QRIS Menaikkan Ziswaf Masjid 10 Kali Lipat 

BSI meluncurkan Digitalisasi Ekosistem Masjid melalui 37 masjid di region Aceh.

BSI
Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) TGB M Zainul Majdi (dua daari kanan) dan Anggota Dewan Pengawas Syariah BSI Mohamad Hidayat (tiga dari kiri) saat menghadiri Peluncuran Digitalisasi Ekosistem Masjid di Aceh melalui 37 masjid di Region Aceh sebagai percontohan implementasi program.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Tanah Air khususnya di Aceh. Terbaru, BSI meluncurkan Digitalisasi Ekosistem Masjid melalui 37 masjid di region Aceh sebagai percontohan implementasi program tersebut.

Baca Juga

Wakil Komisaris Utama BSI, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengatakan program tersebut sebagai kelanjutan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara BSI dengan Dewan Masjid Indonesia DMI pada 29 September lalu. Tujuannya mengoptimalkan peran masjid untuk penguatan ekonomi masyarakat.

Kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari Kementerian Agama. Menurut TGB, masjid sebagai tempat ibadah harus dioptimalkan fungsinya bagi kemaslahatan umat.

"Selain sebagai sarana ibadah antara umat dan Sang Pencipta, masjid pun harus menjadi tempat muamalah untuk membangun kemajuan umat," katanya dalam keterangan pers, Senin (27/12).

Salah satunya dengan penyediaan layanan pengelolaan keuangan masjid melalui sistem perbankan syariah sebagai bagian dari program kolaborasi bersama DMI. TGB menyampaikan program Digitalisasi Ekosistem Masjid memiliki banyak bentuk kerja sama yang bertujuan memberikan kemaslahatan bagi ekonomi umat.

TGB pun menekankan bahwa BSI merupakan bagian dari masyarakat di Provinsi Aceh. BSI senantiasa berkomitmen menumbuhkembangkan perekonomian di sana termasuk dengan program ini yang diharap mengembalikan kejayaan perekonomian masyarakat Aceh.

"Begitu BSI hadir di Aceh, maka dia terikat dengan tanggung jawab, yaitu menghadirkan kebaikan menghadirkan kemaslahatan, menghadirkan kehidupan yang bermartabat," katanya.

Komisaris Independen BSI M Arief Rosyid Hasan juga mengatakan Aceh tidak hanya sekadar etalase implementasi keuangan ekonomi syariah di Indonesia. Tetapi juga dunia akan menyaksikan Aceh sebagai pilot project dari implementasi keuangan ekonomi syariah.  

Arief mengatakan Aceh sudah menjadikan syariah sebagai jalan utama, bukan sebagai pilihan atau alternatif. "Sehingga menjadi tugas kita bersama untuk menyukseskan agenda qanun di Aceh," kata Arief.

Adapun kerja sama dalam Digitalisasi Ekosistem Masjid, antara lain pemanfaatan BSI Net Banking sebagai media pengelolaan keuangan masjid. Penggunaan QRIS untuk transaksi sosial zakat, infak, sedekah dan waqaf (ZISWAF) para jamaah.

Kotak-kotak amal masjid akan ditempel QRIS sehingga dana akan langsung tertransfer ke rekening masjid. Kemudian pemanfaatan platform jadiberkah.id untuk crowdfunding proyek wakaf masjid. Penggunaan aplikasi Taqmir Masjid di www.taqmir.com untuk pengelolaan kegiatan masjid dan jamaah yang aplikasinya bisa diunduh di ponsel cerdas jamaah dari Playstore Taqmir.

 

Ada pula kerja sama BSI Smart Agen di mana pengurus masjid menjadi pengelolanya. Selain itu, program referral Kode-in Masjid. Setiap pembukaan rekening jamaah melalui BSI Mobile akan memberikan donasi untuk kebersihan masjid.

Pengurus masjid juga akan memiliki aplikasi digital masjid yang dapat menghadirkan kebutuhan informasi. Baik terkait keuangan, informasi ibadah, maupun kajian masjid yang dapat diakses baik oleh pengurus maupun jamaah masjid secara langsung, kapanpun, dan dimanapun sehingga terjadi transparansi.

Dewan Masjid Indonesia menyampaikan kenaikan donasi di masjid setelah dipasang QRIS. Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) Imam Addaruqudni menyampaikan temuan ini menarik dan dapat mendorong penetrasi QRIS Masjid.

"Saya melihat masjid yang sudah menerapkan ZISWAF dengan QRIS Masjid bisa meningkatkan pendapatannya hingga 10 kali lipat," katanya dalam peluncuran Digitalisasi Ekosistem Masjid Bank Syariah Indonesia di Aceh, seperti dikutip dari keterangan pers, Senin (27/12).

DMI mencatat jumlah masjid dan mushala yang ada di Indonesia mencapai hampir 800 ribu. Sementara jumlah yang sudah tercatat resmi melalui Sistem Informasi Masjid (Simas) Kementerian Agama sebanyak 300 ribu masjid.

Jumlah yang cukup besar ini dapat membawa peran signifikan bagi masyarakat. Bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat peradaban diantaranya dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi umat.

Menurutnya masjid jangan hanya menjadi tempat untuk melakukan ibadah. Masjid bisa menjadi tempat untuk melakukan banyak hal, terutama hal-hal yang berhubungan dengan hal kreatif.

Masjid pun, kata dia, bisa menjadi tempat yang memberikan kemakmuran bagi umatnya. Sehingga harus bisa menjadi tempat untuk mengupayakan kesejahteraan, yaitu dengan kegiatan ekonomi.

"Ini momentum yang tepat untuk kembali menjadikan masjid sebagai pusat masyarakat," katanya.

Selain tempat untuk beribadah, masjid juga dapat menjadi tempat untuk melakukan konsultasi keuangan, terutama bagi masyarakat kurang mampu. Dia pun menyebut dengan upaya ini dapat mendorong proses migrasi rekening massal ke rekening bank syariah.

 

Ia berharap agar perbankan bisa lebih fleksibel dalam melakukan literasi keuangan syariah. Sehingga bisa menjangkau mereka yang belum paham mengenai keuangan syariah.

 
Berita Terpopuler