Orang yang Kurang Tidur Lebih Berisiko Kena Kanker

Tidur nyenyak dan cukup istirahat dibutuhkan oleh tubuh.

Republika/Wihdan
Susah tidur (Ilustrasi). Sejak pandemi melanda, banyak orang yang mengalami susah tidur. Kurang tidur bisa membuat orang berisiko kanker..
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur memainkan peran penting dalam kesehatan Anda. Kurang tidur dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius, termasuk kanker.

Hal ini merupakan salah satu dari hasil penelitian yang dilakukan dokter kondang asal Inggris, Michael Mosley. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengalaman pribadinya yang telah melawan insomnia selama bertahun-tahun. Bahkan, ia sangat berharap bisa tidur nyenyak setiap malamnya.

"Tidur yang nyenyak adalah hal yang luar biasa, saya hanya berharap saya bisa lebih sering mengalaminya," ujar dr Mosley dalam film dokumenter BBC barunya, seperti dilansir laman Express, Rabu (6/4/2022).

Selama pandemi, ternyata dr Mosley tidak sendirian menjadi orang yang kurang tidur. Banyak orang yang berjuang melawan insomnia.

Baca Juga

Bekerja sama dengan University of Oxford, dr Mosley akan mengeksplorasi sejauh mana krisis tidur saat ini. Melihat 207 ribu orang, sensus memperhatikan bahwa rata-rata tidur adalah enam jam dan 48 menit. Jumlah ini masih kurang dari yang dianjurkan para ahli.

Sebagai bagian dari film dokumenter, dr Mosley menjalani tes tidur di rumah, di mana sebuah gadget mengukur berapa banyak dari setiap tahap tidur yang dia dapatkan. Dengan total empat tahap, ada satu yang sangat penting untuk menunjang sistem kekebalan tubuh, yaitu tidur nyenyak atau tahap tiga.

Pakar lain dalam film dokumenter, dr Rachel Sharman, menjelaskan, tahap tidur nyenyak ini sangat penting untuk perbaikan fisiologis. Selain itu, fase tiga dalam tidur itu juga sangat penting untuk memori.

"Mendapatkan banyak tidur nyenyak dan gelombang lambat ini juga membantu meningkatkan sistem kekebalan dan kemampuan kita untuk melawan infeksi," ujar dr Mosley.

Meskipun siap tertidur dengan perangkat melilit kepalanya, dr Mosley tidak tahu bahwa data akan mengungkapkan sesuatu yang mengkhawatirkan. Dia bangun beberapa kali di malam hari.

"Anda berada di tempat tidur selama delapan jam dan 21 menit, tetapi sebenarnya ketika kita perhitungkan semua kasus terjaga yang Anda alami, Anda hanya menghabiskan 75 persen waktu di tempat tidur untuk tidur," jelas dr Sharman kepada dr Mosley.

Terjaga lebih dari 30 menit di malam hari adalah masalah. Gangguan yang berulang ini mencegah dr Mosley mencapai tahap tidur nyenyak serta cukup istirahat.

"Anda kurang tidur. Dan jika kita tidak cukup tidur, kita menempatkan diri pada risiko yang lebih tinggi dari segala macam hal buruk seperti penyakit kardiovaskular, disfungsi metabolisme, dan bahkan kanker," kata dr Sharman.

Hussain Abdeh, seorang apoteker dari Medicine Direct, mengatakan, ada penelitian yang bertentangan tentang bagaimana tidak tidur dengan benar dapat meningkatkan risiko kanker. Namun, ia menyebut bahwa penelitian menunjukkan sejumlah faktor yang berkaitan dengan tidur dapat meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, termasuk durasi, kualitas, dan konsistensi tidur.

Satu studi menyimpulkan orang yang tidur kurang dari enam jam semalam berisiko terkena penyakit kronis, terutama kanker dan strok.
Alasan yang mungkin untuk ini telah ditemukan dalam penelitian hewan.

Penelitian menunjukkan kurang tidur pada hewan menyebabkan kerusakan sel," kata Abdeh.

Ini mungkin menjelaskan peningkatan risiko kanker pada manusia, meskipun belum terbukti pada manusia. Hubungan lain yang mungkin bisa terkait ialah obesitas.

Abdeh mencatat bahwa ini adalah faktor risiko yang mapan untuk kanker dan kurang tidur sebelumnya telah dikaitkan dengan obesitas. Mengenai jenis kanker yang dipermasalahkan, Abdeh mengatakan bahwa Anda mungkin berisiko lebih tinggi untuk kanker payudara, kanker hati, kanker prostat, kanker ovarium, kanker paru, dan kanker usus besar.

 
Berita Terpopuler