Menyantap Makanan dalam Keadaan Junub, Bolehkah?

Menyantap makanan dalam keadaan junub, bolehkah?

www.freepik.com.
Makan(ilustrasi).
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam satu kasus, ada sebagian dari kita kerap menyantap makanan dalam keadaan junub. Bolehkah demikian?

Baca Juga

Darul Ifta Mesir dalam sebuah penjelasannya menekankan, menyantap makanan dalam keadaan junub dibolehkan dan tidak ada masalah di dalam perkara ini. Selain itu, juga tidak ada ketentuan syariat yang melarang menyantap makanan dalam keadaan junub.

Soal adanya pendapat bahwa menyantap makanan dalam keadaan junub itu bisa menyempitkan rezeki, Darul Ifta seperti dilansir dari laman Elbalad, menyampaikan bahwa hal tersebut bukan hukum fiqih melainkan hanya pengalaman semata.

Dalam hadits riwayat Muslim, ketika Rasulullah SAW dalam keadaan junub lalu ingin makan atau tidur, maka beliau SAW berwudhu seperti wudhu untuk melaksanakan sholat.

Berdasarkan hadits itu, madzhab Syafi'i dan madzhab Hambali berpandangan bahwa orang yang berada dalam keadaan junub, lalu ingin tidur, makan, minum atau mengulangi persetubuhan, maka sebaiknya untuk membasuh kemaluannya dan berwudhu.

 

 

Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA, ia berkata, "Nabi SAW berzikir kepada Allah dalam seluruh waktu beliau." Sedangkan dalam madzhab Hanafi, orang yang berada dalam keadaan junub jika ingin makan dan minum maka dianjurkan untuk terlebih dulu berkumurdan membasuh dua tangannya.

Pandangan tersebut juga selaras dengan apa yang diriwayatkan dari Imam Ahmad dan Ishaq. Mujahid berkata, "Hendaklah dia membasuh kedua tangannya."

Dalam hadits lain, yang diriwayatkan, juga disebutkan mengenai Nabi SAW yang tidur dalam keadaan junub meski belum berwudhu. Empat kitab Sunan hadis meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air.

 

Terhadap hadits tersebut, Imam Nawawi berpendapat orang yang dalam keadaan junub boleh langsung tidur tanpa wudhu dan membasuh kemaluan.

 
Berita Terpopuler