Kekhawatiran Para Orang Tua yang Anaknya Memulai Sekolah Pukul 5 Pagi

Kebanyakan orang tua murid disebut menolak kebijakan Gubernur Viktor Laiskodat itu.

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Pemerintah provinsi NTT menerapkan kebijakan aktivitas sekolah bagi SMA/SMK Negeri di NTT dimulai pukul 05.00 WITA dengan alasan untuk melatih karakter siswa/siswa SMA/SMK di NTT.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Ronggo Astungkoro

Baca Juga

Sejumlah orang tua wali murid di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai kebijakan soal aktivitas sekolah yang dimulai pukul 05.30 WITA adalah kebijakan yang ditetapkan terburu-buru dan tidak efektif. Kebanyakan orang tua murid disebut menolak kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat itu.

"Kalau menurut saya kebijakan yang dikeluarkan dan ditetapkan terlalu terburu-buru tanpa memikirkan dampak bagi anak-anak," kata Ofni Otu orang tua dari salah satu siswa yang ditemui saat mengantar anaknya ke sekolah di SMA Negeri I Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023).

Dia mengaku kebanyakan orang tua wali murid menolak kebijakan itu, karena mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya yang harus berangkat ke sekolah pada pukul 4.30 WITA agar tidak terlambat tiba di sekolah. Di samping itu juga dia mengaku khawatir jika terjadi aksi-aksi kriminalitas di jam-jam subuh yang dapat mengganggu psikis dan mental anak-anak.

"Karena itu tadi saya sendiri yang mengantar anak saya dari rumah. Karena sampai dengan jam 06.00 WITA kendaraan umum seperti bemo (angkot) belum beroperasi," ujar dia.

 

Tak hanya itu dia juga mengkhawatirkan anaknya yang harus tidur mulai dari jam 23.00 WITA atau 00.00 WITA akibat banyaknya tugas pekerja rumah (PR) dari guru-guru dan harus bangun pukul 04.00 WITA untuk menyiapkan diri ke sekolah.

"Tentu jam tidurnya sangat sedikit dan ini tidak baik buat kesehatan. Apalagi anak-anak remaja itu butuh kurang lebih delapan jam untuk tidur," tambah dia.

 

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ina orang tua dari seorang murid yang ditemui di SMA Negeri I Kupang. Dia mengaku terpaksa harus terus memantau perjalanan anaknya dari rumah hingga sampai ke sekolah menggunakan motor.

"Jadi anak saya perempuan, dia bawa kendaraan motor sendiri, lalu saya juga bawa sendiri motor dan ikut dari belakang, karena khawatir terjadi sesuatu di jalan," ujar dia.

Dia mengaku terpaksa harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan juga pihak sekolah walaupun belum ada sama sekali diskusi bersama antara pihak komite sekolah dan orang tua wali murid.

"Sebenarnya beban juga, karena harus pagi-pagi sekali berangkat dari rumah dengan jalanan masih sepi sekali. Tetapi mau bagaimana lagi ini demi masa depan anak jadi ikut saja," tambah dia.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan bahwa 10 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Kota Kupang memulai kegiatan belajar mengajar pada pukul 05.30 WITA untuk pelajar kelas 12.

"Ada 10 sekolah yang sudah ditetapkan untuk masuk jam 05.30 pagi, berlaku hanya 10 sekolah, dan semua kepala sekolahnya sudah menyatakan kesanggupan," katanya di Kupang, Rabu.

Sekolah yang memulai kegiatan belajar mengajar pukul 05.30 WITA untuk pelajar kelas 12 meliputiSMAN 1 Kota Kupang, SMAN 2 Kota Kupang, SMAN 3 Kota Kupang, SMAN 5 Kota Kupang, SMAN 6 Kota Kupang, SMKN 1 Kota Kupang, SMKN 2 Kota Kupang, SMKN 3 Kota Kupang, SMKN 4 Kota Kupang, dan SMKN 5 Kota Kupang.

Baca juga : Anak SMA Masuk Sekolah Pukul 05.00, P2G Singgung Masalah Esensial Pendidikan NTT

Linus menjelaskan bahwa pemerintah provinsi terus berupaya mewujudkan sekolah-sekolah unggulan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan memfasilitasi kolaborasi guru-guru sekolah yang potensial dengan akademisi di kampus-kampus yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur maupun Pulau Jawa.

