Kawasan Eropa Kembali Dihantam Covid-19

Eropa mencatat kenaikan angka kasus infeksi dan kematian akibat covid-19.

AP Photo/Ronald Zak
Sudut Kota Wina dan Sungai Danube di Austria, Sabtu (28/3).
Rep: Rizky Jaramaya, Idealisa masyrafina Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  Oleh: Rizky Jaramaya, Idealisa masyrafina

Baca Juga

JAKARTA -- Eropa mencatat kenaikan angka kasus infeksi dan kematian akibat  covid-19. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kawasan Eropa dan Asia Tengah kembali menjadi  pusat pandemi covid-19.

Pada pekan lalu, Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, jumlah kematian wilayah Eropa dan Asia Tengah akan meningkat sekitar 500 ribu kematian pada Februari, jika pihak berwenang tidak mengambil tindakan. 

Pusat pengendalian penyakit nasional Jerman telah mencatat rekor tertinggi kasus baru virus korona. Institut Robert Koch mengatakan, terdapat 39.676 kasus yang dikonfirmasi pada Rabu (10/11). Jumlah ini melampaui rekor kasus harian sebelumnya pada Jumat pekan lalu yaitu 37.120 kasus baru.

Beberapa rumah sakit mengatakan, dalam beberapa hari terakhir mereka mulai kewalahan menerima pasien Covid-19. Sebagian besar ICU terisi penuh dengan pasien Covid-19, sehingga mereka tidak dapat menerima pasien baru.

"Kami memiliki situasi darurat yang nyata sekarang," ujar Kepala Virologi di Rumah Sakit Charite Berlin, Christian Drosten, dilansir Euro News, Kamis (11/11).

Pejabat pemerintah berulang kali mengatakan, mereka tidak berniat untuk memberlakukan lagi penguncian. Pemerintah mengimbau warga untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Sejauh ini, sekitar 67 persen populasi Jerman telah menerima vaksinasi lengkap. 

Pada Rabu kemarin, komite tetap Jerman untuk vaksinasi menerbitkan rekomendasi baru. Mereka menyarankan warga di bawah usia 30 tahun hanya boleh menerima vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech.

 

 

Kasus virus korona juga melonjak di Slovakia pekan ini. Kementerian Kesehatan Slovakia melaporkan, jumlah kasus harian Covid-19 pada Selasa (9/11) mencapai 7.055. Jumlah tersebut melampaui rekor pada minggu lalu.

Kementerian Kesehatan Slovakia mengatakan, jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit meningkat menjadi 2.478. Sebanyak 370 pasien dirawat pada pekan ini. Sekitar 80 persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit belum sepenuhnya menerima vaksinasi.

“Kami menghadapi perkembangan bencana di rumah sakit. Tingkat vaksinasi perlu dipercepat secara signifikan," ujar Presiden Zuzana Caputova.

Di Republik Ceko infeksi baru melonjak ke tingkat yang mendekati rekor jumlah tertinggi. Sejauh ini, tingkat vaksinasi Slovakia dan Republik Ceko berada di bawah rata-rata di antara negara Eropa lainnya.

Sementara, jumlah infeksi baru dan kematian masih meningkat di Rusia. Negara tersebut mencatat sekitar 40 ribu kasus dan lebih dari 1.100 kematian sejak akhir Oktober. Wakil Perdana Menteri Rusia Tatyana Golikova mengatakan, hampir 83 persen tempat tidur rumah sakit yang disediakan untuk pasien virus korona telah terisi.

Rusia mencatat lonjakan infeksi dan kematian sepanjang musim gugur. Hal ini terjadi di tengah tingkat vaksinasi yang rendah, dan keengganan pemerintah untuk memperketat pembatasan. Kurang dari 40 persen populasi Rusia telah menerima vaksinasi lengkap. Jumlah tersebut tergolong rendah, meskipun Rusia menawarkan empat vaksin yang dikembangkan di dalam negeri.

Di sisi lain, beberapa warga Rusia justru melakukan perjalanan ke Kroasia dan Serbia untuk menerima vaksinasi. Hal ini disebabkan vaksin Sputnik V yang dikembangkan Rusia dan vaksin lainnya belum disetujui oleh WHO dan European Medicines Agency (EMA). 

Secara keseluruhan, gugus tugas virus korona Rusia telah melaporkan 8,9 juta kasus yang dikonfirmasi dan 250.454 kematian sejak awal pandemi. Sejauh ini Rusia mencatat jumlah kematian tertinggi di Eropa. 

 

 

Booster

Italia merespons naiknya kasus infeksi di Eropa dengan memperluas jumlah orang yang memenuhi syarat mendapatkan vaksin booster. Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza mengatakan kepada anggota parlemen di Chamber of Deputies pada hari Rabu (10/11) bahwa siapa pun yang berusia 40 tahun atau lebih bisa mendapatkan suntikan booster mulai 1 Desember.

Dilansir di Euronews, Kamis (11/11), Italia telah menawarkan booster kepada mereka yang berusia 60 tahun ke atas yang menerima dosis vaksin terakhir mereka setidaknya enam bulan sebelumnya.

Negara ini belum terpukul sekeras gelombang terbaru pandemi virus corona seperti beberapa negara utara termasuk Austria dan Jerman serta beberapa negara di Eropa timur. Pihak berwenang Italia berusaha keras untuk tetap seperti itu.

Para ahli memuji sebagian besar tingkat vaksinasi Italia. Hampir 84 persen dari mereka yang berusia 12 tahun ke atas dan memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan telah divaksinasi penuh.

Sejak awal pandemi, Italia juga mewajibkan masker untuk dipakai di dalam ruangan di tempat-tempat seperti supermarket, bioskop, gereja, dan transportasi massal. 

Langkah-langkah anti-pandemi lainnya termasuk persyaratan mulai musim gugur ini untuk apa yang disebut sertifikasi Green Pass untuk vaksinasi, pemulihan dari COVID-19 atau tes negatif untuk mengakses tempat kerja. Sertifikasi sudah diperlukan untuk makan di dalam ruangan, gym, museum dan teater.

Mengumumkan perluasan kelayakan booster untuk 40 tahun ke atas, Speranza menyebut booster bagian penting dari strategi kami untuk memerangi COVID.

"Semakin negara ini berhasil memperkuat dirinya sendiri dalam mempercepat pemberian dosis ketiga, semakin kita akan dapat mengelola akhir musim gugur dan musim dingin, yang merupakan tantangan terbuka lebar dan tidak akan mudah untuk dihadapi," ujar Menteri.

Semua orang yang menerima vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal juga memenuhi syarat untuk mendapatkan booster, tanpa memandang usia. Sejauh ini hampir 40 persen orang yang sudah memenuhi syarat untuk booster di Italia telah mendapatkan dosis ketiga, menurut angka pemerintah Italia.

Dokter dan pakar virus mengatakan sekitar 25 persen dari semua kasus baru-baru ini di Italia terjadi di antara anak di bawah umur, dan pihak berwenang berharap untuk segera mendapatkan persetujuan peraturan untuk vaksin COVID-19 bagi mereka yang berusia 5 hingga 11 tahun.

Di antara daerah yang paling terpukul baru-baru ini adalah Friuli Venezia Giulia, dengan kelompok wabah virus terkait dengan seringnya protes di kota pelabuhan Trieste oleh demonstran yang tidak bermasker dan tidak divaksinasi terhadap persyaratan tempat kerja Green Pass.  

 
Berita Terpopuler