Tidak Langsung Lumpuhkan Pelaku Penembakan SD Texas, Polisi Mengaku Salah

Polisi menunggu hampir satu jam sebelum menyergap pelaku penembakan SD Texas.

AP Photo/Jae C. Hong
Garis polisi mengelilingi Robb Elementary School di Uvalde, Texas, Rabu, 25 Mei 2022. Keputusasaan berubah menjadi kesedihan yang menyayat hati bagi keluarga siswa sekolah dasar yang terbunuh setelah seorang pria bersenjata berusia 18 tahun membarikade dirinya di kelas Texas mereka dan mulai menembak, menewaskan sedikitnya 19 siswa kelas empat dan dua guru mereka.
Rep: Dwina Agustin Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, UVALDE -- Direktur Departemen Keamanan Publik Texas Kolonel Steven McCraw mengaku keputusan menunggu hampir satu jam untuk menyergap Salvador Ramos selaku penembak massal di sekolah dasar (SD) di Uvalde, Texas, adalah tindakan keliru. Tindakan itu justru menghilangkan banyak korban jiwa dan trauma.

Komandan yang berada di Robb Elementary School, kepala departemen kepolisian distrik sekolah di Uvalde, meyakini pada saat itu anak-anak tidak lagi dalam bahaya dan Ramos berada di balik barikade. Mereka mengira polisi menjadi punya waktu untuk bersiap.

"Melihat ke belakang dari posisi saya sekarang, tentu saja itu bukan keputusan yang tepat. Itu keputusan yang salah, titik," ujar McCraw.

Menurut McCraw, sebanyak dua anak sempat berkali-kali melakukan panggilan darurat dari dua ruangan kelas empat. Ruangan mereka bersebelahan dengan tempat lelaki yang berusia 18 tahun menembakkan senapan semi-otomatis AR-15 pada 24 Mei.

McCraw mengatakan, beberapa dari sebagian besar siswa berusia sembilan hingga 10 tahun yang terjebak dengan pria bersenjata itu selamat dari pembantaian, termasuk setidaknya dua yang menelepon 911. Setidaknya ada delapan panggilan dari ruang kelas ke 911 antara 12:03, setengah jam setelah Ramos pertama kali memasuki gedung, dan 12:50, ketika agen Patroli Perbatasan dan polisi menyerbu masuk dan menembak mati Ramos.

Menurut McCraw, tidak jelas apakah petugas di tempat kejadian mengetahui panggilan itu saat mereka menunggu. Namun, seorang anak perempuan yang tidak disebutkan namanya menelepon pada 12:16 dan mengatakan kepada polisi bahwa masih ada delapan sampai sembilan siswa yang masih hidup. Tiga tembakan terdengar selama panggilan yang dilakukan pada pukul 12:21.

Anak perempuan yang melakukan panggilan pertama memohon kepada operator untuk "kirim polisi sekarang" pada pukul 12:43 dan melakukan panggilan lagi empat menit kemudian. Petugas masuk tiga menit setelah panggilan terakhir itu. Tim taktis menggunakan kunci petugas kebersihan untuk membuka pintu kelas yang terkunci.

Baca Juga

Beberapa petugas melakukan baku tembak awal dengan Ramos tak lama setelah dia memasuki sekolah pada pukul 11:33, ketika dua petugas tersungkur dan berlindung ketika diberondong peluru. Ada sebanyak 19 petugas di lorong pada 12:03, ketika panggilan 911 pertama dari dalam kelas diterima.

Video yang muncul pada Kamis (26/5/2022), menunjukkan orang tua yang khawatir di luar sekolah mendesak polisi untuk menyerbu gedung selama serangan itu, dengan beberapa harus ditahan oleh polisi. McCraw mengakui, protokol penegakan hukum standar meminta polisi untuk menghadapi penembak aktif di sekolah tanpa penundaan, daripada menunggu cadangan atau lebih banyak senjata.

McCraw juga menggambarkan saat-saat lain ketika Ramos mungkin bisa digagalkan. Seorang petugas sekolah, menanggapi panggilan tentang seorang pria bersenjata yang menabrakkan mobil di rumah duka di seberang jalan, melewati Ramos saat dia berjongkok di samping kendaraan di properti sekolah.

Polisi mengatakan, Ramos menembaki dua orang yang berdiri di luar sebelum memanjat pagar ke halaman sekolah. Ramos punya akses masuk ke gedung sekolah dari pintu yang seharusnya selalu tertutup.

Menurut McCraw, pintu tersebut dibiarkan terbuka oleh seorang guru untuk memudahkan orang tua masuk ke dalam sekolah. McCraw menjelaskan, hal itu melanggar kebijakan keamanan distrik sekolah.

"Kami di sini untuk melaporkan fakta, bukan untuk membela apa yang telah dilakukan atau tindakan yang diambil," ujar McGraw.

 
Berita Terpopuler