Tentara Israel Terus Bertumbangan di Shujaiya

Perlawanan sengit masih dilancarkan pejuang Palestina di Shujaiya.

IDF
Tentara IDF mengeluarkan prajurit yang terluka dari Jalur Gaza dalam foto tak bertanggal yang dirilis 1 Januari 2023.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Faksi-faksi pejuang bersenjata Palestina terus melakukan perlawanan sengit melawan pasukan pendudukan yang menembus lingkungan Shujaiya di Jalur Gaza utara, untuk hari ketiga berturut-turut pada Sabtu. Para pejuang mengumumkan penghancuran kendaraan militer pasukan penjajahan Israel (IDF) sementara Israel mengakui prajuritnya bertumbangan. 

Baca Juga

Dalam pengumuman terkini, militer Israel mengatakan dua tentaranya tewas di Shujaiya. Kedua tentara berusia 20 tahun dan merupakan anggota Pasukan Terjun Payung. Tentara juga mengatakan bahwa seorang prajurit dari Batalyon 13 Brigade Golan, dan seorang prajurit dari Batalyon “Rotem” dari Brigade Givati ​​terluka parah dalam pertempuran di Gaza utara.

Radio Tentara Israel melaporkan bahwa salah satu yang tewas kemarin terlibat baku tembak dengan pejuang Palestina dari jarak dekat di dalam sebuah rumah di Shujaiya. Sementara tentara lainnya tewas akibat tembakan penembak jitu perlawanan.

Sebelumnya, Aljazirah Arabia melansir, tentara Israel mengevakuasi 4 tentara yang tewas dan 5 tentara terluka pada Jumat malam dalam pertempuran sengit dengan perlawanan Palestina di Shujaiya. Kematian mereka menambah jumlah tentara yang tewas dalam serangan darat yang dimulai pada akhir Oktober menjadi sedikitnya 318 orang.

Israel mengeklaim bahwa kelanjutan operasi militernya di Shujaiya menargetkan "infrastruktur" Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas di wilayah tersebut. Tentara pendudukan juga mengklaim bahwa mereka telah mengepung sebuah kompleks di lingkungan tersebut dan menemukan lokasi pengintaian, peralatan tempur, dan drone. Perusahaan Penyiaran Israel mengatakan bahwa lebih dari 40 konfrontasi terjadi antara tentara dan Brigade Qassam di Shujaiya sejak dimulainya serangan pada Kamis.

Sejak Kamis itu, pejuang Palestina telah melakukan setidaknya 24 serangan terhadap pasukan Israel, menewaskan sedikitnya empat tentara penjajah dan melukai lima lainnya. 

Lembaga pemikir pertahanan yang berbasis di AS, Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project (CTP) melansir, tingkat serangan yang dilakukan oleh pejuang Palestina di Shujaiya sebanding dengan perlawanan terhadap  invasi darat Israel ke Jabalia pada Mei. Saat itu, menyebabkan 33 serangan dilancarkan terhadap pasukan Israel dalam 24 jam pertama. Kondisi saat itu merupakan pertempuran terberat yang pernah dihadapi pasukan Israel sejak invasi darat mereka ke Gaza.

Dalam laporan harian terbaru mereka mengenai pertempuran di Gaza, laporan gabungan ISW/CTP juga mencatat bahwa para pejuang Palestina pada Jumat melakukan serangan dengan granat berpeluncur roket terhadap pasukan Israel dan sebuah pos tempur yang terletak di selatan Kota Gaza.

Semalam, Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa para pejuangnya terus menghadapi pasukan Israel yang memasuki lingkungan Shujaiya dalam “penyergapan yang kompleks,”. Mereka mengumumkan kematian dan cederanya anggota pasukan Israel dalam penyergapan yang telah mereka persiapkan sebelumnya.

Brigade tersebut juga melaporkan bahwa mereka melakukan serangan langsung dengan menembaki pasukan tentara Israel beberapa kali ketika mereka mencoba menembus lingkungan tersebut dengan mortir yang berat, dan mencatat bahwa mereka telah memantau pendaratan helikopter untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka.

Sementara itu, Brigade al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, mengumumkan bahwa sejumlah tentara penjajah tewas dan terluka dengan menargetkan kendaraan militer Tamer dengan peluru tandom di tanah Qandil di Shujaiya.

Brigade al-Quds mengatakan bahwa kendaraan tersebut terbakar dan sebuah helikopter Israel mendarat untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka dari tempat tersebut. Mereka juga mengumumkan telah mengebom sebuah pusat komando dan kumpulan kendaraan tentara Israel dan tentara yang memasuki lingkungan tersebut dengan mortir.

Shujaiya yang bersejarah... baca halaman selanjutnya.

 

Shujaiya dulunya merupakan lingkungan padat penduduk dan penuh dengan kehidupan. Namun militer Israel telah meratakan seluruh wilayah tersebut dalam dua serangan darat, menjadikannya kota hantu yang hampir tidak ada jejak kehidupan manusia, lapor koresponden Aljazirah Arabia, Ismail al-Ghoul.

