Parlemen Pakistan Pilih Perdana Menteri Baru

Perdana Menteri Imran Khan lengser setelah kalah dalam mosi tidak percaya.

AP Photo/Fareed Khan
Pendukung partai Perdana Menteri Imran Khan yang digulingkan berpartisipasi dalam rapat umum untuk mengutuk penggulingan pemerintah pemimpin mereka, di Karachi, Pakistan, Ahad, 10 April 2022. Dengan mosi tidak percaya parlemen terhadap Khan Minggu pagi, dia meminta para pendukung untuk turun ke jalan sebagai protes dan oposisi politik bersiap untuk memasang penggantinya.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Parlemen Pakistan diagendakan memilih perdana menteri baru pada Senin (11/4). Proses itu digelar setelah Imran Khan, tokoh yang sebelumnya menjabat posisi tersebut, kalah dalam mosi tidak percaya.

Baca Juga

Majelis rendah parlemen Pakistan dijadwalkan bersidang untuk memutuskan perdana menteri baru sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Tokoh oposisi Shehbaz Sharif (70 tahun) difavoritkan untuk mengisi posisi perdana menteri baru. Dia adalah adik dari Nawaz Sharif, tokoh yang pernah tiga kali menjabat sebagai perdana menteri Pakistan. Pada 2017, Mahkamah Agung Pakistan memutuskan bahwa Nawaz dilarang memegang jabatan publik lagi. Hal itu karena kasus korupsi yang melilitnya.

Nawaz divonis sepuluh tahun penjara. Namun, baru beberapa bulan menjalani masa hukuman, dia diizinkan ke luar negeri dengan alasan perawatan medis. Shehbaz adalah tokoh yang turut berperan dalam penggulingan Imran Khan. Mantan atlet kriket itu menuding Amerika Serikat (AS) merupakan dalang di balik kejatuhannya. Partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) telah menyerahkan dokumen yang mencalonkan mantan menteri luar negeri Shah Mahmood Qureshi sebagai calon perdana menteri baru.

Jika Qureshi kalah, PTI telah mengancam bahwa anggota parlemennya akan mengundurkan diri secara massal. Jika hal itu terjadi, ada kebutuhan mendesak untuk menggelar pemilu sela. Sejak merdeka pada 1947, tak ada satu pun perdana menteri terpilih di Pakistan yang menyelesaikan masa jabatannya. Namun, Khan adalah orang pertama yang dilengserkan dengan mosi tidak percaya.

Militer telah memerintah negara berpenduduk 220 juta orang itu selama hampir separuh dari 75 tahun sejarahnya. Oleh sebab itu, kemenangan Khan pada 2018 disambut baik. Namun dukungan terhadapnya berkurang setelah perselisihan mengenai penunjukan kepala intelijen militer dan masalah ekonomo yang memicu kenaikan suku bunga terbesar dalam beberapa dekade.

Meski telah dilengserkan lewat mosi tidak percaya, Khan tampaknya masih menganggap dirinya sebagai perdana menteri. Keterangan pada bagian bio di akun Twitter-nya, masih tertulis sebagai perdana menteri. “Perjuangan kemerdekaan dimulai lagi hari ini,” tulis Khan pada Ahad (10/4/2022) lalu saat menghadapi proses mosi tidak percaya.

 

Ribuan pendukung Khan berkumpul di sejumlah kota, termasuk Karachi, Lahore, dan Peshawar. Mereka memprotes penggulingan Khan sebagai perdana menteri yang berlangsung hingga Senin dini hari. Selain memblokade jalan, para pendukung Khan meneriakkan slogan-slogan yang menentang partai-partai pesaing PTI dan pemerintah AS. 

 
Berita Terpopuler