Johnny Depp-Amber Heard Disebut Saling Menyakiti, Ahli Tepis Kesan Mutual Abusive

Ahli menjelaskan tidak ada yang namanya mutual abusive.

Reuters
Amber Heard dan Johnny Depp. Keduanya menikah dari 2015 hingga 2017. Mereka disebut menjalin hubungan mutual abusive alias saling menyakiti.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Amber Heard sempat mengindikasikan bahwa dia berada dalam hubungan yang abusive atau diliputi kekerasan saat masih menjadi istri Johnny Depp. Dalam sidang pencemaran nama baik yang diajukan Depp, saksi ahli yang merupakan terapis pernikahan untuk pasangan selebritas itu menyebut bahwa keduanya menunjukkan perilaku mutual abuse atau saling menyakiti.

Pernyataan ini dinilai cukup menggelitik karena kecenderungan untuk saling berperilaku menyakiti sebenarnya tidak ada dalam sebuah hubungan yang abusive. Psikolog dan intimacy coach Lori Beth Bisbey mengatakan, dua orang yang menjalin hubungan memang bisa sama-sama berperilaku toxic. Kondisi ini bisa mengarah pada terbentuknya hubungan yang tidak sehat.

Akan tetapi, hal serupa tidak terjadi pada sebuah hubungan yang abusive. Dalam hubungan seperti ini, akan ada satu pihak yang memegang kontrol atau kendali terhadap pasangannya.

"Hubungan yang abusive itu searah," jelas Bisbey, seperti dilansir Insider, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga

Secara umum, istilah abuse menunjukkan sebuah pola perilaku yang digunakan oleh satu orang untuk memegang kendali dan kontrol atas pasangannya. Abuse tak hanya terbatas pada kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan emosional dan verbal. Beberapa contohnya adalah memberikan ancaman dan hinaan, pemaksaan hubungan seksual, penyalahgunaan keuangan, hingga penguntitan.

Apapun bentuk abuse yang terjadi, pihak penganiaya akan memiliki kendali dan kontrol yang lebih besar atas pasangannya. Ketika pasangan tersebut kemudian bereaksi secara fisik, mental, atau emosional dalam tingkat yang dan kasar, hal tersebut tidak serta-merta membuat sang pasangan menjadi seorang penganiaya juga.

"Saya tidak percaya dengan istilah mutual abuse," jelas Glenn.

Reaksi yang intens atas perilaku abusive dianggap sebagai bentuk pembelaan diri. Namun, ketika aksi defensif terjadi ketika tak ada ancaman, aksi tersebut bukan lagi sebuah bentuk pembelaan diri.

"Pembelaan diri terjadi pada momen ketika seseorang menerima kekerasan atau memiliki keyakinan bahwa kekerasan akan segera terjadi," jelas terapis dan pekerja sosial Darcy Sterling.

 
Berita Terpopuler