Episentrum Covid-19 Bergeser ke Luar Jakarta, Dimulai dari Jabar

"Mungkin masyarakat sudah mulai bosan dengan keadaan saat ini," kata Uu.

ANTARA/M Ibnu Chazar
Petugas kesehatan Puskesmas didampingi anggota Polri berjalan menuju rumah warga saat pelaksanaan vaksinasi lansia door to door di Kelurahan Plawad, Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya percepatan vaksinasi COVID-19 khususnya untuk lansia dan anak dalam pengendalian COVID-19 terutama varian Omicron seiring meningkatnya kasus.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri, Arie Lukihardianti, Muhammad Fauzi Ridwan

Baca Juga

Untuk kali pertama pada gelombang ketiga infeksi Covid-19, Jawa Barat (Jabar) menggeser DKI Jakarta dalam hal jumlah kasus harian. Pada Kamis (17/2/2022), kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 16.251 disumbang Jabar jadi yang tertinggi secara nasional.

Di posisi kedua, ada Provinsi Jawa Timur yang mencatatkan 8.977 kasus dan disusul DKI dengan kasus sebanyak 8.536. Di posisi keempat ada Provinsi Banten sebanyak 6.426 kasus dan disusul Jawa Tengah dengan jumlah kasus sebanyak 4.672.

Meskipun angka kasus konfirmasi menurun, kasus kematian tertinggi tetap berada di DKI Jakarta. Tercatat, dari 206 kasus kematian pada hari ini, 64 kasus terjadi di DKI.

Secara nasional, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia masih terus melonjak. Pada Kamis (17/2/2022), kasus konfirmasi sebanyak 63.956 sehingga total saat ini sudah ada 5.030.002 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini kasus konfirmasi positif Covid-19 lebih didominasi oleh kasus-kasus di Jawa dan Bali. Masyarakat diharapkan tetap tenang karena pemerintah sudah lebih siap menghadapi fase peningkatan gelombang varian omicron mengingat pembelajaran di gelombang delta pada Juli–Agustus 2021.

“Kami memprediksi bahwa peningkatan kasus di Pulau Jawa, di luar Jawa, dan Bali akan mulai terjadi dalam beberapa minggu ke depan melihat pola dari pembelajaran selama gelombang delta sebelumnya,” kata dr Nadia.

Pada Rabu (16/2/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, saat ini episentrum Covid-19 bergeser ke Jawa Barat. Ia juga mengingatkan, dalam dua hingga tiga minggu ke depan, episentrum Covid-19 dapat bergeser hingga daerah di luar Jawa.

“Beberapa daerah sudah dikenakan level PPKM, terutama sekarang di episentrumnya di Jakarta, kemudian bergeser ke Jawa Barat. Dan tentu dalam 2-3 minggu ke depan bisa ke luar Jawa,” kata Airlangga saat konferensi pers seusai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Rabu (16/2).

Airlangga pun meminta masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaannya dan menjaga agar penularan kasus tak terus mengalami peningkatan. Yang membedakan dari lonjakan varian omicron dengan gelombang delta, yakni angka keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang saat ini masih di angka 33,41 persen

“Jadi, ini membedakan dengan kasus delta yang lalu,” kata dia.

Ia pun memastikan, pemerintah telah mendorong peningkatan layanan telemedisin dan juga ketersediaan obat bagi pasien Covid-19. Pasien positif yang tanpa gejala atau mengalami gejala ringan diminta agar melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, daerahnya siap menghadapi gelombang ketiga infeksi Covid-19. Menurut dia, saat ini angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate rumah sakit di Jabar saat ini 25,91 persen, dengan wilayah sebaran Covid-19 tertinggi di kawasan Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung Raya. 

Menurut Uu, sebanyak 17 kabupaten/ kota di Jabar saat ini kembali ke PPKM Level 3, dan sembilan kabupaten/ kota di level 2. Kabupaten Pangandaran menjadi satu-satunya wilayah yang berada di level 1. 

"Update hari ini, jika mengacu pada kapasitas maksimal rumah sakit (19.695 tempat tidur). BOR di Jabar 25,91 persen (persentase ini masih di bawah standar WHO 60 persen)," ujar Uu, Kamis (17/2/2022).

