6 Penyebab Tubuh Berkeringat Saat Tidur, Salah Satunya Terkait Kanker

Berkeringat saat tidur relatif umum, tetapi bisa juga dipicu oleh kondisi kesehatan.

Pixabay
Bangun tidur (ilustrasi). Berkeringat saat tidur malam bisa terjadi akibat sejumlah kondisi kesehatan, mulai dari infeksi, menopause, hingga kanker.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keringat saat tidur malam pasti tidak nyaman. Meskipun sebenarnya relatif umum, berkeringat ketika tidur malam bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi.

Dalam beberapa kasus, keringat saat tidur malam bisa menandakan masalah mendasar yang lebih serius seperti hipoglikemia atau infeksi. Berikut adalah enam alasan tubuh berkeringat di malam hari dan kapan harus segera berkonsultasi ke dokter.

1. Menopause
Ketika menopause, produksi estrogen, progesteron, dan testosteron akan menurun. Perubahan ini, terutama perubahan kadar estrogen, dapat memicu hot flash dan keringat malam.

Penurunan kadar hormon menyebabkan termostat internal yang disebut hipotalamus, menjadi lebih sensitif terhadap sedikit perubahan suhu tubuh. Jika hipotalamus mendeteksi suuhu tubuh terlalu hangat, tubuh dapat memicu keringat malam dan menjadi dingin. 

Baca Juga

Andaikan gejala menopause parah, dokter mungkin harus meresepkan estrogen dosis rendah.

2. Obat-obatan tertentu
Beberapa obat resep dapat mengganggu termostat internal tubuh dan memicu keringat malam, termasuk:

- Obat terapi hormon
- Antidepresan seperti escitalopram (Lexapro) dan sertraline (Zoloft)
- Obat migrain seperti sumatriptan (Imitrex) dan rizatriptan (Maxalt)
- Metadon, yang mengobati gangguan penggunaan opioid
- Obat-obatan yang mengobati gula darah rendah, seperti Glipizide (Glucotrol)

Jika seseorang baru saja memulai pengobatan baru dan mengalami keringat malam, tanyakan segera kepada dokter apakah itu mungkin merupakan efek samping. Dokter mungkin merekomendasikan untuk mengganti obat atau mengurangi dosis.

3. Infeksi
Ketika seseorang kena infeksi, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan memproduksi lebih banyak sel darah putih. Proses ini dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat dan memicu keringat.

Tubuh mungkin mengalami demam dan keringat malam jika memiliki:
- Infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih atau pneumonia
- Infeksi virus seperti flu
- Infeksi parasit seperti malaria

Perlu diingat, berkeringat di malam hari adalah salah satu gejala tuberkulosis yang paling umum. Waspada jika memiliki gejala seperti batuk darah disertai demam.

Seiring dengan keringat malam, demam juga dapat menyebabkan gejala seperti:
- Panas dingin
- Menggigil atau gigi bergemeretak
- Wajah memerah
- Lemah
- Nyeri otot

Ahli saraf dan ahli tidur di Virginia Mason Medical Center, Brandon Peters, mengatakan, jika demam berlangsung lebih dari sepekan atau melebihi 40 derajat Celsius, segera temui dokter. Ia mengatakan, dokter mungkin akan memberi asetaminofen atau cairan intravena untuk menghindari dehidrasi.

4. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi ketika gula darah turun secara tidak normal. Ini paling sering dikaitkan dengan diabetes, tetapi juga bisa terjadi jika seseorang memiliki penyakit pankreas atau gangguan makan.

"Ketika kadar gula darah turun terlalu rendah, kondisi ini dapat mengaktifkan pelepasan adrenalin," jelas salah seorang dokter penyakit dalam di praktik swasta, Nesochi Okeke-Igbokwe.

Saat kadar gula darah turun, kelenjar keringat akan terangsang, dan tubuh mulai berkeringat untuk mendinginkan diri. Ini bisa terjadi di siang atau di malam hari saat sedang tidur.

Beberapa tanda lain bahwa mungkin seseorang mengalami hipoglikemia meliputi:
- Merasa mudah tersinggung atau cemas
- Merasa gemetar
- Merasa bingung
- Detak jantung cepat

Jika gula darah rendah, orang bisa makan sesendok gula atau madu untuk membantu menyeimbangkannya. Tetapi, jika tubuh mengalami hipoglikemia secara teratur, sebaiknya segera temu dokter untuk menentukan pengobatan terbaik.

5. Beberapa kanker
Beberapa jenis kanker dapat menyebabkan keringat malam sebagai gejala awal. Leukemia, misalnya, dapat menyebabkan keringat yang membasahi seprai. Hampir sepertiga pasien leukemia mengatakan ini adalah gejala awal sebelum didiagnosis.

Beberapa gejala leukemia lainnya adalah kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, mimisan, dan sakit tulang. Selain leukemia, limfoma juga dapat menyebabkan keringat malam.

Gejala limfoma lainnya ialah kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, mudah memar, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Jika memiliki gejala-gejala itu bersama dengan keringat saat tidur malam, temui dokter sesegera mungkin.

Beberapa perawatan kanker juga bisa menyebabkan keringat malam, termasuk kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, dan obat-obatan seperti steroid. Terlepas dari apapun penyebab keringat malam, namun jika itu sering terjadi atau semakin parah hingga menyebabkan pakaian tidur atau tempat tidur basah kuyup, maka itu adalah tanda untuk segera menemui dokter.

"Terutama jika itu terjadi tanpa faktor penyebab yang jelas, seperti penyakit atau lingkungan yang panas," kata Peters.

Dokter dapat melihat gejala, melakukan tes darah, dan memberikan pemeriksaan fisik untuk membantu mendiagnosis masalah.

 
Berita Terpopuler