Studi: Babi Bisa Sebarkan Bakteri yang Kebal Antibiotik ke Manusia

Bakteri Clostridium difficile pada babi dapat menginfeksi usus manusia.

Republika/Bowo Pribadi
Peternakan babi. Studi terbaru menunjukkan bahwa babi dapat menyebarkan bakteri berbahaya yang kebal antibiotik ke manusia, yakni Clostridium difficile.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Denmark telah menemukan bukti bahwa babi dapat menyebarkan bakteri berbahaya yang kebal antibiotik ke manusia, yakni Clostridium difficile. Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi Clostridium difficile yang bisa mengancam jiwa.

Sebuah tim dari University of Copenhagen dan Statens Serum Institut di Denmark menemukan sampel superbug Clostridium difficile lebih umum pada anak babi dan babi betina daripada babi yang dipotong di 14 peternakan babi di Denmark. Perbedaannya mungkin karena babi yang lebih muda memiliki komposisi mikrobiota yang membuat mereka lebih rentan terhadap keberhasilan kolonisasi.

C. difficile adalah bakteri yang menginfeksi usus manusia dan resisten terhadap semua obat kecuali tiga antibiotik yang ada saat ini. Beberapa strain mengandung gen penghasil racun yang bisa menyebabkan peradangan di usus, yang menyebabkan diare parah, sebagian besar dialami pasien lanjut usia dan pasien rawat inap yang telah diobati dengan antibiotik.

"Temuan kami tentang gen resistensi ganda dan bersama menunjukkan bahwa Clostridium difficile adalah reservoir gen resistensi antimikroba yang dapat menyebar di antara hewan dan manusia," kata dr Semeh Bejaoui dari universitas, dilansir dari Times Now News, Selasa (26/4/2022).

Penemuan yang mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa resistensi terhadap antibiotik dapat menyebar lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya. Menurut Bejaoui, studi ini juga menegaskan hubungan dalam rantai resistensi yang mengarah dari hewan ternak ke manusia.

Baca Juga

Studi ini dipresentasikan pada Kongres Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa (ECCMID) 2022 yang diadakan di Portugal. Dalam studi tersebut, tim menyelidiki prevalensi strain Clostridium difficile pada ternak babi dan potensi penyebaran zoonosis dari gen resistensi antimikroba dengan membandingkannya dengan isolat klinis dari pasien rumah sakit Denmark.

Sampel tinja dikumpulkan dari 514 babi dalam dua kelompok dari peternakan di seluruh Denmark antara tahun 2020 dan 2021. Kelompok A mencakup 330 sampel dari induk babi, anak babi, dan babi potong dari empat belas peternakan pada 2020. Sebanyak 184 sampel dalam kelompok B dikumpulkan selama penyembelihan pada  2021.

Dari 514 sampel babi, 54 memiliki bukti Clostridium difficile. Analisis lebih lanjut dari 40 sampel, menemukan bahwa Clostridium difficile lebih umum pada anak babi dan babi betina daripada babi yang dipotong.

Para peneliti berspekulasi bahwa ini mungkin karena perbedaan usia antara anak babi dan babi dewasa, dengan babi yang lebih muda memiliki komposisi mikrobiota yang membuat mereka lebih rentan terhadap kolonisasi yang sukses.

 
Berita Terpopuler