Agar tak Jadi Bengis Saat Alami Ledakan Emosi, Kuasai Teknik Anger Management

Mengendalikan amarah berbeda dengan memendam amarah.

www.freepik.com
Seseorang dibekap emosi (ilustrasi). Orang tak mungkin menghindari orang ataupun lingkungan yang memicu kemarahan, namun dia dapat belajar mengendalikan reaksinya.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anger management atau pengendalian amarah merupakan salah satu cara efektif untuk mengendalikan ledakan emosi yang kerap terjadi. Kasus dugaan percobaan pembunuhan terhadap D (17 tahun) oleh Mario Dandy Satriyo (20), tampaknya memperlihatkan kebengisan seseorang saat tak bisa mengontrol emosinya.

Psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, Katarina Ira Puspita, menjelaskan bahwa anger management penting dimiliki oleh setiap individu, tak terkecuali anak muda. Menurut dia, anger management bisa membantu seseorang mengidentifikasi hal-hal yang memicu kemarahan, hingga akhirnya dia bisa menangani amarahnya dengan cara yang kontruktif dan positif.

"Tujuan anger management adalah untuk membantu seseorang mengurangi dorongan emosional dan fisik yang dapat ditimbulkan oleh kemarahan," kata Ira saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/2/2023).

Baca Juga

Seseorang tidak mungkin bisa menghindari semua orang dan lingkungan yang memicu kemarahan. Tetapi dia dapat belajar mengendalikan reaksi dan merespons dengan cara yang sesuai dengan norma sosial.

Agar bisa mengendalikan amarah, seorang individu sepatutnya mulai dilatih mengelola amarah sedari dini. Menurut Ira, emosi marah muncul pada anak mulai dari usia empat bulan dan meningkat sepanjang waktu, sering kali mencapai puncaknya pada usia 18 hingga 24 bulan.

Marah sebetulnya merupakan emosi normal dan sehat. Semua orang pasti akan mengalaminya dalam satu titik di kehidupannya.

Ira menjelaskan, kemarahan berfungsi melindungi diri dari ancaman dan menetralisir ancaman. Emosi marah kadang-kadang diperlukan juga dalam hidup, misalnya ketika hak kita dilanggar atau mengalami ketidakadilan.

Agar emosi normal tersebut tidak menjadi bumerang, anak perlu dilatih mengelola amarahnya. Dalam hal ini, menurut Ira, orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu anak mengelola amarahnya.

"Anak belajar dengan mencontoh, jadi bagaimana cara orang tua mengelola amarah akan sangat memengaruhi bagaimana anak mengelola kemarahannya. Orang tua perlu membantu, mengarahkan, dan memberikan contoh pada anak bagaimana cara mengelola kemarahan," jelas dia.

Ira juga mengingatkan bahwa mengendalikan amarah berbeda dengan memendam amarah. Mengendalikan amarah adalah tentang belajar mengendalikan kemarahan, sementara memendam amarah artinya individu tersebut mengabaikan perasaannya.

Jika dibiarkan, lama kelamaan kemarahan yang terpendam itu dapat meledak dan memberikan dampak yang berbahaya, seperti agresifitas dan destruktif. Menurut Ira, keterampilan mengelola amarah akan membantu seseorang memahami apa yang ada di balik amarahnya.

Dengan mengelola amarah, orang kemudian dapat mengungkapkannya dengan cara yang lebih sehat. Ini akan memungkinkan orang tersebut untuk mengomunikasikan pesan yang ingin disampaikan dengan lebih jelas.

"Dengan mempelajari anger management, seseorang juga belajar tentang cara mengatasi kemarahan dengan lebih positif untuk menghadapi masalah dan frustrasi yang mengarah pada kemarahan," jelas Ira.

 
Berita Terpopuler