Kasus Harian Covid-19 Tambah 59.635, Jabar Kembali Terbanyak 

Episentrum penularan Covid-19 saat ini sudah bergeser keluar Jakarta.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas Public Safety Center (PSC) 119 memeriksa kesehatan pasien Covid-19 bergejala ringan di Jalan Dago Pojok, Coblong, Kota Bandung, Jumat (18/2/2022). Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Jabar saat ini menjadi penyumbang terbanyak kasus harian Covid-19 secara nasional.
Rep: Febryan. A, Arie Lukihardianti Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan harian kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 59.635 pada hari ini, Jumat (18/2). Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali menjadi penyumbang kasus terbanyak seperti kemarin, Kamis (17/2). 

Baca Juga

Mengutip data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, tambahan 59 ribu kasus itu disumbang oleh Jabar sebanyak 13.780 kasus. Penyumbang kedua terbanyak adalah DKI Jakarta dengan 8.189 kasus, lalu disusul Jawa Timur dengan 8.037 kasus, dan Jawa Tengah 5.905 kasus. 

Dengan tambahan 59.635 kasus baru hari ini, maka secara akumulatif Indonesia sudah mencatatkan 5.089.637 kasus Covid-19. 

Adapun kasus kematian akibat infeksi virus corona ini juga bertambah 216 pada hari ini. Jika biasanya DKI jadi penumpang terbanyak kasus meninggal, kali ini penyumbang terbanyak adalah Jawa Tengah dengan 49 kasus kematian. DKI jadi penyumbang kedua terbanyak dengan 45 kasus kematian, lalu disusul Jawa Timur dengan 36 kasus. 

Secara akumulatif, total sudah ada 146.044 orang yang meninggal akibat virus ini di Indonesia. 

Sementara itu, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh hari ini bertambah 32.904. Tambahan pasien sembuh paling banyak disumbang oleh DKI Jakarta dengan 11.760 orang, lalu Jawa Timur (5.684), dan Jabar (4.327). Secara akumulatif, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh mencapai 4.447.210 orang. 

Melonjaknya kasus di Jabar melebihi DKI Jakarta sebenarnya sudah disampaikan pemerintah sejak Rabu (16/2) lalu. Pemerintah meyakini DKI telah melampaui puncak penularan virus corona gelombang ketiga. Episentrum penularan pun bergeser ke daerah lain. 

“Beberapa daerah sudah dikenakan level PPKM, terutama sekarang di episentrumnya di Jakarta, kemudian bergeser ke Jawa Barat. Dan tentu dalam 2-3 minggu ke depan bisa ke luar Jawa,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (16/2).

Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meminta kepada masyarakat untuk tenang dan tak perlu khawatir dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Uu yakin bahwa Pemerintah Jabar telah menyiapkan segala hal secara maksimal untuk mencegah gelombang tiga terjadi di Jawa Barat.

“Tidak ada yang dikhawatirkan, dan harapan untuk masyarakat dan kami juga, masyarakat tetap tenang tidak usah panik. Tapi ketenangan ini protokol kesehatan, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), juga vaksin harus tetap dilaksanakan,” ujar Uu saat melakukan peninjauan salah satu Rumah Sakit di Jawa Barat yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka yang menangani pasien-pasien Covid-19 pada Jumat (18/02/2022).

Uu mengatakan, kini rumah sakit di Jawa Barat sudah memiliki kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi Covid-19, seperti menyiapkan ketersediaan oksigen dan juga tempat tidur. Oleh karena itu Uu pun meminta masyarakat bersama-sama hadapi gelombang ketiga di Jawa Barat bersama-sama.

“Bukan berarti kita menantang adanya Corona, tetapi sedia payung sebelum hujan,” katanya.

Meski mengalami peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Barat, kata Uu, peningkatan ini tidak merata di semua daerah Jawa Barat, tetapi hanya di daerah-daerah tertentu seperti Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung Raya.

“Sudah kita ketahui, daerah dan kabupaten yang memang meningkat adalah Bodebek dan Bandung Raya. Bodebek sampai 86 persen sisanya Bandung Raya. Tetapi ada juga daerah-daerah yang memang ada tambahan para penderita Covid tapi tidak seperti Bandung Raya dan Bodebek,” papar Uu.

Sejauh ini, seperti yang dikatakan oleh Uu pada Kamis (17/02/2022) bed occupancy rate (BOR) di Jawa Barat mengalami penurunan hingga 25,91 persen. Sehingga, Uu berharap bahwa tren penurunan kasus positif di Jawa Barat terus berlanjut.

Sebelumnya, Uu pun mengimbau agar masyarakat tidak lalai dalam memperketat protokol kesehatan (prokes). Menurutnya, peningkatan kasus terkonfirmasi yang terjadi selama satu pekan ini salah satunya akibat kelalaian masyarakat. 

Untuk itu, Uu meminta pimpinan daerah kabupaten/kota dan Satgas Covid-19 dapat menggebyarkan kembali sosialisasi prokes dan vaksinasi, di samping memperbanyak pengetesan baik dengan antigen, maupun PCR. 

 

"Alasan meningkatnya kembali kasus Covid-19 karena adanya kelalaian masyarakat, mungkin juga dari satgas dan pemerintah daerah. Mungkin masyarakat sudah mulai bosan dengan keadaan saat ini, tetapi pemda prov, pemkot, pemkab, dan satgas tidak akan bosan menangani kasus Covid-19," paparnya.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana juga meminta masyarakat untuk memperketat prokes di tengah lonjakan kasus Covid-19. Ia meminta agar masyarakat dapat menahan diri tidak mendatangi wilayah yang berpotensi menciptakan kerumunan.

"Dua hari atau tiga hari ini tingkat penyebaran Covid-19 di Jawa Barat mencapai angka tertinggi untuk nasional, kemarin kita 14 ribu sekarang 15 ribu," ujarnya kepada wartawan di Kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Kamis (17/2/2022).

Ia menyebut penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Jawa Barat bergantung kepada kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Vaksinasi pun saat ini sudah mencapai 88 persen dosis pertama dan 63 persen dosis kedua.

 

"Berulang kali saya sampaikan kepada masyarakat, untuk imbauan agar masyarakat tetap disiplin prokes, menjaga jarak, menghindari kerumunan, memakai masker, dan lain sebagainya," katanya.

 

Panduan Batasan Pasien Covid-19 Selesai Jalani Isoman - (Republika)

 
Berita Terpopuler