Linus juga mengatakan bahwa pemerintah provinsi akan menyeleksi 10 sekolah terpilih untuk dibina menjadi sekolah unggulan. "Evaluasi akan dilakukan selama satu bulan mulai 26 Februari sampai 27 Maret, kemudian akan dipilih dua sekolah unggulan," katanya.

Salah satu sekolah yang menerapkan kebijakan memulai sekolah lebih awal adalah SMA I Kupang di Kota Kupang

"Respons anak-anak cukup baik. Pada awalnya datang sekitar 16 orang dari 400-an siswa, tetapi setelah memasuki jam 05.30 WITA semakin banyak yang datang walaupun terlambat," kata Pelaksana Tugas Kepala SMA Negeri I Kupang Sandi Paliman.

Dia menjelaskan bahwa sebelumnya kegiatan belajar mengajar di sekolah dimulai pukul 06.30 WITA, tetapi kemudian dimajukan ke pukul 05.30 WITA sesuai dengan instruksi Gubernur Nusa Tenggara Timur. Sandi mengatakan bahwa pemajuan waktu belajar mengajar diikuti dengan pemajuan waktu pulang sekolah.

Baca juga : Heboh Siswa SMA NTT Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Idealnya Memang Jam Berapa?

"Biasanya jam pulang jam 13.00 WITA, kini pulang lebih awal, yakni jam 12.00 WITA," kata dia.

Karolina Langko, siswi Kelas 12 IPS di SMA Negeri I Kupang, mengaku tidak bermasalah dengan pemajuan waktu belajar mengajar di sekolahnya.

"Ini demi pengembangan karakter kami, jadi saya setuju saja," kata dia.

Namun, dia mengaku kesulitan mengakses pelayanan transportasi untuk berangkat ke sekolah lebih pagi. Karena umumnya, angkutan umum belum beroperasi pada pukul 04.30 WITA sampai 05.30 WITA.

"Tadi saya bangun jam 04.00 pagi, lalu diantar kakak yang juga pagi-pagi harus berangkat kerja. Untuk transportasi (pelajar) diharapkan bisa dipikirkan oleh pemerintah juga," kata dia.

 

In Picture: Aturan Sekolah Jam Lima Pagi di NTT

 

 

Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriawan Salim menilai, tidak ada korelasi antara masuk sekolah pukul 5 pagi dan upaya peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), menurunkan stunting memperbaiki bangunan ruang kelas atau sekolah, memperbaiki akreditasi atau kualitas sekolah, dan meningkatkan kesejahtaeraan guru honorer. Karena, kata Satriawan, masalah-masalah pendidikan di NTT sangat banyak.

Masalah-masalah itu, di antaranya NTT menjadi provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi, IPM NTT peringkat ke-32 dari 34 provinsi, masih banyak kelas di sekolah dalam kondisi rusak, lebih dari 50 persen SD, SMP, dan SMK belum dan berakreditasi C. Belum lagi ribuan guru honorer di NTT diberi upah jauh di bawah UMK/UMP, yakni berkisar antara Rp 200-750 ribu per bulan.

Sehingga, kata Satriawan, kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi yang diberlakukan Pemprov NTT ibarat menggaruk bagian yang tidak gatal. Sebab, P2G menilai kebijakan tersebut tidak berkorelasi dengan capaian kualitas pendidikan di NTT.

"Masalah pendidikan di NTT ini sangat banyak," ujar Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, kepada Republika, Selasa (28/2/2023).

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengklaim mengumpulkan pendapat sejumlah guru dan orang tua terkait kebijakan masuk sekolah tersebut. Dari sana didapatkan, banyak orang tua yang tidak setuju dengan kebijakan itu.

Responsnya beragam, mulai dari faktor keamanan anak saat menuju sekolah, transportasi yang sulit pada pagi hari, dan kesiapan orang tua di rumah seperti menyediakan sarapan, dan berbagai pertimbangan kesehatan anak.

"FSGI mengkritik kebijakan masuk sekolah jam 05.00 WITA di NTT dan mendorong pemerintah provinsi NTT mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut karena sangat membahayakan tumbuh kembang anak, sebaiknya dibatalkan karena tidak berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak," kata Sekjen FSGI, Heru Purnomo, Selasa (28/2/2023).

Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) menjelaskan bahwa anak usia sekolah yang kurang tidur bisa mengalami sulit berkonsentrasi hingga mengurangi prestasi akademik anak.

"Pada anak besar usia sekolah, kurang tidur dapat menyebabkan anak kurang konsentrasi, tidak fokus, selanjutnya akan menyebabkan masalah belajar dan mengurangi prestasi akademik anak," kata Rini, Rabu.

