Dokter: Ubah Gaya Hidup Sebelum Ikuti Program Bayi Tabung

Calon ibu dan calon ayah harus memeriksakan diri sebelum menjalani bayi tabung.

Pixabay
Ibu hamil (Ilustrasi). Calon ibu dan calon ayah yang akan menjalani program bayi tabung harus melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, misalnya dengan tidak merokok dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh calon ibu dan calon ayah sebelum menjalani program bayi tabung. Hal yang paling utama ialah tidak menunda untuk berkonsultasi dengan dokter dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Baca Juga

"Pertama, jangan ditunda. Baik dari sisi pria dan wanitanya, jangan tunda melakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan sebaik-baiknya," kata General Manager Medical Business & Operations Morula Indonesia dr Azhar Nurbahri MD saat bertemu media di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Dr Azhar mengingatkan bahwa keinginan memiliki anak membutuhkan kontribusi bersama calon ibu dan calon ayah. Itu artinya, keduanya harus diperiksa kesehatannya.

"Jangan cuma calon ibunya saja," tuturnya.

Dr Azhar menjelaskan, calon ibu dan calon ayah harus melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, misalnya dengan tidak merokok dan selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan perubahan gaya hidup tersebut penting dilakukan sebab pasangan suami istri harus dipastikan dalam kondisi sehat.

Pasangan juga harus mengetahui kondisi kesuburan mereka agar program kehamilan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat secara medis. Tes kesuburan biasanya meliputi pengecekan kualitas sperma, kualitas rahim, leher rahim, indung telur hingga tuba falopi, konsultasi gaya hidup yang mendukung kehamilan, hingga indikasi masalah infertilitas.

Selain itu, calon ibu dan calon ayah juga harus menyiapkan mental. Kemampuan mengelola emosi menjadi hal yang sangat penting dalam menjalani program bayi tabung.

"Yang susah itu stres. Stres ini harus dikurangi supaya bisa mendapatkan program bayi tabung yang sukses," ujar dr Azhar.

Terakhir, yang tak kalah penting, menurut dr Azhar, adalah mempersiapkan kondisi finansial. Calon ibu dan calon ayah tentu harus memiliki cukup dana untuk menjalani program bayi tabung.

"Untuk biaya program bayi tabung, itu akan berbeda-beda tergantung dengan kondisi masing-masing pasien," kata dr Azhar.

In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung telah menjadi alternatif utama bagi pasangan suami istri yang tak kunjung mendapatkan buah hati meski telah menikah bertahun-tahun. Adapun faktor penyebab sulit memiliki keturunan, menurut dr Azhar, bisa jadi karena usia yang sudah tak lagi muda atau ada masalah kesuburan, baik dari pihak istri maupun suami.

"Kalau perempuan, misalnya menikah di atas usia 30 atau 35, atau ada penyakit endometriosis. Bisa juga karena udah punya anak, lima tahun kemudian susah punya lagi, itu karena makin tua, reproduksi berkurang. Pada laki-laki juga, sperma yang tadinya enggak ada masalah, jadi ada masalah," ujar dr Azhar.

 

 
Berita Terpopuler