Saudi akan Pulihkan Kembali Peninggalan Bersejarah Kepulauan

Farasan terdaftar dalam Program Manusia dan Biosfer UNESCO

Arab News
Ikan-ikan di Kepulauan Farasan, Arab Saudi
Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JEDDAH -- Farasan terdaftar dalam Program Manusia dan Biosfer UNESCO, salah satu tujuan Saudi Vision 2030 karena sifat dan arsitekturnya yang unik.

Baca Juga

Selain itu penduduknya dikenal oleh para penyelam dan pedagang mutiara, dan jika melihat lebih dalam, ada lebih dari yang terlihat. Kepulauan ini juga memiliki prasasti Sabean dan Himyarit di rumah-rumah tersebut berusia lebih dari 2.000 tahun.

Selama ratusan tahun, rumah-rumah yang dibangun di Kepulauan Farasan bertahan dari pasir dan menahan badai, panas yang ekstrim, serta kelembaban. Selain itu mereka juga berdiri kokoh melawan pertempuran. 

Keindahan rumah yang sederhana adalah salah satu keajaiban arsitektur Arab Saudi. Terletak 45 kilometer di lepas pantai selatan garis pantai Laut Merah, rumah-rumah dibangun menggunakan tidak lebih dari elemen yang ditemukan di alam seperti batu pulau, karang, dan plester. 

Infografis wisata lembah di Arab Saudi - (Republika)

Fasad mereka dihiasi dengan prasasti yang terinspirasi oleh peradaban India dan Romawi.

 

 

Ibrahim Muftah, seorang penulis dan peneliti dalam sejarah Farasan, mengatakan kepada Arab News bahwa kombinasi alam dan tanah ini sebelumnya pernah terendam air. Dia mengatakan keberadaan makhluk karnasial dan fosil di permukaan pulau atau di kedalamannya membuktikan klaim itu dan menegaskan bahwa orang disana telah menetap di pulau itu sejak Zaman Batu.

Muftah mengatakan batu, terumbu, dan karang di pulau itu mudah dibentuk dan diukir, yang menguntungkan penduduk awal dalam membangun dan memagari rumah mereka. "Ini membantu beberapa negara bersejarah, seperti Romawi, yang menguasai pulau ini pada abad pertama," kata dia dilansir di arabnews.com, Rabu (1/12).

Ini menjelaskan dampak alam dalam metode pembangunan rumah. Sifat geologis pulau-pulau tersebut sebagian besar ditutupi oleh formasi batuan kapur laut yang berbeda dari pegunungan dan bebatuan di pantai timur dan barat Laut Merah, di mana barisan pegunungan dan batuan vulkanik besar ditemukan saat ini.

Dia juga mengatakan penduduk biasa menggiling dan membakar plester dan kapur yang ditemukan di tambang untuk mengecat fasad rumah dan dinding mereka. Fitur ini membedakan pewarna arsitektur penduduk Farasan.

“Melalui bisnis perdagangan mutiara, kunjungan pedagang ke luar negeri mempengaruhi gaya arsitektur asing di rumah-rumah, beberapa di antaranya masih ditemukan hingga saat ini,” kata Muftah.

 

Ibrahim Sayyadi, seorang peneliti dalam sejarah Kepulauan Farasan, mengatakan kepada Arab News bahwa Farasan terdaftar dalam Program Manusia dan Biosfer UNESCO, salah satu tujuan Visi Saudi 2030 karena sifat dan arsitekturnya yang unik. 

"Kami berharap beberapa bangunan yang ada dan yang hancur dipulihkan sesuai visi ambisius Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam melestarikan identitas arsitekturnya,” kata Sayyadi.

Mengingat alamnya yang indah, rumah-rumah ini dapat disulap menjadi akomodasi wisata atau hotel pribadi. Apalagi bahan yang dibutuhkan, seperti batu dan plester, sudah banyak ditemukan di pulau ini.

Desa Al Qassar yang Bersejarah di Pulau Farasan Arab Saudi - (Arab News)

“Saya cukup yakin bahwa Farasan akan menjadi daya tarik utama di Laut Merah. Seiring dengan garis pantainya yang masih asli, habitat yang indah, dan identitas arsitektur yang dipulihkan, ini adalah harta negara saya,"ujar dia.

Huthayfa Madkhali, dosen Manajemen dan Pemasaran Pariwisata di Universitas Jazan, mengatakan bahwa warisan arsitektur Farasan dapat dibagi menjadi rumah penduduk, rumah pedagang, dan benteng atau benteng militer.

“Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional memulihkan dan melindungi desa Al-Qassar, yang merupakan model desa Farasan yang pengawalnya yang terkenal, Ali Mulaissi, berperan sebagai penjaga, pemandu, dan pengagum desanya,” kata dia.

 

 

Begitu memasuki desa, dia menceritakan kisah dan puisi tentang kehidupan orang-orang di desanya di mana dia juga tinggal. Sifat bangunan di Al-Qassar dibedakan dengan alat-alat lokal yang terbuat dari batu dan digunakan untuk konstruksi.

Mutiara hasil buruan warga Kepulauan farasan di Arab Saudi. - (Arab News)

Rumah-rumah desa duduk berdekatan satu sama lain, untuk hubungan timbal balik dan solidaritas sosial. Desa itu memiliki sebuah alun-alun besar, dengan sebuah sumur di sisi setiap rumah yang digunakan untuk perayaan, saat khitanan, panen, kepulangan para migran, dan perayaan lainnya.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler