Tugas Berat Penyuluh Agama

Penyuluh agama memiliki peran vital dalam berbagai aspek di masyarakat.

Dok. Istimewa
Mengajar Iqra Di Sebira, Jejak Penyuluh Agama Di Pulau Jaga Utara
Rep: Fuji Eka Permana, Umar Mukhtar, Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fuji Eka Permana, Umar Mukhtar, Zahrotul Oktaviani

Baca Juga

 

JAKARTA -- Penyuluh agama memiliki peran vital dalam berbagai aspek di masyarakat. Pengakuan eksistensi penyuluh agama bisa dilihat dari keterlibatan perannya dalam berbagai bidang.

Salah satunya saat masa pandemi, peran penyuluh agama ini sangat penting dalam sosialisasikan penerapan protokol kesehatan. Tugas penting penyuluh agama bersama tokoh agama disampaikan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurutnya, upaya penerapan protokol kesehatan untuk memaksimalkan perlindungan diri warga terhadap penularan Covid-19. "Para penyuluh agama hingga ke tingkat desa, untuk bersinergi dengan tokoh agama dan masyarakat mengenai disiplin 5M," kata Marves Luhut.

Luhut menilai, perlunya edukasi kepada masyarakat bahwa mematuhi protokol kesehatan itu penting. Salah satunya dengan menggunakan masker dimana terbukti menahan laju penyebaran kasus Covid-19.  

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, pihaknya akan melaksanakan semua kebijakan yang dapat mencegah penyebaran Covid-19. Dia menyebut, siap mengerahkan puluhan ribu penyuluh agama bersama-sama tokoh agama mensosialisasikan kampanye 5M.

Infografis masyarakat Indonesia yang Patuh Protokol Kesehatan - (Republika)

Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Agama, ada sekitar 50 ribu penyuluh agama binaan Kemenag, baik PNS maupun Non PNS yang bertugas hingga level desa. "Mereka dapat difungsikan sebagai duta kampanye penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi kepada tokoh agama dan masyarakat," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Sabtu (24/7).

Dosen dan peneliti Mikrobiologi Medis, Biologi Molekuler dan Imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Budiman Bela menuturkan peran penyuluh agama memang besar sekali dalam mendiseminasikan informasi terutama terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.

"Masyarakat kita sangat mendengarkan penyuluh agama. Kalau mereka termakan hoaks, maka masyarakat juga menjadi tidak peduli terhadap protokol kesehatan," kata Budiman.

 

 

Tugas lain, penyuluh agama diharapkan dapat bertugas menyosialisasikan pengendalian gratifikasi. Hal ini diungkapkan saat diskusi kelompok terfokus bertema "Optimalisasi Peran Para Penyuluh Agama Untuk Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi" yang digelar secara virtual bersama jajaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha pada Jumat (4/6).

Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag, Muhammad Fuad Nasar, mengatakan, program diseminasi anti gratifikasi dan anti korupsi dengan melibatkan penyuluh agama merupakan hal yang sangat strategis. Terlebih jika mereka dibekali dengan pemahaman wawasan pengetahuan tentang seluk beluk tindakan pencegahan korupsi dan gratifikasi.

I Made Tisnu Wijaya, salah seorang penyuluh muda non-PNS yang mengabdikan diri mengajarkan agama dan etika kepada masyarakat Hindu di Kabupaten Klungkung, Bali. - (Republika/Mutia Ramadhani)

Terpisah,  Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) Tri Handoko Seto menyebut Pasca terbitnya Permenpan-RB Nomor 9 Tahun 2021, lanjut Tri Handoko, penyuluh agama menjadi garda terdepan pembinaan umat. Penyuluh agama diharapkan mampu menjadi teladan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pahlawan merupakan orang yang mengorbankan kenyamanan hidupnya agar orang lain bisa mendapatkan kenyamanan seperti dirinya.

“Sebelum penyuluh dapat memenangkan perang di media sosial, penyuluh agama terlebih dulu harus mampu menang dalam dirinya sendiri," lanjutnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, mengakui ada banyak sekali tugas penyuluh agama dan tugas-tugasnya tidak sederhana. Tentu yang mengelola penyuluh agama juga tidak mudah.

Dia mengatakan, tidak ada alasan apapun, tetap penyuluh agama harus ditingkatkan kapasitasnya. Mereka harus bertransformasi dan mereka harus punya pemahaman literasi digital, media, sosial dan agama. Ini program prioritas Kemenag.  

"Saya kira memang perlu ada transformasi secara serius terhadap penyuluh-penyuluh kita, kita melihat sekarang dinamika sosial keagamaan begitu cepat terjadi dan perubahannya sangat tinggi sekali, tentu mengharuskan adanya respon berkualitas dan respon bermutu dari penyuluh-penyuluh agama kita agar bisa menyampaikan pesan-pesan agama secara efektif," ujarnya. 

 

 

 
Berita Terpopuler