Tragedi Kanjuruhan, Komisi III Tunggu Investigasi Polri

Komisi III akan menentukan sikap setelah rapat yang digelar besok.

ANTARA/Zabur Karuru
Petugas melakukan olah tempat kejadian perkara kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022). Sedikitnya 129 orang dilaporkan meninggal dunia dan 13 mobil rusak akibat kerusuhan tersebut.
Rep: Muhammad Noor Alfian Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Komisi III DPR, Bambang Wuryanto memberikan tanggapan terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi Sabtu (1/10/2022), kemarin. Dia mengatakan, komisinya akan segera membahasnya dalam rapat.

Rencananya, Komisi III akan segera menggelar rapat terkait langkah yang akan diambil menyikapi tragedi tersebut. Bambang mengatakan, rapat akan digelar Senin (3/10/2022), besok. Ia juga turut berduka cita atas tragedi yang tidak diinginkan tersebut.

"Kita tunggu hasil investigasi Pak Kapolri. Kita segera rapat Senin besok ya membahas ini. Kita mewakili seluruh anggota Komisi 3 menyatakan ikut berbelasungkawa terhadap kematian yang sia-sia ini," kata Bambang, (2/10/2022).

Selain itu, Bambang juga mengatakan kemungkinan ada yang tidak pas dengan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan. Ia juga menduga ada kemungkinan antisipasi yang kurang tepat.

"Tugas polisi kan mengamankan pertandingan tersebut. Nah, kalau mengamankan dan ternyata tidak aman berarti ada yang salah kan. Antisipasinya enggak pas, mungkin SOP pengamanannya tidak benar. Di dalam memberi prediksi yang akan hadir musalnya," kata dia.

Selain itu, jumlah penonton yang lebih besar yang tidak masuk dalam prediksi. Apalagi, tuan rumah AREMA FC tidak pernah kalah melawan tim Persebaya yang mungkin dinilai menjadi dorongan yang memicu kerusuhan.

"Arema kan tidak pernah kalah, kali ini dia kalah di kandang sendiri, tentu ledakan emosi meningkat. Kami ikut prihatin semoga ini tidak terulang kembali," katanya.

Ketua DPR, Puan Maharani berharap penyebab tragedi tersebut diselidiki dan memastikan jumlah pasti korban agar tidak menimbulkan kesimpangsiuran. "Saya harap masyarakat, khususnya Jawa Timur tidak emosional dengan berita-berita yang ada. Saya minta aparat terkait untuk menindaklanjuti jangan sampai ke depan terulang lagi," katanya.


Baca Juga

 
Berita Terpopuler