Gejalanya Samar Banget, Bagaimana Cara Cegah Silent Stroke?

Silent stroke terjadi ketika strok menyerang tanpa memunculkan gejala yang berarti.

Pixabay
Strok (ilustrasi). Sama seperti strok biasa, silent stroke bisa membuat area otak yang tak mendapatkan aliran darah menjadi rusak, namun tanpa memunculkan gejala yang jelas.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan strok biasanya memunculkan gejala yang tiba-tiba, seperti bicara pelo hingga wajah tidak simetris. Akan tetapi, ada kalanya strok terjadi tanpa memunculkan gejala berarti.

Strok dengan gejala yang samar ini dikenal sebagai silent stroke. Silent stroke terjadi ketika ada bekuan darah yang menghambat aliran darah ke pembuluh darah otak.

Sama seperti strok biasa, silent stroke bisa membuat area otak yang tak mendapatkan aliran darah menjadi rusak. Namun, silent stroke tak memunculkan gejala yang jelas sehingga orang yang mengalaminya bisa tidak sadar.

"Silent stroke lebih umum dibandingkan strok yang memunculkan gejala klasik," kata American Heart Association, seperti dilansir laman EatThis, Selasa (11/10/2022).

Meski tak memunculkan gejala yang signifikan, silent stroke bisa menyebabkan masalah yang serius dan mengancam jiwa. Menurut Cardiovascular Institute of the South, silent stroke bisa menyebabkan kerusakan yang pada otak dan memicu terjadinya penurunan kognitif yang signifikan hingga demensia vaskular.

Orang yang terkena silent stroke juga bisa mengalami beberapa perubahan gerak-gerik atau perilaku. Beberapa di antaranya adalah menjadi ceroboh, sulit mengoordinasikan gerakan, atau mengalami masalah kognitif.

"Orang-orang perlu mengetahui bahwa kerusakan akibat silent stroke bisa bertahan lama, bahkan permanen," tutur Chief Medical Officer di Clearing, dr Jacob Hascalovici MD PhD.

Baca Juga

Selain itu, kejadian silent stroke juga bisa diikuti dengan strok biasa. Bila tanda-tanda strok mulai terlihat, segera cari pertolongan medis ke rumah sakit.

Mengingat dampak yang ditimbulkan sulit diperbaiki, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah mencegah silent stroke. Menurut dr Hascalovici, beberapa upaya pencegahan untuk silent stroke adalah olahraga rutin, diet seimbang dan rendah lemak seperti diet Mediterania, serta kelola stres.

Dr Hascalovici juga merekomendasikan orang-orang untuk menjaga berat badan ideal dan mengurangi kelebihan berat badan. Upaya lain yang perlu dilakukan untuk mencegah silent stroke adalah menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, serta melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.

Upaya pencegahan ini perlu lebih diperhatikan pada orang-orang yang berisiko. Beberapa faktor yang membuat orang lebih berisiko terhadap silent stroke adalah riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan kebiasaan merokok.

 
Berita Terpopuler