Suami Guru yang Tewas di SD Texas Meninggal Akibat Broken Heart Syndrome, Apa Itu?

Broken heart syndrome berbeda dengan serangan jantung, meski gejalanya mirip.

AP Photo/Evan Vucci
Presiden Joe Biden dan ibu negara Jill Biden mengunjungi tugu peringatan di Sekolah Dasar Robb untuk memberikan penghormatan kepada para korban penembakan massal, Ahad, 29 Mei 2022, di Uvalde, Texas. Suami dari salah seorang guru yang menjadi korban tewas penembakan di SD tersebut dikabarkan meninggal akibat broken heart syndrome.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, UVALDE — Suami dari salah satu guru yang meninggal dalam insiden penembakan massal di sekolah dasar (SD) Texas, AS, dikabarkan meninggal akibat broken heart syndrome. Suami dari guru bernama Irma Garcia itu meninggal beberapa hari setelah istrinya terbunuh dalam tragedi di Robb Elementary School di Uvalde pada Selasa (24/5/2022) lalu.

Irma Garcia tewas bersama satu rekan guru dan 19 siswa. Dua hari kemudian, suaminya yang merasa sangat berduka pun meninggal karena broken heart syndrome.

Suami Irma, Joe Garcia (50 tahun), sempat menabur bunga di peringatan kematian istrinya pada Kamis (26/5/2022) pagi waktu setempat, menurut laporan The New York Times. Dia "hampir jatuh" setelah kembali ke rumah dan kemudian meninggal karena serangan jantung. Hal itu diungkap oleh keponakannya, John Martinez.

Joe dan Irma menikah selama 24 tahun dan memiliki empat anak. Anak tertua, Cristian, bertugas di Korps Marinir, sementara saudaranya, Jose, kuliah di Texas State University. Putri sulung mereka Lyliana adalah siswa kelas dua sekolah menengah, sementara adik perempuannya adalah siswa kelas tujuh.

"Hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di sekolah-sekolah. Itu salah. Itu tidak baik," kata Martinez, seperti dikutip dari laman Stuff, Senin (30/5/2022).

Dalam kampanye GoFundMe yang diluncurkan oleh sepupu Garcia, Debra Garcia Austin, menyatakan bahwa Joe meninggal "sebagai akibat dari keadaan darurat medis". Anggota keluarga telah menghubungkan kematiannya dengan kesedihannya yang luar biasa.

"Tolong terus doakan kami. Saya benar-benar percaya Joe meninggal karena patah hati dan kehilangan cinta dalam hidupnya selama lebih dari 30 tahun terlalu berat untuk ditanggung," demikian pembaruan di laman penggalangan dana.

Motif pembantaian, penembakan sekolah paling mematikan di negara itu sejak Newtown, Connecticut, hampir satu dekade lalu, masih dalam penyelidikan sampai saat ini. Pihak berwenang mengatakan remaja penembak bernama Salvador Ramos tidak memiliki riwayat kriminal atau kesehatan mental yang diketahui.

Terduga penembak berada di dalam ruang kelas Robb Elementary School di Uvalde selama lebih dari satu jam sebelum dia tewas dalam baku tembak, menurut laporan polisi. Remaja tersebut diketahui sempat menembak neneknya sebelum melancarkan tembakannya di sekolah.

Baca Juga

Meninggal akibat broken heart

Meskipun penyebab pasti kematian Joe Garcia tidak jelas, meninggal karena patah hati bukanlah mitos hiperbola. Sindrom patah hati (broken heart syndrome) secara medis dikenal sebagai kardiomiopati takotsubo atau kardiomiopati akibat stres.

Sindrom patah hati dapat terjadi ketika seseorang mengalami stres ekstrem, namun tidak terbatas akibat kehilangan seseorang yang dekat dan tersayang. Sekitar 88 persen kasus sindrom patah hati terjadi pada perempuan, biasanya selama tahun-tahun setelah menopause.

Gejalanya mirip dengan serangan jantung klasik. Gejalanya muncul tiba-tiba berupa nyeri dada yang parah dan sesak napas. 

Berbeda dengan serangan jantung, sindrom patah hati biasanya tidak melibatkan penyumbatan arteri koroner atau kerusakan jantung permanen. Sebaliknya, jumlah stres yang ekstrem mengirim jantung ke keadaan shock, yang kemudian menekan otot jantung dari berdenyut dengan benar, menurut Tracy Stevens MD, seorang ahli jantung di Saint Luke's Mid America Heart Institute di Kansas City.

Meskipun bisa berakibat fatal, broken heart syndrome cenderung kurang mematikan dibandingkan serangan jantung. Tingkat kematian penderitanya sekitar dua persen.

"Broken heart syndrome muncul menyusul stres akut dalam kehidupan orang, mulai dari karena kehilangan pekerjaan hingga kehilangan anggota keluarga," kata Abhijeet Dhoble MD, profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical University of Texas Health Science Center, dikutip dari laman WebMD.

Menurut Dhoble, broken heart syndrome bisa berakibat fatal, tapi kondisinya biasanya bisa dipulihkan. Untuk mengobati sindrom patah hati, dokter biasanya memberikan obat tekanan darah dan pengencer darah, dengan waktu pemulihan yang bisa memakan waktu hingga sepekan.

 
Berita Terpopuler