Masjid di Prancis Menjadi Sasaran Vandalisme

Islamofobia di Prancis semakin memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan.

google.com
Ilustrasi penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  RABAT -- Islamofobia di Prancis semakin memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan. Apalagi tindakan islamofobia ini ditujukan terhadap masjid-masjid di berbagai wilayah Prancis.

Baca Juga

Dua masjid di Besancon dirusak pada malam hari pada Jumat hingga Sabtu pekan lalu. Para penyerang menggunakan cat merah untuk menggambar salib Lorraine di dinding masjid. Salib Lorraine melambangkan perlawanan Prancis terhadap pendudukan Nazi di tahun 1940-an.

Dilansir dari Morocco World News, Rabu (24/11), para pengacau tak dikenal juga menargetkan beberapa mobil yang diparkir di dekat masjid.

Atas kejadian tersebut, Tahar Belhadji selaku juru bicara masjid Saint-Claude mengecam tindakan Islamofobia. Dia mengatakan, para pengacau itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas Muslim.

"Kami mendengar segala sesuatu tentang Islam sekarang, melalui beberapa media dan beberapa politisi yang berdebat tentang agama kami. Mereka menebar ketakutan di antara sesama warga kita," kata dia memperingatkan.

 

 

Beberapa masjid telah menyaksikan tindakan Islamofobia serupa dalam beberapa minggu dan bulan terakhir. Awal bulan ini, Komite Koordinasi Muslim Turki di Prancis mengutuk tindakan Islamofobia yang menargetkan masjid di kota-kota kecil Montelbon, Pontarlier, dan Roubaix.

Setelah itu, Walikota Pontellier pergi ke masjid yang dirusak di kotanya untuk berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Muslim kota. "Kami tidak bisa menerima itu. Kita harus saling menghormati. Ini benar-benar tidak bisa ditoleransi, tak terkatakan," kata walikota tentang tindakan vandalisme.

 

Pejabat lokal Prancis juga mencela penggunaan Salib Lorraine. "Itu adalah simbol gerakan perlawanan melawan pendudukan Nazi. Sangat tidak pantas menggunakan salib Lorraine untuk menandai penentangan terhadap Islam," ucap pejabat tersebut.

 
Berita Terpopuler