"Kami sudah mempersiapkan 23 tempat isolasi terpadu atau isoter, sehingga apabila ada kenaikan kasus tidak akan panik seperti sebelumnya," katanya, menambahkan. 

Uu pun mengimbau agar masyarakat tidak lalai dalam memperketat protokol kesehatan. Menurutnya, peningkatan kasus terkonfirmasi yang terjadi selama satu pekan ini salah satunya akibat kelalaian masyarakat. 

Untuk itu, Uu meminta pimpinan daerah kabupaten/kota dan Satgas Covid-19 dapat menggebyarkan kembali sosialisasi prokes dan vaksinasi. Di samping memperbanyak pengetesan baik dengan antigen, maupun PCR. 

"Alasan meningkatnya kembali kasus Covid-19 karena adanya kelalaian masyarakat, mungkin juga dari satgas dan pemerintah daerah. Mungkin masyarakat sudah mulai bosan dengan keadaan saat ini, tetapi pemda prov, pemkot, pemkab, dan satgas tidak akan bosan menangani kasus Covid-19," kata Uu.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana pun meminta masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan (prokes) di tengah lonjakan kasus Covid-19. Ia meminta agar masyarakat dapat menahan diri tidak mendatangi wilayah yang berpotensi menciptakan kerumunan.

"Dua hari atau tiga hari ini tingkat penyebaran Covid-19 di Jawa Barat mencapai angka tertinggi untuk nasional, kemarin kita 14 ribu sekarang 15 ribu," ujarnya kepada wartawan di Kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Kamis.

Ia menyebut penambahan kasus Covid-19 varian omicron di Jawa Barat bergantung pada kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Vaksinasi pun saat ini sudah mencapai 88 persen dosis pertama dan 63 persen dosis kedua.

"Berulang kali saya sampaikan kepada masyarakat untuk imbauan agar masyarakat tetap disiplin prokes, menjaga jarak, menghindari kerumunan, memakai masker, dan lain sebagainya," katanya.

Pihaknya pun meminta masyarakat yang belum divaksinasi untuk segera mendatangi sentra-sentra vaksinasi termasuk mereka yang belum divaksin booster. Pihaknya tidak dapat bekerja sendiri perlu keterlibatan seluruh pihak dalam mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas.

"Sekali lagi saya ingin berpesan, pesan dari Pak presiden yang menyampaikan bahwa tingkat vaksinasi dan disiplin prokes menggunakan masker menghindari kerumunan. Itu menjadi kunci utama mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin bertambah," katanya.

Meski data pemerintah pusat menyatakan episentrum Covid-19 saat ini bergeser ke Jabar, pada Selasa (15/2/2022) lalu Gubernur Jabar Ridwan Kamil justru yakin, penyebaran varian omicron di Jabar sudah mengalami penurunan.

Saat puncak penyebaran, kasus aktif Covid-19 di Jabar sempat mencapai 13 ribu. Namun, kata Ridwan, sekarang sudah turun lagi ke angka 10 ribu lagi. 

"Dalam hitungan 2 minggu pasti akan turun, insya Allah. Puncaknya harusnya udah kelewat seperti yang disampaikan Pa Menkes," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa.

Terkait situasi Omicron di Jabar, menurut Emil hampir 83 persen Omicron ada di Bodebek dan Kota Bandung makanya hati-hati. Sementara di daerah lainnya, hanya 15 persen bayangkan.

"Jadi di Sumedang, Majalengka, Ciamis dan Cianjur ga terlalu banyak makanya fokus Pemprov Jabar menyelesaikan kasus di Bodebek dan Kota Bandung. Jadi Omicron mah penyebarannya didinya-didinya wae (di situ-di situ saja)," katanya.

 

Obat Covid-19 yang Ternyata tak Bermanfaat dan berbahaya bagi kesehatan - (Republika)

 

Namun, kata dia, berita baiknya rumah sakit yang di duga sama seperti delta, ternyata sekarang rumah sakitnya tak terlalu tertekan. Makanya, 95 persen isolasi di rumah rata-rata kesembuhannya 3 sampai 4 hari sudah sembuh. 

"Seperti prediksi daya fatalitasnya ga terlalu tinggi kayak delta. Kalau delta 13 kali lipat lebih parah dari flu. Kalau omicron ini dua kali lipatnya," katanya.

 
Berita Terpopuler