Kapan Mulai Puasa Tasua dan Asyura? Simak Keutamaan dan Niatnya

Puasa sunnah Tasua dan Asyura dilakukan di bulan suci Muharram.

AP/Kamran Jebreili
Kapan Mulai Puasa Tasua dan Asyura? Simak Keutamaan dan Niatnya
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bulan suci Muharram, Nabi Muhammad menganjurkan umatnya mengikuti teladannya dengan menunaikan puasa sunnah. Tahun ini, 1 Muharram 1444 H yang menandai Tahun Baru Islam jatuh pada 30 Juli 2022. 

Baca Juga

Berpuasa Tasua berarti puasa sunnah pada hari kesembilan Muharram. Sedangkan puasa hari Asyura berarti puasa pada hari kesepuluh. Hal itu berarti puasa Tasua jatuh pada 7 Agustus 2022 dan puasa Asyura pada 8 Agustus 2022.

Puasa Asyura ini telah lebih dulu dilakukan Rasulullah SAW dan keluarga serta kerabatnya sebelum turun perintah puasa wajib Ramadhan. "Dari Ibnu Abbas Ra, bahwasannya Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura' dan memerintahkan umatnya supaya berpuasa pada hari tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan menyebutkan hukum asal dari puasa asyura adalah wajib, namun kemudian kewajibannya dinasakh (dibatalkan) dengan kewajiban puasa Ramadhan. 

Adapun bacaan niat puasa Tasu'a dan Asyura sebagai berikut.

Niat Puasa Tasua

"Nawaitu shauma yaumi tasu'ata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: Saya berniat puasa sunah tasu'a karena Allah SWT.

Niat Puasa Asyura

"Nawaitu shauma yaumi 'asyura'a sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah ta'ala.

Suatu hari, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat berpuasa di hari Asyura. Namun, sahabat menjawab hari itu bertepatan dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana dikutip dari kitab Riyadhus Sholihin: "Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Seandainya aku masih hidup hingga tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram, yakni puasa Tasu'a." (HR. Muslim)

Tujuan dari puasa Tasu'a itu adalah untuk menyelisihi puasa di hari Asyura yang dilakukan oleh orang Yahudi. Namun, belum sampai datang tahun berikutnya, Rasulullah SAW sudah menghadap ajalnya. Karena itulah, dua hari itu pada hari kesembilan dan kesepuluh termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.

Hari Asyura memiliki keutamaan yang sangat besar dan kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Sebab, di dalamnya terjadi berbagai kejadian bersejarah yang sangat penting dalam Islam.

Ibnu Abbas berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW sangat bersemangat untuk berpuasa di suatu hari, kecuali di hari ini (hari Asyura) dan di bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Salah satu hadits yang menyebutkan keutamaannya ialah hadits dari Abu Qatadah Ra. "Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada hari Asyura', maka beliau menjawab, 'Puasa tersebut dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Menurut Imam Nawawy, yang dimaksud dengan kafarat dosa itu adalah penghapus dosa-dosa kecil. Hari Asyura juga disebutkan sebagai hari di mana Allah menurunkan ampunan-Nya.

 
Berita Terpopuler