Strok Bisa Menyerang di Usia Muda, Dokter Ingatkan Faktor Risikonya

Segera bawa penderita strok ke rumah sakit agar penanganan lebih optimal.

EPA/GUILLAUME HORCAJUELO
Model asal AS Hailey Baldwin. Istri penyanyi Justin Bieber itu sempat mengalami gejala strok
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Strok bukan lagi penyakitnya orang usia lanjut. Dokter spesialis bedah saraf M Evodia Slamet Rahardjo mengatakan, gaya hidup tidak sehat bisa menjadi faktor risiko terjadinya strok pada usia muda.

"Kebiasaan makanan, sedentary living atau kurang gerak, sering duduk karena main game," ucapnya dalam diskusi mengenai mitos dan fakta strok yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Selain gaya hidup yang merupakan faktor risiko yang bisa diubah, ada juga hal-hal yang tidak bisa diubah. Faktor genetik atau turunan keluarga juga menjadi salah satu risiko yang bisa dialami penderita strok pada usia muda.

"Faktor risiko seperti misalkan hipertensi, di keluarga ada diabetes, atau riwayat penyakit jantung itu juga bisa memicu strok," ucapnya.

Dr Evo juga mengatakan, gejala-gejala yang bisa terlihat pada penderita strok adalah sering mengeluhkan nyeri di kepala, penurunan kesadaran, bahkan bisa sampai kejang. Kemudian bicara pelo (bicara tidak jelas), mulut mencong, dan ada kelemahan anggota gerak.

Cermat dalam mendeteksi jika muncul tanda-tanda penyakit strok sangat diperlukan. Segera bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapat penanganan terbaik.

"Segera bawa ke rumah sakit karena tingkat kecacatan dan kematian sangat bergantung seberapa cepat menangani dan di rumah sakit akan lebih optimal bila pihak keluarga sesegera mungkin datang," ucap dokter RS Mayapada Bogor, Jawa Barat ini.

Dr Evo mengatakan, penyakit strok juga bisa berulang jika pasien tidak memiliki kepatuhan dalam menjaga kesehatan. Ada beberapa faktor yang harus dijaga agar tidak kembali terserang strok, seperti menjaga tekanan darah.

Baca Juga

Pada strok, pendarahan yang menyerang pembuluh darah dapat menyebabkan stressor di dalamnya berubah karena terlalu sering mengalami tekanan darah tinggi. Selain itu, risiko pembekuan darah, menjaga kadar LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol di bawah 70, dan diabetes juga harus terkontrol dengan baik jika tidak ingin strok berulang.

"Jika sudah mengalami strok harus disiplin yang baik, itu yang susah di kita, seringnya karena bosan minum obat," kata dr Evo.

Deteksi gejala stroke dengan metode FAST - (Republika)



Selain disiplin minum obat, menjaga asupan makanan juga penting. Dr menyarankan menggunakan minyak kelapa murni atau minyak zaitun murni untuk memasak dan mengonsumsi omega 3.

Olahraga juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan penderita strok, misalnya dengan rutin berjalan kaki. Rutin menjalani pemeriksaan kesehatan pun penting untuk mengetahui risiko penyakit strok jika memang memiliki riwayat keturunan.

"Biasanya olahraga jalan, yang penting gerak," ujarnya.

 
Berita Terpopuler