Rini yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menjelaskan, bahwa anak memiliki durasi tidur yang berbeda sesuai dengan usia masing-masing. Misalnya, anak berusia 4 hingga 12 bulan baiknya mempunyai durasi tidur selama 12 hingga 16 jam per hari. Kemudian 1 hingga 2 tahun tidur selama 11 sampai 14 jam per hari dan usia 3 sampai 5 tahun tidur 10 hingga 13 jam per hari.

Selanjutnya pada anak usia sekolah yakni 6 hingga 12 tahun, Rini menganjurkan untuk tidur selama 9 hingga 12 jam per hari dan usia 13 hingga 18 tahun tidur selama 8 hingga 10 jam per hari. Rini mengimbau agar setiap anak memiliki jam tidur yang baik, terlebih pada anak dengan usia yang lebih kecil. Sebab, jika mereka mengalami kurang tidur, maka hal tersebut akan mempengaruhi mood hingga keaktifannya dalam bermain.

Hal tersebut disebabkan karena fungsi tidur bagi anak sendiri berguna untuk memulihkan fisik, emosi maupun psikososialnya. Sehingga, kurang tidur juga akan berpengaruh pada tumbuh kembang hingga masalah perilaku anak.

"Bila anak (dengan usia lebih kecil) kurang tidur, akan menimbulkan kerewelan, anak tertidur saat makan, kurang aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya," kata Rini.

"Selain itu, akan berdampak pada sistem imun anak sehingga anak mudah terserang penyakit. Kemudian, saat tidur malam, tubuh akan mengeluarkan hormon pertumbuhan secara maksimal, dan hormon pertumbuhan berguna untuk mengoptimalkan tinggi badan anak," tutupnya.

 

Menyiapkan bekal makan untuk anak sekolah. - (Republika.co.id)

 

Gubernur NTT Viktor Laiskodat, mempersilakan siswa-siswi yang tidak kuat memulai sekolah pukul 5 pagi untuk kembali pulang ke rumah. Ia negaskan, dirinya tidak akan mundur dalam menerapkan kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi di provinsinya. 

"Banyak orang menyatakan, 'itu pagi buta!' Hei, lihat baik-baik. Matahari terbit di NTT itu jam 5 (lewat) 48 menit. Filosofi seorang tokoh yang mau disiapkan adalah sebelum matahari itu terbit dia telah siap untuk hidup di dalam pembangunan aktivitas sehari-hari. Itu filosofinya. Karena itu saya tidak akan mundur," ujar Viktor dalam video yang dia unggah di akun Instagram pribadinya, @viktorbungtilulaiskodat, dikutip Rabu (1/3/2023).

Dia menjelaskan asal muasal kebijakan tersebut dibuat. Itu bermula ketika Viktor berdiskusi dalam suatu rapat dengan para kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT perihal banyaknya alokasi dana untuk pendidikan di NTT tapi siswa yang tembus ke universitas favorit tidak begitu banyak. Dari sana, ditentukan desain khusus untuk difokuskan kepada dua sekolah unggul di NTT.

"Maka untuk kita menjawab uang sebanyak itu ada desain khusus. Dan desain khusus ini tidak semua sekolah. Karena kalau fokus itu artinya tidak boleh semua. Tapi banyak yang bilang begini, 'kami ju mau e.' Ya coba aja. Nanti kita lihat ada yang sanggup," kata Viktor.

Viktor menerangkan, setelah kebijakan itu diberlakukan, ada dua sekolah yang dinilai sanggup dan dapat menerapkan kebijakan tersebut, yakni SMA 1 dan SMA 6. Menurut dia, dua sekolah tersebut merupakan sekolah unggul secara karakter dan pengetahuan di NTT.

Dia memastikan, di dua sekolah itu kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi akan terus berjalan, setidaknya hingga dia berhenti menjadi gubernur pada September mendatang.

"Siap-siap anak-anak kita SMA 1 kalau tidak kuat tarik pulang sudah. Karena ini jalan terus kecuali saya berhenti September nanti pasti bisa dibatalkan. Dua, SMA 6. Dua ini akan berjalan terus. Jam 5 pagi," jelas dia.

Terkait kendala-kendala yang ada, seperti kendaraan umum dan faktor keamanan siswa dan guru, Viktor menjelaskan, pemerintah daerah akan bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan evaluasi. Dengan evaluasi yang dilakukan, maka nanti akan diketahui kekurangan-kekurangan apa saja yang harus diperbaiki ke depan.

 

 

 
Berita Terpopuler