Pemkot Tasikmalaya diminta segera mengangkut sampah dari Sungai Ciwulan.

Republika/Bayu Adji P
Kondisi tumpukan sampah di Sungai Ciwulan wilayah Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (10/7/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Tumpukan sampah masih terlihat jelas di aliran Sungai Ciwulan wilayah Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Senin (10/7/2023). Sampah dikabarkan menumpuk di aliran sungai setelah turun hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir.

Berdasarkan pantauan Republika, sampah yang menumpuk di pinggir sungai itu berbagai jenis, seperti kayu dan plastik. Sampah tersebut seolah tersangkut di satu sisi. Adanya tumpukan sampah itu disayangkan karena aliran Sungai Ciwulan digunakan sebagai lintasan olahraga, sekaligus wisata arung jeram. 

Salah seorang warga sekitar, Tati (40 tahun), mengatakan, sampah yang menumpuk umumnya terbawa dari wilayah hulu sungai. Namun, tak jarang warga yang melintas di Jembatan Leuwibudah di atasnya juga membuang sampah ke sungai. “Kalau aliran besar, sampahnya ikut naik. Namun, tak sampai ke permukiman,” kata dia.

Menurut Tati, warga sekitar sebenarnya rutin membersihkan sampah yang menumpuk di Sungai Ciwulan itu. Biasanya, sampah diambil dari sungai, kemudian dibakar di pinggir sungai. 

Namun, saat ini tempat untuk membakar itu telah penuh sampah. Sementara warga kesulitan untuk membakar karena banyak sampah yang basah. “Kalau sampah basah kan susah (dibakar). Apalagi kalau pampers (popok bayi), itu paling banyak,” kata Tati.

Tati mengatakan, warga sekitar juga kesulitan untuk mengangkut sampah dari pinggir sungai itu. Pasalnya, akses masuk ke pinggir sungai hanya bisa dilalui sepeda motor.

Tati mengaku telah melaporkan masalah sampah itu ke dinas terkait. Namun, laporan warga jarang langsung ditindaklanjuti. “Padahal, dulu di sini juga pernah jadi tempat peringatan hari sampah, tapi tidak ada tindak lanjut lagi,” katanya.

Sebagai warga setempat, Tati berharap aliran Sungai Ciwulan itu bersih dari sampah. Pasalnya, sungai tersebut memiliki potensi untuk dijadikan tempat rekreasi.

Penanganan sampah anorganik

Presiden Republik Aer, komunitas pencinta sungai di Tasikmalaya, Harniawan Obech, mengatakan, adanya tumpukan sampah di aliran Sungai Ciwulan itu merupakan bukti bahwa pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya belum maksimal.

 

Obech mengakui, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belakangan berfokus terhadap pengelolaan sampah. Namun, pengelolaan yang dilakukan masih fokus untuk sampah organik.

“Padahal, sampah di Kota Tasikmalaya banyak sampah plastik. Sekitar 70 persen sampah di kita anorganik. Kalau tak diperbaiki, akan jadi masalah,” kata Obech.

Obech menilai, sampah plastik di aliran sungai itu tentu sangat berbahaya. Apalagi, masih banyak masyarakat yang menjadikan sungai sebagai salah satu sumber kehidupan. “Kalau sungai itu sudah tercemar mikroplastik, itu artinya sudah tidak bersih,” kata dia.

 

Sampah menumpuk di aliran Sungai Ciwulan wilayah Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (10/7/2023). - (Republika/Bayu Adji P)

 

Dilihat dari sisi wisata, menurut Obech, pemandangan tumpukan sampah di Sungai Ciwulan itu juga menjadi sebuah tamparan tersendiri. Pasalnya, Sungai Ciwulan selama ini dipromosikan sebagai objek wisata untuk arung jeram. 

“Masalahnya, sungai ini kotor dengan sampah. Soalnya kalau cerita tentang pariwisata, korelasinya dengan keindahan. Namun, nyatanya sampah masih bertebaran,” kata Obech.

Karena itu, Obech menilai, Pemkot Tasikmalaya juga mesti fokus dalam urusan pengelolaan sampah dari sisi hulu. Tidak hanya dari sisi hilir, dengan pengelolaan sampah.

Salah satunya, kata dia, dengan membatasi penggunaan plastik. “Ini perlu penegakan terkait aturan pemakaian plastik. Aturan sudah ada, tinggal ditegakkan,” ujar dia.

 
Berita Terpopuler