PKT Perluas Lahan Pengembangan hingga Lima Kali Lipat pada 2022

PKT menargetkan 25 ribu orang petani menjadi anggota dari program Makmur.

Pupuk Indonesia
Program Makmur resmi diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir di Subang, Jawa Barat pada Agustus 2021.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pupuk Kalimantan Timur (PKT) telah menginisiasi program Makmur yang fokus menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi para petani. Direktur Keuangan dan Umum PKT Qomaruzzaman mengatakan realisasi program Makmur terus meningkat setiap tahunnya sejak diinisiasi pada 2020.

Baca Juga

Sepanjang 2021, ucap Qomaruzzaman, program Makmur berhasil menggandeng 9.780 petani untuk bergabung, melebihi target 2021 yaitu sebanyak 9.000 petani. Selain itu, PKT juga berhasil mengembangkan 18.110 hektar atau berhasil merealisasikan hingga 151 persen dari target 2021.

"Sejak awal terbentuknya program Makmur, kami menciptakan ekosistem pertanian yang kondusif guna mendukung petani mencapai produktivitas optimalnya. Selain mendampingi petani secara intensif dalam proses operasional sehari-hari, kami juga terus memperkuat kolaborasi end-to-end dengan berbagai pihak seperti instansi keuangan, instansi pemerintahan, hingga korporasi," ujar Qomaruzzaman dalam diskusi bertajuk 'Menjawab Tantangan Produktivitas Pertanian Nasional Lewat Pemberdayaan Petani Berkelanjutan' pada Selasa (15/3/2022).

Melalui upaya ini, lanjut Qomaruzzaman,  PKT tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga mendorong tercapainya kesejahteraan petani secara finansial. Qomaruzzaman menyampaikan perusahaan akan terus fokus memperluas pengembangan program Makmur pada tahun ini, terutama ke wilayah Indonesia Timur, mengingat besarnya potensi pertanian di wilayah tersebut. 

Selain itu, Qomaruzzaman sampaikan, PKT juga fokus pada penerapan triple bottom-line 3P (people, planet, dan profit) di setiap langkah yang akan dilakukan ke depannya, guna menjamin budidaya pertanian yang berkelanjutan.

"Integrasi teknologi pun menjadi salah satu fokus PKT agar dalam proses menjalankan program semakin efektif dan efisien untuk mencapai target di tahun ini. Selama lebih dari 2 tahun memperluas program Makmur, PKT juga melihat adanya tren dalam pengembangannya," katanya.

Project Manager Program Makmur PKT Adrian RD Putera mengatakan program Makmur terus dikembangkan berdasarkan karakteristik geografis dan komoditas unggulan di setiap daerah pengembangan. Salah satunya adalah dengan menggali potensi komoditas unggulan alternatif yang mampu memberikan nilai ekonomi lebih bagi para petani, seperti kelapa sawit. Selain itu, lanjut Adrian, kolaborasi dengan kelompok tani di tiap wilayah pengembangan PKT, dapat mempercepat proses keikutsertaan petani ke dalam program Makmur. 

"Kami juga melihat wilayah Indonesia timur memberikan tantangan tersendiri dalam penerapan program Makmur, di antaranya karena medan lahan pertanian, ketersediaan fasilitas, hingga sumber daya manusia," ucap Adrian.

Guna menciptakan manfaat yang lebih luas kepada sebanyak-banyaknya petani, sambung Adrian, PKT menargetkan 25 ribu orang petani menjadi anggota dari program Makmur untuk 2022 sesuai dengan RKAP dan target cakupan lahan mencapai 60 ribu hektare yang tersebar di wilayah pengembangan program Makmur yang dimandatkan kepada PKT, seperti Sulawesi Barat, Selatan, Tengah dan Utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kalimantan Barat, Timur dan Utara, NTB, NTT, serta Papua Barat.

 

Adrian menyebut beberapa wilayah pengembangan program Makmur PKT khususnya di Indonesia timur memiliki tingkat kesejahteraan dan ekonomi daerah yang rendah. "Oleh karena itu, dengan adanya program Makmur ini diharapkan dapat meringankan beban petani di wilayah tersebut dan meningkatkan pendapat mereka sehingga ekonomi keluarga pun meningkat,” ujar Adrian.

Adrian menilai kehadiran program Makmur terbukti memperkuat ekosistem pertanian end-to-end dan membantu petani lebih produktif. Berdasarkan studi yang dilakukan PKT, ucap Adrian, petani Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, di antaranya adalah minimnya akses permodalan, kurangnya fasilitas sarana produksi, pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan praktik budidaya yang intensif, dan jaminan pasar atau offtaker bagi beberapa komoditas utama. 

Oleh karena, dia katakan, program Makmur dirancang untuk menjawab kebutuhan para petani melalui berbagai inisiatif strategis, seperti menjamin adanya pasar atau pihak yang akan membeli hasil panen. 

"Di sini terpilih pihak yang terpercaya dan penuh komitmen untuk membeli hasil panen petani sesuai dengan harga pasar yang ada. Selain itu, offtaker juga dapat mengolah hasil panen untuk menciptakan nilai tambah produk.

Selanjutnya, PKT memberikan akses permodalan bagi para petani yang merupakan mitra program Makmur," ungkap Adrian.

Kata Adrian, sejumlah instansi perbankan seperti BNI, BRI, dan Mandiri juga ikut tergabung dalam program Makmur untuk mendukung petani dengan modal yang dibutuhkan. Selain itu, ungkap Adrian, petani juga mendapatkan perlindungan terhadap risiko gagal panen atau gagal bayar yang mungkin dialami petani melalui asuransi yang tersedia.

Adrian menyampaikan PKT pum melakukan pendampingan teknis bagi para petani yang meliputi kegiatan analisis tanah, pendampingan argonomis dan budidaya, rekomendasi pemupukan, hingga teknologi dan mekanisasi pertanian melalui aplikasi IFARM - RMS untuk melakukan proses monitoring tanaman secara digital dan mengakses ekosistem dari hulu ke hilir (rantai pasok).

"PKT juga mendistribusikan sarana produksi yang diantaranya adalah benih, pestisida, dan pupuk yang terjamin kualitasnya sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas petani," ucap Adrian.

Sejak awal diluncurkan, sambung Adrian, program Makmur dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi petani, dengan sistem pengembangan yang terintegrasi mulai dari riset kebutuhan pasar, inovasi produk, hingga meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

 

"Melalui ekosistem pertanian end-to-end tersebut, kami tidak hanya fokus untuk menjawab tantangan produktivitas pertanian, tapi juga menjamin pertanian yang berkelanjutan," kata Adrian menambahkan.

 
Berita Terpopuler