Muslim Nova Scotia di Kanada Kembali Rayakan Idul Adha Bersama 

Masjid Ummah menggelar sholat Idul Adha di luar ruangan pertama kali sejak pandemi.

Republika/Yogi Ardhi
Muslim Nova Scotia di Kanada kembali Rayakan Idul Adha Bersama 
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, HAILFAX -- Mohamed Elsaraiti, seorang penjual toko daging halal di Kota Hailfax, Nova Scotia, Kanada mengaku biasanya melayani hampir 150 pelanggan setiap hari. Namun, momen Idul Adha yang dirayakan pada Jumat (8/7/2022) membuat tokonya bersama toko daging halal lain lebih sibuk pada waktu tersebut. 

Baca Juga

"Kemarin, saya dan pemiliknya sudah bangun sejak pukul 05.00 untuk pergi dan bersiap-siap untuk hari itu. Dan kami sudah berlari tadi malam sampai pukul 01.00," kata kata Elsaraiti dilansir dari CBC News, Ahad (10/7/2022).

Banyak dari pelanggan yang sibuk mengantre di Toko Daging Al Hilal dan Masakan Timur Tengah lainnya. Banyak dari mereka mengambil beberapa tas belanjaan penuh dengan irisan daging untuk mempersiapkan Hari Raya bersama keluarga 

 

Idul Adha adalah salah satu dari dua hari libur utama Muslim, yang merayakan akhir dari ziarah tahunan ke Makkkah. Serta tentang kisah Nabi Ibrahim yang bermimpi bahwa Allah memerintahkannya untuk mengorbankan putranya.

 

Liburan dirayakan dengan pertemuan sosial besar, doa bersama dan dengan mengorbankan hewan dan berbagi daging dengan keluarga, teman dan anggota masyarakat. Abdullah Yousri, imam Masjid Masjid Ummah di Halifax, mengatakan memberi sedekah juga merupakan bagian penting dari Idul Adha.

"Kami berbagi makanan dan berbagi daging [dan hadiah] dengan keluarga, dengan teman-teman ... dan juga untuk masyarakat yang kurang beruntung, kami akan memberikan banyak amal selama hari-hari ini," katanya. 

Yousri mengatakan keluarga sering memilih badan amal mereka sendiri untuk disumbangkan, dan itu bisa lokal atau di seluruh dunia.

 

Inflasi memakan korban

Elsaraiti mengatakan toko tempat dia bekerja telah melihat banyak pelanggannya terkena dampak inflasi, yang mencapai titik tertinggi sejak 1980-an. "Siapa pun yang dulu datang membeli domba utuh, sekarang mereka membeli setengah domba, beberapa kilogram dan sebagainya. Jadi penjualannya turun," katanya.

Elsaraiti mengatakan kondisi ini memicu pemilik toko untuk bekerja dengan pemasoknya, Daging Oulton di Lembah Annapolis, untuk menurunkan harga menjelang Idul Adha. Toko mengubah harga domba dari Rp 164 ribu per pon menjadi kurang dari Rp 150 ribu. 

"[Pemiliknya] berkata, 'Saya akan membantu orang-orang juga. Mereka mengubah harga, dan sekarang orang-orang kembali menggunakannya," ujarnya. 

Perayaan di sekitar provinsi

Tahun ini, Masjid Ummah menggelar sholat Idul Adha di luar ruangan untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai. Yousri mengatakan ribuan orang dari seluruh penjuru datang ke masjid sepanjang hari.

"Lapangan itu penuh dengan saudara perempuan dan laki-laki dan anak-anak yang berkumpul untuk merayakannya," katanya. 

Yousri mengatakan setelah sholat, orang-orang berbagi makanan sementara anak-anak bermain di istana goyang, bertemu keluarga utama dan mengunjungi hewan ternak.  Komunitas juga merayakannya dengan pelayaran pelabuhan dan perjalanan berkemah di Cape Breton pada akhir pekan nanti.

 

"Beda [tahun ini] karena kita bisa kumpul dan silaturahim. Bagi kami, ini adalah momen di mana kami berkumpul dan makan bersama, berbagi, dan mengunjungi. Semua itu tidak mungkin terjadi selama pandemi. Orang-orang telah merindukan ini selama dua tahun sekarang," jelasnya. 

 
Berita Terpopuler