“Seluruh wilayah telah hancur total, diratakan oleh pasukan pendudukan Israel. Pasukan melakukan dua serangan darat ke Shujaiya. Sekarang, tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia,” kata al-Ghoul. “Sekarang menjadi kota hantu.”

Saat al-Ghoul dan kru Aljazirah sedang syuting, mereka menemukan sesosok mayat tergeletak di tengah tempat yang dulunya merupakan tempat perlindungan sementara. Tidak ada seorangpun yang bisa mendekati jenazah untuk menguburkannya karena takut menjadi sasaran pasukan Israel.

Jenazah pria tersebut merupakan salah satu dari beberapa jenazah yang ditemukan tergeletak di tanah, selain itu banyak korban luka-luka yang terdampar tanpa bantuan apapun. Tentara Israel mengatakan pasukannya melanjutkan operasi di Shujaiya dan “bertempur secara bersamaan di atas dan di bawah tanah”.

Pada Desember lalu, IDF melaporkan kerugian besar dalam serangan darat ke wilayah Shujaiya. Kala itu, belasan tentara Israel ditewaskan Brigade al-Qassamdalam operasi serangan bersama Brigade al-Quds dan faksi-faksi perlawanan Palestina lainnya.

Pukulan telak di Shujaiya saat itu membuat pasukan elite Israel, Brigade Golani, dipaksa mundur dari Gaza. IDF juga mengumumkan pemecatan salah satu komandan brigade itu sehubungan kekalahan dalam pertempuran di Shujaiya.

Wilayah Shujaiya dinamai merujuk Shuja' al-Din Uthman al-Kurdi komandan dalam pasukan Kesultanan Ayyubiyah. Ia gugur dalam pertempuran melawan pasukan Salib di wilayah itu pada abad ke-13. Sebelum serangan Israel, Shujaiya memiliki populasi 92.000 orang di wilayah seluas 6 kilometer persegi, menjadikannya salah satu daerah terpadat di Jalur Gaza.

Warga Gaza kerap mengaitkan nama wilayah itu dengan kata Arab "shajaah" yang artinya "keberanian", menengok sejarah panjang perlawanan di sana. Pada 6 Oktober 1987, tepat sebelum pecahnya Intifada Pertama, Shujaiya adalah tempat konfrontasi bersenjata antara Jihad Islam Palestina dan IDF. Bentrokan tersebut mengakibatkan kematian seorang petugas IDF dan empat pejuang Jihad Islam.

Pada 2014, di wilayah itu terjadi juga pertemputan antara pasukan Israel dan Brigade al-Qassam pada 20 Juli selama serangan Israel ke Gaza tahun itu.  Menurut IDF, wilayah itu telah menjadi bentang pejuang Palestina yang antara tanggal 8 dan 20 Juli menembakkan lebih dari 140 roket ke Israel setelah pecahnya perang.

Pertempuran di Shujaiya saat itu adalah yang tersengit sepanjang sejarah konflik Israel melawan pejuang Palestina.  PBB menyatakan bahwa antara 19-20 Juli, 55 warga sipil, termasuk 19 anak-anak dan 14 perempuan, terbunuh akibat tindakan IDF. 

Berapa total tentara Israel tewas?... Baca halaman selanjutnya

Sumber-sumber media di Israel mengungkapkan statistik yang menunjukkan jumlah kematian di antara tentara pendudukan Israel dan pemukim sejak awal bulan ini di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. 

Saluran Akka melaporkan di akun Telegramnya dari sumber resmi Israel bahwa 26 anggota tentara pendudukan dan satu pemukim tewas sejak awal Juni ini hingga hari ini. Saluran tersebut mendokumentasikan pembunuhan orang-orang ini dalam inventaris berikut menurut pangkat mereka dan operasi di mana mereka dibunuh.

Menurut statistik resmi, jumlah korban tewas tentara pendudukan sejak awal perang pada 7 Oktober telah melebihi 650 orang, sekitar 300 diantaranya tewas sejak awal pertempuran darat pada tanggal 27 bulan yang sama, menurut Israel. tentara. 

Jumlah korban tentara Israel sejak awal perang telah mencapai sekitar 3.800 orang, sekitar 1.900 di antaranya terluka sejak awal serangan darat, sementara rumah sakit dan media Israel mengonfirmasi bahwa jumlah sebenarnya korban dan korban tewas tentara Israel lebih besar. dari apa yang diumumkan.

Selama sembilan bulan berturut-turut, penjajah melanjutkan perang destruktifnya di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menyebabkan tidak kurang dari 37.834 orang menjadi syuhada dan 86.000 orang terluka – kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Serangan Israel juga menimbulkan kerusakan besar-besaran terhadap fasilitas vital dan bangunan tempat tinggal dan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza yang terkepung.

 
Berita Terpopuler