Jepang Turut Tegaskan Dukungan untuk Ukraina

NATO menuding Rusia berencana menyerang Ukraina, meski dibantah Moskow.

Kevin Lamarque/Pool via AP
Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi bertemu di di Melbourne, Jumat (11/2/2022).
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Yoshimasa Hayashi melakukan pertemuan dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di sela-sela konferensi Quad di Melbourne, Australia, Jumat (11/2/2022). Mereka membahas sejumlah isu, termasuk perihal ketegangan yang sedang berlangsung di perbatasan Rusia-Ukraina.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan bersama, Hayashi dan Blinken menyampaikan keprihatinan besar atas pengerahan militer Rusia ke perbatasan Ukraina. “(Jepang dan AS) secara konsisten mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina,” kata kedua menlu tersebut seperti termaktub dalam siaran pers yang dirilis Kementerian Luar Negeri Jepang, dikutip Anadolu Agency.

Hayashi dan Blinken akan melanjutkan koordinasi erat terkait perkembangan situasi di perbatasan Rusia-Ukraina. AS dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menuding Rusia berencana menyerang Ukraina. Hal itu karena Moskow mengerahkan lebih dari 100 ribu pasukannya ke wilayah perbatasan dengan tetangganya. Rusia telah membantah tuduhan tersebut.

Kendati demikian, pada Kamis (10/2/2022) lalu, Rusia memulai latihan militer gabungan dengan Belarusia di dekat perbatasan Ukraina. Aktivitas itu kian meruncingkan situasi di lapangan. Pada hari yang sama, Ukraina juga menggelar latihan militer di perbatasannya. “Angkatan bersenjata Ukraina siap. Kami mampu dan kami tidak akan menyerahkan satu meter pun tanah Ukraina tanpa perlawanan,” ujar Panglima Angkatan Darat Ukraina Oleksandr Syrskyi saat ditanya Sky News apakah dia memiliki pesan untuk pasukan Rusia yang turut menggelar latihan bersama Belarusia.

Sementara itu, dalam pertemuan Quad, selain Hayashi dan Blinken, turut hadir pula menlu India serta Australia. Salah satu fokus yang bakal dibahas dalam pertemuan itu adalah meluasnya pengaruh militer dan ekonomi China di Asia Pasifik.

Hayashi dan Blinken menegaskan, mereka menentang klaim sepihak China atas Laut China Timur dan Selatan. “(Kami) akan melanjutkan koordinasi yang erat dalam menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan Cina,” kata mereka dalam pernyataan bersama.

“(Kami) sepakat melanjutkan koordinasi yang erat antara Jepang dan AS serta memperdalam kerja sama dengan negara-negara yang berpikiran sama seperti Australia, India, ASEAN, dan Eropa menuju mewujudkan 'Indo Pasifik Bebas dan Terbuka’,” kata Kayashi dan Blinken. 

 
Berita Terpopuler