Psikolog Sebut Amber Heard Idap Histrionic Personality Disorder, Apa Itu?

Orang akan didiagnosis histrionic personality disorder jika memenuhi kriteria khusus.

EPA-EFE/JONATHAN ERNST/POOL
Aktris Amber Heard menghadiri persidangan pencemaran nama baik yang diajukan mantan suaminya, Johnny Depp di Fairfax County Circuit Courthouse di Fairfax, Virginia, AS, 27 April 2022. Psikolog yang menjadi saksi untuk Depp menyebut Heard mengalami gangguan kepribadian histrionik.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang pencemaran nama baik yang dilayangkan Johnny Depp terhadap mantan istrinya, Amber Heard, sempat kembali menjadi perbincangan hangat setelah psikolog forensik dr Shannon Curry memberikan keterangannya. Dalam persidangan, dr Curry menyebutkan bahwa Heard mengidap dua gangguan kepribadian, yakni borderline personality disorder dan histrionic personality disorder.

Dr Curry merupakan psikolog yang menjadi saksi yang diajukan Depp. Psikolog yang merupakan pakar dalam bidang kekerasan oleh pasangan intim itu mengatakan bahwa diagnosis tersebut berasal dari pemeriksaan penilaian psikologis Heard sebelumnya plus pemeriksaan langsung pada dua kesempatan, dan partisipasi dalam tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), serta pengadilan di Alexandria, Virginia.

Gangguan kepribadian histrionik merupakan "saudara" dari gangguan kepribadian narsistik dan antisosial. Gangguan kepribadian histrionik kerap ditandai dengan perilaku yang dramatis, mudah tergugah, tidak menentu, atau mudah berubah.

Baca Juga

Secara spesifik, gangguan kepribadian histrionik digambarkan sebagai perilaku pencari perhatian dan emosi berlebihan. Seorang pasien baru bisa terdiagnosis dengan gangguan kepribadian histrionik bila memenuhi setidaknya lima dari delapan kriteria berikut ini:

1. Merasa tidak nyaman bila tidak jadi pusat perhatian.

2. Memiliki perilaku seduktif atau provokatif.

3. Emosi yang dangkal dan mudah berubah.

4. Memanfaatkan penampilan untuk mendapatkan perhatian.

5. Cara bicara yang impresionis dan bermakna samar.

6. Emosi berlebihan atau dramatis.

7. Mudah dipengaruhi.

8. Menganggap sebuah hubungan lebih intim dibandingkan kenyataan.

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik biasanya menunjukkan karakteristik ini secara pervasif. Selain itu, karakteristik-karakteristik ini juga sampai memengaruhi fungsi keseharian penderitanya.

"Pasien umumnya berpakaian flamboyan, sangat terlibat, dan kadang menghibur. Kisah mereka biasanya sangat menarik dan disampaikan dengan nada yang sangat emosional," jelas Kepala Departemen Psikiatri dan Perilaku Neurosains dari Saint Louis University School of Medicine Dr Erick Messias, seperti dilansir Insider, Selasa (10/5/2022).

Orang yang mengalami gangguan kepribadian histrionik biasanya memilih pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk menjadi pusat perhatian. Sebagian dari pekerjaan tersebut adalah berakting dan mengajar.

Selain itu, pengidap gangguan kepribadian histrionik sangat rentan dimanipulasi. Berbeda dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik, orang dengan gangguan kepribadian histrionik masih memiliki empati terhadap orang lain.

Pada dasarnya, psikoterapi bisa membantu para penderita gangguan kepribadian histrionik. Akan tetapi, banyak pula penderita gangguan kepribadian histrionik yang menemukan cara untuk bisa hidup dengan kondisi mereka dan tak melihatnya tersebut sebagai sebuah masalah.

Sekitar dua hingga tiga persen dari populasi diperkirakan mengalami gangguan kepribadian histrionik. Gangguan kepribadian histrionik ini empat kali lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Belum diketahui apa penyebab gangguan kepribadian ini, namun riwayat keluarga dan riwayat kekerasan seksual di masa kecil dinilai dapat menjadi faktor risiko.

Sebagian ahli menilai istilah gangguan kepribadian histrionik bernada seksis. Beberapa ahli menilai istilah gangguan kepribadian histrionik mungkin akan dikeluarkan dari Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM).

"Saya pikir gangguan kepribadian histrionik merupakan versi yang lebih ringan dari narsisme, tidak melakukan manipulasi jahat sebanyak (narsisme), tapi lebih ke mencari perhatian dengan menggoda dan memiliki emosi dramatis yang dangkal," jelas psikolog klinis Ramani Durvasula.

 
Berita Terpopuler